Minggu, 02 Oktober 2011

Harry Potter And The Deathly Hallows Bab 4


BAB 4
TUJUH POTTER

(The Seven Potters)

Harry berlari kembali ke kamarnya di lantai atas, kemudian melihat ke jendela untuk menyaksikan
keberangkatan mobil Keluarga Dursley yang menyusuri jalanan. Ujung topi Dedalus terlihat di antara Bibi
Petunia dan Dudley di kursi barisan belakang. Mobil itu kemudian berbelok ke arah kanan di ujungPrivet
Drive , jendelanya memantulkan warna merah dari matahari yang mulai tenggelam, kemudian mobil itu tak
terlihat lagi.
Harry mengangkat sangkar Hedwig, Firebolt, dan tas kantongnya, kemudian melihat ke sekeliling
kamarnya yang sekarang terlihat rapi, dan kemudian menuju ke ruang bawah, di mana dia meletakan
sangkar Hedwig, sapu terbangnya, dan tas kantongnya di dekat bawah tangga. Cahaya di luar mulai
meredup dengan cepat, ruangan itu sekarang dipenuhi oleh bayang-bayang cahaya sore hari. Harry
merasa aneh berdiri sendiri di situ dalam kesunyian apalagi dia nanti akan pergi dari rumah ini untuk
selamanya. Kalau dulu, jika dia ditinggal sendirian di rumah saat Keluarga Dursley pergi jalan-jalan, dia
merasa saat-saat itu adalah sebuah keistimewaan yang jarang dia dapatkan. Dia dapat mengambil
makanan dari kulkas, masuk kamar Dudley untuk bermain-main komputer, atau menonton televisi
sekehendak hatinya. Mengingat hal-hal tersebut membuat Harry merasa hampa, seolah-olah berusaha
mengingat kembali saudara yang hilang.
“Kau tentu juga ingin melihat tempat ini untuk terakhir kali khan?” Harry bertanya kepada Hedwig, yang
tetap menyembunyikan kepalanya di bawah sayapnya. “Kita tidak akan pernah kembali ke sini lagi.
Tentu kau ingin mengingat kenangan-kenangan indah di sini khan? Lihat keset ini. Aku masih ingat
betul…. Dudley muntah di sini setelah aku menyelamatkannya dari Dementor… Dan ternyata dia
berterima kasih, susah dipercaya ya? …… Dan musim panas tahun lalu, Dumbledore melewati pintu
depan itu ….”
Harry tiba-tiba terhenti sejenak seolah-olah ingatannya terputus dan Hedwig tetap meletakan
kepalanya di bawah sayapnya. Harry kemudian membalikkan badannya dari pintu depan itu.
“Dan di bawah ini, Hedwig?” – Harry membuka sebuah pintu di bawah tangga – “adalah dimana aku
dulu tidur! Waktu itu kau belum kenal aku – Ya ampun, ternyata sempit sekali, aku sampai lupa ….”
Harry memandang ke arah sepatu-sepatu yang tersusun di raknya dan payung-payung yang ada
di lemari itu, dia ingat betul bagaimana dia dulu setiap bangun pagi selalu memandang sisi bawah tangga
 itu, yang lebih sering dihiasi sarang laba-laba. Hari-hari itu adalah saat dia belum mengetahui jati dirinya
yang sesungguhnya; juga sebelum dia mengetahui kejadian sesunguhnya yang menyebabkan orang tuanya
meninggal atau mengapa selalu ada hal-hal aneh yang terjadi padanya. Harry juga masih ingat mimpi
mengenai cahaya hijau yang dulu selalu menghantuinya dan suatu hari PamanVernon hampir saja
menabrakkan mobilnya saat Harry menyinggung masalah motor yang dapat terbang…
Tiba-tiba terdengar suara gemuruh di luar. Harry langsung bangkit dan kepalanya terantuk pintu
yang memang rendah. Berhenti sebentar karena kesakitan dan berpikir kata-kata makian apa yang akan
dipilih Paman Vernon dalam situasi seperti ini, kemudian ia berlari ke dapur sambil memegang kepalanya
dan memandang lewat jendela ke arah kebun belakang.
Kegelapan disana seolah-olah membuat riak-riak seperti air dan bergetar. Kemudian satu per
satu sosok orang muncul saat mantra
Disillusionment
hilang. Yang paling besar adalah Hagrid, memakai
helm dan kaca mata
goggle
sambil duduk di atas sepeda motor besar yang dilengkapi kursi samping. Di
sekitar Hagrid orang-orang mulai turun dari sapu terbangnya, namun ada juga , dua orang, yang turun
dari dua ekor kuda kurus bersayapnya.
Sambil membuka pintu belakang, Harry bergegas ke arah mereka. Suara tangis dan salam pun
mulai terdengar saat Hermione merangkulnya, Ron menepuk-nepuk punggungnya, dan Hagrid berkata
“Semua baik-baik saja Harry? Siap untuk berangkat khan?”
“Sudah pasti, aku siap,” kata Harry sambil memandang mereka semua. “Tapi aku tidak tahu kalian akan
ada sebanyak ini!”
