Sabtu, 08 Oktober 2011

Harry Potter And The Deathly Hallows Bab 14

BAB 14
PENCURI
(The Thief)


Harry membuka matanya, silau antara hijau dan emas. Dia tidak tahu apa yang telah terjadi, hanya tahu
dia terbaring di antara sesuatu yang tampaknya seperti dedaunan dan ranting. Berusaha untuk
mengalirkan udara ke kerongkongan yang terasa sesak, ia mengerjap dan menyadari bahwa cahaya
menyilaukan tersebut adalah sinar matahari yang masuk melalui kanopi dedaunan jauh diatasnya.
Kemudian sesuatu yang bergerak-gerak mendekati wajahnya. Ia mengangkat tubuhnya beralaskan
tangan dan lutut, bersiap menghadapi sesuatu yang kecil, makhluk yang galak, tetapi melihat bahwa itu
ternyata hanyalah kaki Ron. Mengamati sekeliling, Harry menyadari bahwa mereka berdua dan
Hermione terbaring di hutan, tampaknya mereka hanya sendirian.
Pikiran pertama yang terlintas di benak Harry adalah Hutan Terlarang, dan untuk sekejap, walaupun ia
tahu betapa bodoh dan berbahaya bagi mereka untuk muncul di tanah Hogwarts, hatinya bergejolak
ketika terpikir bahwa mereka mengendap-endap diantara pepohonan di pondok Hagrid. Bagaimanapun,
dalam sekejap waktu yang digunakan Ron untuk merintih perlahan dan Harry mulai merangkak
mendekatinya, ia menyadari bahwa itu bukan Hutan Terlarang. Pohon-pohonnya kelihatan lebih muda,
lebih renggang dan tanahnya lebih bersih.
Dia melihat Hermione, yang juga ditopang tangan dan lututnya, di kepala Ron. Saat matanya memandang
Ron, berbagai pikiran berkecamuk di kepala Harry, melihat basah kuyup darah di seluruh sisi kiri tubuh
Ron, dan wajahnya menonjol, putih keabuan, berlawanan dengan bumi yang bertaburkan daun. Ramuan
Polijus mulai luntur, Ron tampak menjadi setengah Cattermole dan dirinya sendiri. Rambutnya berubah
merah dan semakin merah, ketika wajahnya mengalirkan warna yang tertinggal.
“Adaapa dengannya?”
“Splinching, tubuhnya terpisah,” kata Hermione, tangannya masih sibuk di lengan Ron, dimana darahnya
paling basah dan paling gelap.
Harry melihat, terkejut, ketika Hermione merobek celana Ron. Selama ini Harry selalu berpikir bahwa
Splinching adalah sesuatu yang menggelikan, tapi ini…. Bagian dalam tubuhnya menggeliat tidak nyaman
ketika Hermione meletakkan lengan atas Ron yang telanjang, dimana sepotong besar daging telah hilang,
seperti terpotong pisau dengan bersih.
“Harry, cepat, di tasku, ada botol kecil berlabel ‘Sari Dittany’-“
“Tas – benar-“
Harry bergerak cepat ke tempat Hermione berada, mencengkeram tas manik-manik kecil, dan
menjulurkan tangan ke dalamnya. Barang demi barang tersentuh olehnya sekaligus. Dia merasakan
punggung buku-buku kulit, lengan wol baju hangat, tumit sepatu –
Cepat!
 Dia mengambil tongkatnya dari tanah, dan mengarahkannya ke kedalaman tas ajaib tersebut.
Accio Ditanny!
Botol kecil coklat melompat keluar dari tas; dia menangkapnya dan segera kembali pada Hermione dan
Ron, yang matanya sekarang setengah tertutup, hanya terlihat garis putih bola mata diantara pelupuknya.
“Dia pingsan,” kata Hermione, yang juga pucat. Dia tidak lagi terlihat seperti Mafalda, walaupun
rambutnya masih abu-abu di beberapa tempat. “Lepaskan tutupnya, Harry, tanganku gemetar.”
Harry memutar tutup botol kecil itu hingga terbuka, Hermione mengambilnya dan menuangkan 3 tetes
ramuan kedalam luka yang berdarah. Asap kehijauan membumbung keatas, dan ketika asapnya
menghilang, Harry melihat darahnya sudah berhenti. Lukanya sekarang terlihat seperti luka lama, kulit
baru tumbuh di tempat yang sebelumnya terdapat daging terbuka.
“Wow,” ucap Harry.
“Ini yang kurasa aman untuk dilakukan,” kata Hermione yang masih terguncang. “Adamantra yang bisa
mengembalikannya dengan benar, tapi aku tidak berani mencoba karena kuatir salah dan menyebabkan
kerusakan yang lebih parah… Dia sudah kehilangan terlalu banyak darah….
“Bagaimana ia bisa terluka? Maksudku-“ Harry menggoyangkan kepalanya, mencoba memperjelas,
untuk memahami apa yang sebenarnya sedang terjadi- “Kenapa kita disini? Kukira kita kembali
keGrimmauld Place ?”
Hermione mengambil nafas panjang. Dia kelihatannya hampir menangis.
“Harry, kukira kita tidak akan bisa kembali kesana.”
“Apa yang kau – “
“Ketika kita ber-Disapparate, Yaxley menangkapku dan aku tidak bisa melepaskan diri darinya. Dia
terlalu kuat, dan dia masih memegangku ketika kita sampaidi Grimmauld Place , dan kemudian – well,
kukira dia pasti sudah melihat pintunya, dan berpikir kita berhenti disana, dia mengendurkan
pegangannya dan aku berusaha melepasnya, kemudian aku membawa kita kemari sesegera mungkin!”
“Lalu, dimana dia? Sebentar… Maksudmu dia tidak diGrimmauld Placekan ? Diakan tidak bisa masuk
kedalam?”
Mata Hermione berkilau oleh airmata yang tertahan ketika dia mengangguk.
“Harry, kurasa dia bisa. Kupaksa ia untuk melepasku dengan mantra Revulsio, tapi aku terlanjur
membawanya kedalam perlindungan mantra Fidelius. Sejak Dumbledore meninggal, kitalah pemegang
rahasia, jadi aku telah menunjukkan rahasianya, yakan ?”
Tanpa berpura-pura, Harry yakin Hermione benar. Itu suatu serangan yang serius. Jika Yaxley sekarang
bisa masuk ke dalam rumah,  jelas tidak mungkin mereka bisa kembali. Bahkan sekarang, ia bisa saja
membawa
Death Eater
lain kesana dengan ber-Apparate. Walaupun terasa suram dan menyesakkan
dada sebelumnya, tempat itu telah menjadi tempat mengungsi mereka yang aman; sekarang dengan
Kreacher yang lebih bahagia dan ramah, lebih terasa sebagai rumah. Dengan tusukan penyesalan yang
tidak ada hubungannya dengan makanan, Harry membayangkan peri rumah itu menyibukkan diri dengan
stik dan pai oval yang tidak pernah dinikmati Harry, Ron dan Hermione.
“Harry, maafkan aku, aku sangat menyesal.”
“Jangan bodoh, itu bukan kesalahanmu! Jika sesuatu terjadi, itu adalah salahku…”
Harry memasukkan tangan ke sakunya, dan mengeluarkan mata gaib Mad-Eye. Hermione mundur,
tampak terkejut.
“Umbridge memasang di pintu kantornya, untuk memata-matai orang. Aku tak bisa meninggalkannya
disana, tapi dengan begitu mereka tau ada penyusup."
Sebelum Hermione bisa menjawab, Ron mengerang dan membuka matanya. Ia masih terlihat keabuan
dan mukanya bersimbah peluh.
“Bagaimana perasaanmu?” Hermione berbisik.
“Parah,” jawab Ron parau, mengernyit merasakan lengannya yang terluka. “Dimana kita?”
“Di hutan dimana mereka menyelenggarakan Piala Dunia Quidditch,” ujar Hermione. “Aku menginginkan
suatu tempat yang tertutup, tersembunyi, dan ini yang – “
“- tempat pertama yang terpikir olehmu,” Harry menyelesaikan ucapan Hermione, memandang  sekilas
sekeliling pada sesuatu yang tampaknya lapangan di tengah rimba yang sunyi. Ia tak tahan mengingat
 terakhir kali mereka ber-Apparate ke tempat yang pertama terlintas di benak Hermione – bagaimana
Death Eater
menemukan mereka dalam hitungan menit. Apakah itu Legilimens? Apakah Voldemort atau
anak buahnya tahu, kemana Hermione membawa mereka?