“Adaperubahan rencana,” kata Mad-Eye, yang memegang dua buah karung besar, dan mata ajaibnya
berputar-putar cepat melihat ke angkasa kemudian ke dalam rumah kemudian ke kebun lagi. “Sebaiknya
kita masuk dulu sebelum kita bicara lebih lanjut.”
Harry masuk ke dapur kemudian diikuti oleh yang lain sambil tertawa dan bercanda, kemudian
duduk di kursi yang tampak mengkilat karena selalu dibersihkan oleh Bibi Petunia, atau bersandar pada
perlengkapan dapur yang tentu saja tampak bersih sekali; Ron, tinggi dan agak kurus; Hermione,
rambutnya dikepang ke belakang; Fred dan George; tersenyum mirip sekali; Bill, yang punya bekas luka
dan berambut gondrong;
Mr.
Weasley, berwajah ramah, sedikit botak, kaca matanya tampak miring;
Mad-Eye, berpakaian siap perang, berkaki satu, mata ajaibnya yang berwarna biru berputar-putar di
tempatnya; Tonk, rambutnya yang pendek sekarang berwarna
pink
, warna favoritnya; Lupin, agak pucat,
garis-garis lukanya bertambah; Fleur, langsing dan cantik dengan rambut peraknya yang panjang;
Kingsley, botak dan berbadan lebar; Hagrid, dengan rambut dan jenggot yang berantakan, berdiri
membungkuk untuk menghindari langit-langit dapur; dan Mundungus Fletcher, pendek, kotor, dan
malu-malu, matanya agak sayu dan rambutnya memakai penutup kepala. Harry merasa hatinya menjadi
sangat lapang. Dia merasa sangat bahagia dengan kehadiran mereka, bahkan dengan adanya
Mundungus, yang terakhir ia ketemu dengannya saat Mundungus menabraknya.
“Kingsley, aku kira kau menjaga Perdana Menteri Muggle?” kata Harry.
“Dia akan aman semalam walau tanpa aku,” jawab Kingsley, “Kau jauh lebih penting.”
“Harry, kau tahu ini?” Kata Tonks yang bersandar di atas mesin cuci sambil menggoyang-goyangkan
tangan kirinya pada Harry; sebuah cincin tampak berkilauan.
“Kalian sudah menikah ya?” teriak Harry sambil memandang ke arah Tonks kemudian ke arah Lupin.
 “Kami sangat menyesal kau tidak bisa ikut hadir, kami mengadakan acaranya secara diam-diam.”
“Wah, benar-benar menyenangkan, selam –“
“Ya, sudah, sudah, kita bisa bercakap-cakap lagi nanti,” potong Mad-Eye ditengah-tengah keributan,
dan mereka pun terdiam. Moody kemudian menaruh kantong-kantong besarnya dan menengok ke arah
Harry. “Dedalus mungkin sudah memberitahumu, kita tidak akan memakai Rencana A. Pius Thicknesse
memberi masalah yang besar untuk kita. Dia melarang keras Jaringan Floo dihubungkan ke rumah ini,
melarang penempatan
Portkey
, bahkan melarang
Apparate
baik ke rumah ini maupun dari rumah ini, yang
melanggar peraturan ini dapat langsung dipenjara. Katanya demi perlindunganmu, untuk mencegah
Kau-Tahu-Siapa menangkapmu. Benar-benar tidak masuk akal, kita semua tahu bahwa mantra yang
dibuat oleh ibumu sudah cukup untuk melindungimu. Pasti tujuan sebenarnya adalah mencegahmu untuk
keluar dari sini dengan selamat.”
“Masalah kedua adalah: kau masih di bawah umur, Yang artinya kau masih memiliki
Trace
(Jejak)
.
“Aku tidak –“
The Trace
,
the Trace
!” kata Mad-Eye tak sabar. “Mantra yang dapat mendeteksi kegiatan sihir yang
dilakukan oleh orang di bawah umur tujuh belas tahun, dengan cara tersebutlah Kementrian dapat
mengetahui adanya penggunaan sihir di bawah umur! Jika kau, atau orang lain, menggunakan sihir untuk
membawamu pergi dari sini, Thicknesse akan langsung tahu, dan tentu saja para
Death Eater
juga.”
“Kita tidak bisa menunggu sampai
Trace
itu hilang, karena saat kau berumur tujuh belas tahun kau akan
kehilangan perlindungan yang diberikan oleh ibumu, Pendeknya, Pius Thicknesse yakin kau sudah
terpojok olehnya.”
Harry tentu saja setuju dengan Thicknesse yang tidak dikenalnya itu.
“Jadi apa yang akan kita lakukan?”
“Kita akan memakai alat tranportasi lain yang ada, yang tidak dapat dideteksi oleh
Trace
, karena kita
tidak perlu menggunakan sihir untuk menggunakannya: sapu terbang,
thestral
, dan sepeda motor Hagrid.”
Harry merasa ada beberapa kelemahan dalam rencana itu; namun dia menunggu Mad-Eye untuk
membeberkan lebih lanjut.
“Sekarang dengarkan, mantra pelindung dari ibumu hanya akan hilang dalam dua kondisi: ketika kau
beranjak dewasa, atau –“Moody memutar tubuhnya ke sekeliling dapur sambil berkata –“ jika kau sudah
tidak menganggap tempat ini sebagai rumahmu. Kau dan paman serta bibimu akan berpisah malam ini,
dan mengerti sepenuhnya bahwa kalian tidak akan tinggal bersama-sama lagi, begitu khan?”
Harry mengangguk.
“Jadi, nanti saat kau pergi, tidak ada lagi jalan kembali; dan mantra perlindungan itu akan hilang saat kau
berada di luar jangkauannya. Kami memilih untuk membuka perlindungan itu lebih awal, karena pilihan
lainnya adalah menunggu Kau-Tahu-Siapa menangkapmu saat kau berumur tujuh belas tahun.”
“Satu-satunya keuntungan kita adalah bahwa Kau-Tahu-Siapa tidak tahu kita akan memindahkanmu
malam ini. Kami membuat gosip palsu di Kementrian: Mereka mengira kau tidak akan pergi sebelum
tanggal tiga puluh. Namun bagaimana pun juga, yang kita hadapi adalah Kau-Tahu-Siapa, jadi kita tidak
 boleh berharap bahwa dia akan memperoleh tanggal yang salah; dia sudah menyuruh beberapa
Death
Eater
berpatroli di atas daerah ini untuk berjaga-jaga. Jadi kami membuat perlindungan pada selusin
rumah yang dapat kami pakai. Rumah-rumah itu memang terlihat sebagai tempat yang dapat dipakai
sebagai persembunyianmu karena tiap rumah punya hubungan dengan
Order
: di antaranya Rumahku,
Rumah Kingsley, Rumah Bibi Muriel-bibinya Molly – ya kau paham khan maksudnya.”
“Ya,” kata Harry agak berbohong, karena ia masih dapat melihat kelemahan besar dalam rencana itu.
“kau akan pergi ke rumah orang tua Tonks. Jika kau sudah berada dalam jangkauan mantra pelindung
yang sudah kami berikan disana , kau dapat menggunakan sebuah
Portkey
untuk menuju ke
Burrow
(tempat kediaman Keluarga Weasley) .Ada pertanyaan?”
“Eee – ya,” kata Harry. “Mungkin pada awalnya mereka tidak tahu rumah yang mana yang akan aku
tuju, tapi apa ini tidak menyolok” – Harry menghitung dengan cepat di kepalanya – “empat belas orang
terbang bersama-sama menuju rumah orang tua Tonks?”
“Ah,” kata Moody, “Aku lupa memberitahumu satu kunci penting. Kita yang empat belas orang ini tidak
semuanya menuju rumah orang tua Tonks. Akan ada tujuh Potter terbang di angkasa, tiap Potter akan di
temani oleh satu orang, kemudian tiap pasangan itu akan menuju ke tempat perlindungan yang
berbeda-beda.”
Dari dalam jubahnya Moody mengambil sebuah botol penyimpan minuman yang berisi cairan
seperti lumpur. Tanpa perlu penjelasan lebih lanjut; Harry langsung memahami rencana mereka.
No
!” teriak Harry; suaranya memenuhi dapur. “
No way
!”


“Benar khan, sudah ku katakan pada mereka kau akan bereaksi seperti ini,” kata Hermione.
“Jika kalian pikir aku akan membiarkan jiwa enam orang terancam demi aku –!“
“- karena ini yang pertama kali bagi kita semua,” sahut Ron.
“Ini berbeda, kalian akan berpura-pura sebagai aku –“
“Sebenarnya, kami juga kurang setuju Harry,” Kata Fred dengan wajah bersunguh-sungguh.
“Bayangkan jika sesuatu terjadi dan kami harus menjadi orang kurus berkacamata selamanya.”
Harry tidak tersenyum.
“Kalian tidak dapat melakukan ini kalau aku tidak mau memberikan rambutku khan.”
“Wah, susah juga ya,” kata George. “Jelas sekali kami tidak mungkin memperoleh rambutmu kecuali
kau mau bekerja sama.”
“Iya, kami yang tiga belas orang melawan satu orang yang nota bene tidak diperbolehkan memakai sihir,
benar-benar tidak ada kesempatan nih,” kata Fred.
“Ha, lucu,” kata Harry, “lucu sekali.”
“Jika memang harus dengan paksaan, apa boleh buat,” kata Moody. Mata ajaibnya berputar sedikit saat
dia memandang Harry. “Semua yang di sini sudah di atas tujuh belas tahun kecuali kau, Potter, dan
 mereka semua siap menanggung resiko.”
Mundungus menyeringai; mata ajaib Moody berputar ke samping melihat ke Mundungus.
“Ayolah, kita tidak perlu bertengkar. Waktu kita tinggal sedikit. Berikan sedikit rambutmu Harry,
cepat.”
“Tapi ini gila namanya, khan tidak perlu –“
“Tidak perlu!” bentak Moody. “Dengan adanya Kau-Tahu-Siapa berkeliaran di luarsana dan setengah
pegawai Kementrian berada di pihaknya? Potter, jika kita beruntung dia akan memakan mentah-mentah
informasi palsu itu dan berencana menangkapmu pada tanggal tiga puluh, tapi jika aku menjadi dia, aku
akan menyuruh
Death Eater
mengawasi daerah ini. Mereka mungkin sekarang tidak bisa mendekatimu
atau pun rumah ini karena perlindungan ibumu, tapi perlindungan itu akan segera hilang dan mereka tahu
kira-kira di mana letak rumah ini. Satu-satunya kesempatan kita adalah menggunakan umpan. Bahkan
Kau-Tahu-Siapa tidak dapat memecah dirinya menjadi tujuh.”