“Apakah kau mempertimbangkan kita seharusnya pindah?” Ron bertanya kepada Harry, dan Harry bisa
mengatakan dari cara Ron memandang bahwa ia berpikir hal yang sama.
“Aku tak tahu.”
Ron masih kelihatan pucat dan berkeringat. Ia bahkan tidak berusaha untuk duduk dan tampaknya
memang ia terlalu lemah untuk melakukannya. Kemungkinan untuk memindahkannya tampaknya kecil.
“Kita tinggal disini dulu,“ kata Harry.
Terlihat pulih, Hermione melompat berdiri.
“Mau kemana ?“ Tanya Ron.
“Jika kita ingin tinggal, kita harus memberi perlindungan di sekitar tempat ini,“ ia menjawab, dan
mengangkat tongkatnya, dia mulai berjalan membentuk lingkaran besar di sekitar Harry dan Ron,
menggumamkan mantra-mantra selagi ia bergerak. Harry melihat gangguan kecil di udara sekeliling; itu
menunjukkan bahwa Hermione telah membuat udara panas diatas tanah terbuka mereka.

Salvio Hexia....Protego Totalum....Repello Muggletum.... Muffliato….
Kau bisa mengeluarkan
tendanya, Harry....”
“Tenda?“
“Di dalam tas!“
“Di dalam....tentu saja,“ ujar Harry.
Ia tidak bersusah payah untuk memasukkan tangannya ke dalam kali ini, tapi langsung memakai mantra
pemanggil.
Tenda itu muncul, dalam bentuk kanvas, tali-tali dan tiang-tiang yang banyak dan tidak halus. Harry
mengenalinya, sebagian karena bau kucing, yaitu tenda yang sama yang mereka gunakan tidur di malam
Piala Dunia Quidditch.
“Kupikir ini milik Perkins si orang Kementrian?“ Dia bertanya, mulai menguraikan pasak-pasak.
“Tampaknya dia tidak menginginkannya lagi, lumbagonya sangat parah,“ ujar Hermione, sekarang
menampilkan bentuk-delapan gerakan yang rumit dengan tongkatnya, “jadi ayah Ron bilang aku boleh
meminjamnya.
Erecto!
“ Dia menambahkan, mengarahkan tongkatnya pada kanvas itu, dalam satu
gerakan naik kanvas tersebut ke udara dan berdiri tegak, didekat Harry.
Cave Inimicum

,” Hermione mengakhiri dengan lambaian ke angkasa.  “Itu yang bisa kulakukan.  Paling
tidak, kita seharusnya tahu jika mereka datang.  Aku bisa menjamin ini akan menjaga kita dari Vol-“
“Jangan sebut namanya!“  Ron memotong ucapannya, suaranya parau.
Harry dan Hermione saling pandang.
“Maafkan aku,” ucap Ron, sedikit merintih ketika ia mengangkat dirinya dan memandang mereka. “tapi
ini terasa seperti – nasib sial atau semacamnya. Bisakah kita memanggilnya Kau-Tahu-Siapa
–kumohon?”
“Dumbledore bilang takut akan nama-“ Harry mulai.
“Jika kau tidak menyadari, memanggil Kau-Tahu-Siapa dengan namanya tidak memberi Dumbledore
akhir hidup yang baik,” Ron membalas. “Hanya – hanya sedikit ‘menghargai’ Kau-Tahu-Siapa, maukan
?”
Menghargai?
” Harry mengulangi. Hermione memberinya pandangan memperingatkan, tampaknya dia
tidak ingin berdebat dengan Ron sementara kondisinya sangat lemah.
Harry dan Hermione setengah membawa, setengah menyeret Ron melewati pintu masuk tenda.
Interiornya sama persis seperti yang diingat Harry; flat kecil, lengkap dengan kamar mandi dan dapur
kecil. Ia mendorong ke samping kursi berlengan tua dan meletakkan Ron dengan hati-hati di bagian
bawah tempat tidur susun. Bahkan perjalanan yang sangat singkat ini masih juga membuat Ron memucat,
dan ketika mereka meletakkannya diatas matras dia menutup matanya lagi dan sementara tidak
berbicara.