Harry melirik ke arah Hermione dan kemudian memandang ke arah lain.
“Jadi, Potter – jika kau bersedia, tolong berikan rambutmu.”
Harry memandang ke Ron, yang menunjukan wajah
lakukan saja permintaanya
.
“Cepat!” bentak Moody.
Semua mata memandang ke arahnya, kemudian Harry meraih bagian atas kepalanya,
menggenggam sejumput rambut, dan mencabutnya.
“Bagus,” kata Moody,  kemudian membuka tutup botol yang berisi ramuan itu. “Taruh di sini.”
Harry menaruh rambutnya ke dalam cairan yang seperti lumpur itu. Saat rambutnya bersentuhan
dengan permukaannya, ramuan itu bergejolak dan berasap, kemudian, dalam sekejap ramuan itu berubah
warna menjadi emas cerah.
“Ooh, kau tampak lebih lezat dari pada Crabbe dan Goyle, Harry,” kata Hermione, kemudian melihat
Ron mengangkat alisnya. Hermione agak tersipu-sipu kemudian ia berkata, “Ah, kau tahu yang ku
maksud – ramuan Goyle rasanya seperti comberan.”
“Baiklah, Potter palsu silahkan berbaris di sini,” kata Moody.
Ron, Hermione, Fred, George, dan Fleur berbaris di depan tempat cuci piring Bibi Petunia.
“Kita kurang satu orang,” kata Lupin.
“Ini dia,” kata Hagrid dengan keras, dan mengangkat Mundungus di tengkuknya dan menaruhnya di
samping Fleur, yang menutup hidungnya dan pindah  ke tempat di antara Fred dan George.
“Aku prajurit, aku seharusnya menjadi pelindung saja,” kata Mundungus.
“Diam,” gerutu Moody. “Seperti yang telah ku katakan padamu, dasar kutu busuk,
Death Eater
yang
akan mengejar kita hanya akan menangkap Potter bukan membunuhnya. Dumbledore selalu berkata
 bahwa Kau-Tahu-Siapa Ingin membunuh Potter dengan tangannya sendiri. Justru yang jadi pelindung
yang lebih mengkhawatirkan,
Death Eater
akan langsung membunuh mereka.”
Mundungus terlihat tidak terlalu yakin, tapi Moody telah mengambil selusin gelas kecil dari
jubahnya, lalu menyerahkannya satu per satu, kemudian menuangkan sedikit ramuan
Polyjuice
ke tiap
gelas.
“Ayo minum bersamaan…”
Ron, Hermione, Fred, George, Fleur, dan Mundungus meminum ramuan itu. Mereka
terengah-engah dan meringis begitu ramuan tersebut sampai di tenggorokan mereka; kemudian sosok
mereka mulai meletup-letup dan berubah bentuk seperti lilin panas. Hermione dan Mundungus mulai
tumbuh meninggi; Ron, Fred, dan George menyusut; rambut mereka menjadi hitam, rambut Hermione
dan Fleur seperti tertarik ke dalam kepala mereka.
Tanpa memperhatikan kejadian tersebut, Moody membuka ikatan kantong besar yang dia bawa.
Ketika dia selesai membuka ikatan itu dan melihat ke sekeliling, sudah ada enam Harry Potter yang
terengah-engah di depannya.
Fred dan George saling memandang dan berkata bersamaan, “Wow -  kita kembar identik!”
“Tapi menurutku aku tetap terlihat lebih cakep,” kata Fred sambil berkaca pada ketel.
“Bah,” kata Fleur sambil berkaca pada pintu
microwave
, “Bill, jangan lihat ke aku – aku mengerikan.”
“Bagi kalian yang bajunya kebesaran, aku membawa yang lebih kecil di sini,” kata Moody sambil
menunjuk kantong pertama, “begitu juga untuk yang bajunya kekecilan. Jangan lupa memakai kaca mata,
ada enam buah di kantong bagian samping. Dan jika kalian sudah siap, ada beberapa barang bawaan di
kantong yang satunya.”
Harry yang asli merasa ini merupakan hal paling aneh yang pernah ia lihat, padahal hal-hal yang sangat
aneh sudah sering dia lihat. Dia menyaksikan enam kembarannya mengacak-acak kantong besar itu,
mengambil pakaian, memakai kaca mata. Begitu mereka mulai membuka baju mereka seenaknya, Harry
ingin meminta mereka untuk memberi sedikit privasi, jelas sekali mereka tidak malu-malu memperlihatkan
tubuh Harry dibandingkan memperlihatkan tubuh mereka sendiri.



“Aku tahu Ginny berbohong mengenai tattoo-mu,” kata Ron sambil melihat ke dadanya.
“Harry, matamu benar-benar memiliki pandangan yang buruk,” kata Hermione saat memakai kaca mata.
Begitu mereka selesai memakai baju, para Harry palsu masing-masing mengambil kantong dan
sangkar yang berisi burung hantu berwarna putih dari kantong besar satunya.
“Bagus,” kata Moody, kemudian tujuh Harry yang sudah siap memandangnya. “Aku akan membagi
pasangan sebagai berikut : Mundungus akan bersamaku , memakai sapu terbang –“
“Kenapa aku mesti dengan kau?” gerutu Harry yang berdiri dekat pintu.
“Karena kau yang paling harus diawasi,” sergah Moody, dan mata ajaibnya terus melihat ke arah
Mundungus saat dia meneruskan bicaranya, “Arthur dan Fred –“
 “Aku George,” kata si kembar yang ditunjuk Moddy. “Kau tak bisa membedakan kami bahkan ketika
kami menjadi Harry?”
Sorry,
George –“
“Aku hanya bercanda, Aku memang Fred –“
“Cukup bercandanya!” bentak Moody. “Yang satunya lagi – George atau Fred terserah yang mana –
kau bersama Remus.
Miss
Delacour –“
“Aku bersama Fleur naik Thestral,” potong Bill. “Dia kurang suka naik sapu terbang.”
Fleur berjalan ke samping Bill, kemudian memandangnya dengan pandangan manja dan Harry
asli berharap dengan sepenuh hati bahwa pandangan seperti itu tidak akan pernah muncul lagi di
wajahnya.
Miss
Granger bersama Kingsley, memakai thestral juga –“
Hermione mengangguk yakin saat Kingsley tersenyum padanya; Harry tahu Hermione kurang
‘percaya diri’ memakai sapu terbang.
“Jadi tinggal kau dan aku, Ron!” kata Tonks ceria, tangannya berayun ke arah Ron dan tanpa sengaja
memukul pohon hias.
Ron tidak terlihat seyakin Hermione.
“Dan kau bersamaku, Harry. Tidak apa-apa khan?” kata Hagrid, terlihat sedikit bersemangat. “Kita
akan naik sepeda motor, sapu maupun thestral tidak bisa mengangkatku. Kau duduk di kursi samping,
tempat duduk di motor itu tidak menyisakan tempat jika aku duduk di atasnya.”
“Baguslah kalau begitu,” kata Harry, tidak sepenuhnya jujur.
“Kami mengira para
Death Eater
akan menganggap kau naik sapu terbang,” kata Moody, seperti
mencoba menebak pikiran Harry.
“Snape punya banyak waktu memberitahu komplotannya tentang dirimu, jadi kami memprediksi jika
Death Eater
akan mengejar Potter yang menaiki sapu terbang. Baiklah kalau begitu,” Moody
meneruskan bicaranya sambil mengikat kantong yang berisi baju Potter palsu lalu berjalan ke pintu, “tiga
menit lagi kita berangkat. Tidak perlu repot-repot mengunci pintu,  itu juga tidak dapat mencegah
Death
Eater
untuk masuk. Ayo…”
Harry bergegas mengumpulkan kantongnya, Firebolt, dan sangkar Hedwig lalu berjalan ke kebun
belakang mengikuti yang lainnya.
Sapu-sapu terbang telah berada di genggaman pemiliknya masing-masing; Hermione sudah naik
ke thestral hitam yang besar dibantu oleh Kingsley; demikian pula Fleur yang dibantu oleh Bill. Hagrid
sudah bersiap berdiri di samping motornya lengkap dengan kaca mata
goggle
-nya.
“Jadi ini? Motornya Sirius?”
“Ya, motor yang dulu kupakai,” kata Hagrid sambil memandang  ke Harry. “Dan terakhir kau naik motor
 ini, Harry, kau masih seukuran genggamanku!”
Harry merasa sedikit malu ketika dia duduk di kursi samping motor. Dia jadi beberapa kaki di
bawah yang lainnya; Ron menyeringai padanya yang seperti anak kecil main
bom-bom car
. Harry
memasukkan kantong dan sapu terbangnya ke kolong bawah kakinya dan menjejalkan sangkar Hedwig
di antara lututnya. Sangat-sangat tidak nyaman baginya.
“Arthur membuat sedikit modifikasi.” Kata Hagrid, dan Harry terlihat sangat tidak nyaman.



Hagrid menaiki sepeda motor itu, terdengar sebuah suara retak kemudian motor tersebut turun beberapa
inchi ke tanah. “Motor ini punya sedikit modifikasi di tabungnya. Kalau yang itu ideku.” Kata Hagrid
sambil menunjuk ke arah tombol ungu di dekat
speedometer
.
“Hati-hati, Hagrid.” Kata
Mr.
Weasley, yang berdiri di samping mereka sambil memegang sapu terbang.
“Aku masih tidak yakin dengan tombol itu, dan sudah pasti itu hanya boleh digunakan untuk keadaan
darurat.”
“Baiklah kalau begitu.“ kata Moody. “Semuanya bersiap. Kita harus berangkat pada waktu yang
bersamaan, kalau tidak maka strategi ini tidak akan berjalan.”
Semua menganggukan kepalanya.
“Pegangan yang kuat Ron,” kata Tonks, dan Ron yang memandang Lupin dengan pandangan bersalah
sebelum meletakan tangannya di pinggang Tonks. Hagrid menyalakan motornya: suara motor berderu
seperti naga, dan kursi samping ikut bergetar.
Good luck
, semuanya,” teriak Moody. “Kita akan berkumpul satu jam lagi di
the Burrow
. Pada
hitungan ke tiga. Satu… Dua… TIGA.”