“Aku akan membuat teh,” kata Hermione menahan napas, mengambil ketel dan cangkir dari dalam
tasnya dan menghadap dapur.
 Harry merasa minuman panas membuka dirinya seperti firewhiskey di malam Mad-Eye meninggal;
tampaknya telah mengurangi sedikit rasa takut di dalam dadanya.  Setelah semenit atau dua menit, Ron
memecah kesunyian.
“Apa yang menurutmu terjadi pada keluarga Cattermole?”
“Dengan sedikit keberuntungan, mereka mungkin telah pergi,” ujar Hermione, mengenggam cangkirnya
untuk kenyamanan. “Sepanjang Mr. Cattermole mengikuti akal sehatnya, ia pasti telah memindahkan
Mrs. Cattermole dengan ber-Apparate bersama-sama dan mereka pasti sedang terbang melewati negara
ini bersama anak-anaknya. Itu yang Harry sarankan padanya untuk dilakukan.”
“Ya ampun, kuharap mereka berhasil melarikan diri,” ujar Ron, bersandar kembali di bantalnya.
Tampaknya teh telah membuatnya lebih baik; sebagian kecil warna kulitnya telah kembali. “Aku tidak
merasa bahwa Reg Cattermole adalah orang yang bisa berpikir cepat, melihat bagaimana orang
berbicara kepadaku ketika aku menjadi dia. Kuharap mereka berhasil….  Jika mereka berakhir di
Azkaban karena kita…”
Harry memandang Hermione, dan sesuatu yang ingin ia tanyakan – tentang apakah ketiadaan  tongkat
Mrs. Cattermole dapat melindunginya ketika ber-Apparate bersama suaminya- terhenti di
tenggorokannya. Hermione memandangi Ron yang resah akan apa yang mungkin terjadi pada Keluarga
Cattermole, dan terlihat ekspresi kelembutan yang Harry rasakan sepertinya ia akan mengagetkan Ron
dengan tiba-tiba menciumnya.
“Jadi, apa kau mendapatkannya?” Harry bertanya pada Hermione, setengah mengingatkan bahwa ia ada
disana.
“Dapat – dapat apa?” Tanya Hermione dengan sedikit lambat.
“Apa tujuan kita masuk kesana? Liontin!  Dimana liontinnya?”
Kau mendapatkannya?
” teriak Ron, mengangkat dirinya sedikit lebih tinggi diatas bantalnya.  “Tak
ada yang memberitahuku! Ya ampun, kau bisa mengakatannya!”
“Well, bukankah kita sedang menyelamatkan diri dari
Death Eater
?” Kata Hermione.
“Ini dia.”
Dan dia mengeluarkan liontin dari saku jubahnya dan memberikannya pada Ron. Liontin itu hanya
sebesar telur ayam. Sebuah hiasan berbentuk huruf S, bertatahkan banyak batu-batu kecil, berkilat pudar
dalam sinar cahaya yang menyebar melalui atap tenda kanvas.
“Tidak adakah kemungkinan seseorang merusaknya sejak Kreacher mendapatkannya?” tanya Ron
berharap. “Maksudku, apakah kita yakin ini masih Horcrux?”
“Kurasa masih,” ucap Hermione, mengambilnya kembali dari tangan Ron dan mengamati dari dekat.
“Pasti ada tanda-tanda kerusakan jika ini telah dirusak dengan sihir.”
Dia memberikannya lepada Harry, yang memutarnya dengan jari-jari. Benda itu kelihatan sempurna, asli.
Ia ingat mengoyak-oyak diary, dan bagaimana batu di cincin Horcrux telah terbelah membuka ketika
Dumbledore merusaknya.
“Kurasa Kreacher benar,” kata Harry. “Kita harus berusaha untuk menemukan cara bagaimana
 membukanya, sebelum memusnahkannya.“
Tiba-tiba waspada akan apa yang dipegangnya, akan apa yang hidup didalam pintu emas kecil itu,
menyadarkan Harry akan ucapannya. Bahkan setelah segala upaya mereka untuk mendapatkannya, ia
merasakan dorongan kuat untuk membuangnya. Berhasil menguasai diri lagi, dia berusaha membuka
liontin dengan jari-jarinya, kemudian mencoba mantra yang Hermione gunakan untuk membuka kamar
Regulus. Tak ada yang berhasil. Ia memberikan liontin itu kembali kepada Ron dan Hermione, yang
masing-masing melakukan usaha terbaik, tapi tidak lebih berhasil daripada dirinya.