Terdengar suara raungan dari sepeda motor itu, dan kursi samping yang diduduki Harry
bergoyang-goyang dengan keras. Kemudian motor itu terbang ke angkasa dengan cepat, mata Harry
menjadi sedikit berair, rambutnya terhembus ke belakang. Di sekitarnya beberapa sapu terbang juga
melesat; begitu juga dengan thestral. Kakinya, yang dijejali dengan kantongnya dan sangkar Hedwig,
mulai mati rasa. Rasa tidak nyaman ini sampai membuatnya lupa untuk melihat sesaat rumah nomor
empatdi Privet Drive itu. Saat dia menengok ke arah rumah itu, dia sudah tidak dapat membedakan yang
mana rumah Pamannya.



Dan kemudian tiba-tiba, mereka sudah dikepung. Paling tidak tiga puluh sosok berkerudung
berada di angkasa, membentuk formasi di antara anggota
Order
yang baru saja mengangkasa.
Teriakan dan serangan cahaya hijau terlihat di berbagai arah: Hagrid berteriak dan motornya
langsung berputar menghindar. Harry sudah tidak bisa merasakan di mana dia sekarang. Lampu-lampu
jalanan terlihat di atasnya, suara-suara teriakan terdengar di sekitarnya, dia sendiri berpegangan erat
pada kursi samping itu. Sangkar Hedwig, Firebolt, dan kantongnya meluncur terlepas dari bawah lututnya
“ Oh, tidak – TOLONG!”
Sapu terbangnya meluncur, dan Harry hanya bisa menangkap kantongnya dan ujung sangkar
Hedwig saat motor itu berputar lagi ke posisi semula. Baru beberapa detik bernafas lega, kemudian
sebuah serangan cahaya hijau melesat lagi. Burung hantu itu menjerit dan jatuh ke dasar sangkar.
 “Tidak – TIDAK!”
Sepeda motor itu terus melesat ke depan; Harry melihat sekilas para
Death Eater
beterbangan
saat Hagrid menembus formasi mereka.
“Hedwig –
Hedwig –


Tapi burung hantu itu diam tak bergerak seperti mainan di dasar sangkarnya. Harry benar-benar
tak menyangka, dan ketakutan terbesarnya sekarang adalah keadaan teman-temannya yang lain. Dia
menengok ke belakang dan melihat sekumpulan orang bergerak kesana-kemari, terlihat juga
cahaya-cahaya hijau, kemudian terlihat dua pasang temannya di atas sapu terbang melesat ke arah yang
lain, tapi dia tidak tahu siapa saja mereka -
“Hagrid, kita harus kembali, kita harus kembali!” dia berteriak di antara raungan mesin sambil menarik
tongkat sihirnya dan menjejalkan sangkar Hedwig ke dasar kursi, tidak percaya bahwa burung itu sudah
mati. “Hagrid,  CEPAT BERPUTAR KEMBALI!”
“Tugasku mengantarmu ke tempat yang aman, Harry!” teriak Hagrid sambil menambah laju motornya.
“Berhenti – BERHENTI!” teriak Harry, tapi saat dia melihat ke belakang lagi, dua cahaya hijau melesat
di dekat telinga sebelah kirinya. Empat
Death Eater
sedang mengejar mereka, mengarahkan serangan ke
punggung Hagrid yang lebar. Hagrid menghindar, tapi para
Death Eater
itu terus mengejar;
serangan-serangan melesat ke arah
mereka, Harry harus menundukkan kepalanya ke dalam kursi samping itu untuk menghindarinya. Sambil
berkelit di berteriak, “
Stupefy!”
dan cahaya merah melesat dari tongkat sihirnya, membelah formasi
empat
Death Eater
yang beterbangan menghindarinya.
“Bertahan Harry, aku akan melakukan sesuatu!” teriak Hagrid, dan saat Harry menengok ke arah
Hagrid, ia melihat Hagrid menekan tombol hijau di dekat tanda bahan bakar dengan jarinya yang besar.
Sebuah tembok hitam keluar dari knalpot motor. Sambil menarik lehernya Harry melihat tembok
itu melebar di tengah-tengah angkasa. Tiga
Death Eater
menghindarinya, tapi
Death Eater
yang keempat
kurang beruntung; dia hilang dari pandangan dan terjatuh seperti batu, sapu terbangnya terbelah. Salah
satu temannya mencoba menolongnya, kemudian mereka dan tembok itu tidak terlihat lagi ditelan oleh
kegelapan malam, Hagrid menambah laju motornya.
Serangan-serangan dari dua
Death Eater
yang tersisa terus bertambah, melesat di atas kepala
Harry; mereka mengincar Hagrid. Harry membalas dengan
Stunning Spell
-nya (mantra penahan):
Cahaya merah dan hijau berbaur di angkasa, Harry melihatnya seperti kembang api, dan Muggle di
bawah mereka pasti tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi –
“Pegangan, Harry!” teriak Hagrid dan dia menekan tombol kedua. Kali ini sebuah jaring yang lebar
keluar dari knalpot motor, tapi para
Death Eater
itu sudah siap. Mereka dapat menghindarinya, bahkan
teman mereka yang tadi menolong lainnya telah kembali lagi.
Death Eater
itu tiba-tiba muncul dari
kegelapan dan sekarang tiga orang mengejar motor itu sambil menembakan serangan.
“Yang ini pasti berhasil, bertahan Harry!” teriak Hagrid, dan Harry melihat Hagrid menekan tombol ungu
di samping
speedometer
dengan seluruh tangannya.
Sebuah naga api berwarna putih dan biru keluar dari knalpot disertai raungan yang keras,
 kemudian motor tersebut melesat seperti peluru disertai suara metal. Harry melihat para
Death Eater
menghindar dari api yang keluar dari belakang motor, dan pada saat bersamaan Harry merasa kursi
samping yang didudukinya bergetar dengan keras: sambungan metal yang menghubungkan kursi samping
itu dengan motor mulai lepas.
“Tenang Harry!” teriak Hagrid sambil merebahkan dirinya; motor itu sekarang tidak ada yang menyetir,
dan kursi samping motor itu semakin bergetar dengan keras.
“Aku akan memperbaikinya, jangan khawatir!” teriak Hagrid sambil mengeluarkan payung pink-nya dari
kantong bajunya.
“Hagrid! Jangan! Aku saja!”
REPARO!”
Terdengar suara tembakan dan kursi samping itu terlepas dari motornya. Harry melesat ke depan
karena daya dorong motor itu, namun kursi samping itu mulai turun ke bawah –
Dalam keputus-asaan Harry mengarahkan tongkat sihirnya ke kursi samping yang didudukinya
dan berteriak, “
Wingardium Leviosa!”
Kursi samping itu melayang naik seperti gabus, tidak terarah namun paling tidak masih di
angkasa. Harry hanya memiliki waktu sesaat untuk lega, karena serangan-serangan makin banyak ke
arahnya: Tiga
Death Eater
mendekatinya.
“Aku datang, Harry!” teriak Hagrid dari kegelapan, tapi Harry dapat merasakan kursi samping yang
didudukinya mulai turun lagi: sambil menunduk sebisa mungkin dia mengarahkan tongkatnya ke
tengah-tengah para pengejarnya dan berteriak, “
Impedimenta!”
Serangan itu mengenai
Death Eater
yang berada di tengah tepat di dadanya; terlihat orang itu
terlentang di udara seolah-olah ia menabrak tembok yang tak terlihat. Salah satu temannya hampir
tertabrak –
Kemudian kursi samping itu semakin turun, dan
Death Eater
yang tersisa menembakan serangan
yang hampir saja mengenai Harry, dia harus menunduk ke dalam kursi samping itu dan tanpa sengaja
giginya terantuk pinggiran tempat duduknya –



“Aku datang, Harry, aku datang!”
Sebuah tangan yang besar meraih baju Harry dan menariknya keluar dari kursi samping itu;
Harry meraih kantongnya saat dia ditarik ke kursi motor dan sekarang dia berada di belakang Hagrid
dengan posisi membelakangi Hagrid. Saat mereka terbang melesat ke atas menjauhi dua
Death Eater
yang mengejar, Harry meludahkan darah dari mulutnya, kemudian mengarahkan tongkat sihirnya ke kursi
samping yang tadi dipakainya lalu berteriak, “
Confringo!”
Harry merasakan kepedihan atas matinya Hedwig saat kursi samping dan Hedwig yang berada di
dalamnya meledak;
Death Eater
yang berada di dekatnya terlempar dari sapu terbangnya dan terjatuh
hilang dari pandangan; temannya mundur dan menghilang.
“Harry, maafkan aku, maafkan aku,” kata Hagrid, “Aku seharusnya tidak berusaha memperbaikinya –
kau tidak punya tempat – “
 “Sudahlah, tidak masalah lagi, ayo teruskan perjalanan!” sahut Harry, tiba-tiba dua
Death Eater
muncul
dari kegelapan, semakin dekat.
Tembakan serangan muncul lagi, Hagrid menghindar dan ber-zigzag: Harry tahu bahwa Hagrid
tidak berani lagi memakai tombol naga-api itu lagi, karena Harry duduk bersamanya dengan posisi yang
sangat tidak aman. Harry menembakan
Stunning Spell
berkali-berkali ke arah pengejarnya; namun tidak
ada yang mengenai sasaran. Dia menembakan mantra penahan lainnya ke arah mereka:
Death Eater
yang
terdekat berusaha menghindarinya hingga kerudungnya tersingkap, dan saat cahaya merah dari
Stunning
Spell
yang ditembakannya meneranginya, Harry melihat wajah kosong Stanley Shunpike – Stan –
Expelliarmus!”
teriak Harry.
“Itu dia, itu dia, itu yang asli!”
Teriakan
Death Eater
yang berkerudung itu terdengar Harry bahkan di antara deru motor: sesaat
kemudian, kedua pengejarnya mundur dan menghilang dari pandangan.
“Harry, apa yang terjadi?” teriak Hagrid. “Ke mana mereka pergi?”
“Aku tidak tahu!”
Tapi Harry mulai khawatir:
Death Eater
yang berkerudung itu berteriak “Itu yang asli!”;
bagaimana dia bisa tahu? Dia memandang ke kegelapan dan merasakan adanya ancaman. Di mana
mereka?
Harry memutar tubuhnya hingga dia sekarang menghadap ke depan dan kemudian memegang
erat bagian belakang jaket Hagrid.
“Hagrid, gunakan lagi tombol naga-api itu, ayo lekas pergi dari sini!”:
“Baiklah, bertahan Harry!”
Kemudian terdengar kembali suara teriakan yang memekakkan telinga dan api putih-biru
menyembur dari knalpot: Harry terpeleset ke belakang di kursi yang sudah tidak menyisakan banyak
tempat. Hagrid terdorong sedikit ke belakang di atas Harry, hampir melepaskan pegangannya –
“Kurasa kita sudah lolos Harry, kurasa kita berhasil!” teriak Hagrid.
Tapi Harry tidak yakin; ketakutan sangat terlihat di wajahnya saat dia menoleh ke kiri dan ke
kanan karena merasa pengejarnya akan kembali lagi… Mengapa mereka mundur? Salah satu dari
mereka masih memegang tongkat sihirnya….
Itu dia…itu yang asli…
Mereka meneriakkan kata-kata itu
saat dia berusaha menyerang Stan…
“Kita sudah hampir sampai , Harry, sedikit lagi!” teriak Hagrid.
Harry merasakan motor itu turun sedikit, namun cahaya-cahaya di bawah sepertinya masih jauh
sekali layaknya bintang.
Kemudian tiba-tiba bekas luka di kepalanya terasa terbakar: mendadak
Death Eater
muncul dari
kedua sisi motor, dua serangan meleset dari Harry hanya beberapa milimeter, serangan itu berasal dari
 belakangnya –
Dan kemudian Harry melihatnya. Voldemort terbang seperti asap diterpa angin, tanpa sapu
terbang maupun thestral, wajahnya yang seperti ular berkilau di antar kegelapan, tangan pucatnya
mengangkat tongkat sihirnya lagi –
Hagrid berteriak ketakutan dan mengarahkan motornya turun secara vertikal. Sambil
berpegangan erat, Harry menembakan
Stunning Spell
secara acak ke segala arah. Dia melihat sebuah
tubuh melayang melewatinya dan dia tahu bahwa dia mengenai salah satu dari mereka, tapi sesaat
kemudian dia mendengar suara ledakan dan melihat percikan api dari mesin motor; motor itu
berputar-putar hilang kendali –
Cahaya hijau melesat melewati mereka lagi. Harry sudah tidak dapat membedakan mana yang
atas mana yang bawah: Bekas lukanya masih terasa terbakar; dia sudah mengira sebentar lagi nyawanya
akan melayang. Seorang
Death Eater
berkerudung di atas sapu terbangnya hanya berjarak beberapa
kaki darinya, dia melihat orang itu mengangkat tangannya –
“TIDAK!”
Dengan secepat kilat Hagrid melompat dari motornya ke arah
Death Eater
itu; dengan wajah
panik Harry melihat Hagrid dan
Death Eater
itu terjatuh hilang dari pandangan, tubuh mereka berdua
tidak mampu ditopang oleh sapu terbang
Death Eater
itu –
Hanya mengandalkan lututnya yang berpegangan pada motor, Harry mendengar Voldemort
berteriak, “
Miliku!”
Selesai sudah semuanya. Dia tidak dapat melihat atau mendengar dimana Voldemort berada; dia
hanya melihat sekilas
Death Eater
lainnya menjauh dan kemudian terdengar,
“Avada –“
Saat bekas luka di keningnya terasa sakit sekali hingga memaksa Harry menutup matanya,
tongkat sihirnya bergerak sendiri. Dia merasa tongkatnya menarik tangannya  seperti sebuah magnet,
kemudian dia melihat dari matanya yang setengah tertutup, api berwarna emas meluncur kemudian
terdengar suara pecah dan sebuah suara teriakan marah.
Death Eater
lainnya menjerit; Voldemort
berteriak, “
JANGAN
” Entah bagaimana, namun tiba-tiba hidung Harry sudah berada dekat dengan
tombol naga-api. Dia menekannya dengan tangannya yang tidak memegang tongkat dan motor itu
mengeluarkan api lagi, meluncur lurus ke bawah.
“Hagrid!” teriak Harry, berpegangan erat pada motor itu. “Hagrid –
Accio Hagrid
Motor itu semakin kencang, turun ke bawah ke arah tanah. Wajahnya yang terhalang pegangan
motor membuatnya tak dapat melihat apapun selain hanya cahaya-cahaya yang semakin mendekat. Dia
akan terjatuh ke tanah dan tidak ada yang dapat ia lakukan. Di belakangnya terdengar sebuah teriakan
lagi, “
Tongkatmu, Selwyn, berikan tongkatmu!
Harry melihat ke arah Voldemort. Dia dapat melihat mata merahnya dan yakin sekali bahwa itu
adalah hal terakhir yang dia lihat: Voldemort sedang bersiap-siap menyerang lagi –
Tiba-tiba Voldemort menghilang. Harry menengok ke bawah dan melihat Hagrid terlentang di
tanah di bawahnya. Dia menarik pegangan motor sekuat tenaga, mencoba menarik rem tangan, terdengar
suara memekakkan telinga, tanah bergetar, dia terjerembab ke kubangan lumpur.


To be continue....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Search my Blog