“Dapatkah kau merasakannya?“ tanya Ron dengan suara parau, sambil menggenggam erat dalam
kepalan tangannya.
“Apa maksudmu?“
Ron memindahkan Horcrux kepada Harry. Setelah semenit atau dua menit, Harry merasa ia mengerti
apa maksud Ron. Apakah itu darahnya sendiri yang berdenyut dalam pembuluh yang ia rasakan, ataukah
itu sesuatu yang berdenyut di dalam liontin, seperti jantung metal kecil?
“Apa yang akan kita lakukan?” tanya Hermione.
“Simpan dengan aman sampai kita menemukan cara bagaimana memusnahkannya,” jawab Harry, dan,
dia mengalungkan rantai ke lehernya sendiri, memasukkan liontin ke dalam jubahnya, aman disamping
kantong yang Hagrid berikan padanya.
“Kupikir kita harus membawanya untuk berjaga-jaga dan waspada diluar tenda,” dia menambahkan
kepada Hermione, berdiri dan meregangkan badan. “Dan kita juga harus memikirkan makanan juga. Kau
tinggal disini,” dia menambahkan tajam, ketika Ron berusaha untuk duduk dan berubah hijau.
Dengan Teropong-Pengintai hadiah ulang tahun dari Hermione yang sudah diatur dengan hati-hati diatas
meja dalam tenda, Harry dan Hermione menghabiskan waktu berbagi tugas mengintai. Bagaimanapun,
Teropong-Pengintai tetap tenang, sepanjang hari mengarah ke sasaran, dan entah apakah karena
peningkatan perlindungan dan mantra penolak Muggle Hermione yang tersebar disekitar mereka, ataukah
karena orang jarang melewati jalan ini, bidang tanah mereka tetaplah sunyi, bahkan terpisah dari
burung-burung dan tupai yang lewat sesekali. Sore hari tak ada bedanya, Harry menyalakan tongkatnya
ketika bertukar tempat dengan Hermione pada jam 10, dan mengawasi pemandangan yang sunyi,
memperhatikan kelelawar mengepak-ngepak sayap jauh tinggi diatasnya, melewati sebidang langit
berbintang terlihat dari tanah mereka yang terlindung.
Ia merasa lapar sekarang, dan sedikit pening. Hermione tidak mengemas makanan apapun di dalam tas
ajaibnya, karena ia mengasumsikan mereka akan kembali ke Grimmauld Place malam itu, jadi mereka
tidak punya apapun untuk dimakan kecuali beberapa jamur liar yang Hermione kumpulkan dari
pohon-pohon terdekat dan dikukus dalam Billycan, setelah beberapa suap Ron menyingkirkan porsinya
menjauh, terlihat mual. Harry hanya menahan diri untuk tidak menyakiti hati Hermione.

Kesunyian yang melingkupi dipecahkan oleh gemerisik yang ganjil dan sesuatu yang terdengar seperti
ranting patah; Harry berpikir mungkin itu disebabkan lebih karena binatang daripada karena manusia, tapi
ia tetap menggenggam erat tongkatnya dengan siap. Dalam tubuhnya, terlanjur merasa tak nyaman terkait
bantuan tidak mencukupi dari jamur karet, terasa gatal dengan kegelisahan.
Ia menyangka akan gembira setelah mereka berhasil mengambil kembali Horcrux itu, tapi entah
mengapa ia tak merasakan kegembiraan, yang ia rasakan saat ia duduk mengawasi kegelapan, dimana
 tongkatnya hanya menyala dengan cahaya kecil, ádalah perasaan kuatir tentang apa yang akan terjadi.
Rasanya meskipun dia sudah megalami proses ini berminggu-minggu, berbulan-bulan bahkan mungkin
bertahun-tahun, tapi bagaimana dia sampai tiba-tiba berhenti, diluar pikirannya.
Masih banyak Horcrux diluarsana , tapi dia tidak dapat membayangkan dimana saja mereka mungkin
berada. Dia bahkan tidak tahu apa saja bentuknya. Sementara ia tidak tahu bagaimana menghancurkan
satu-satunya yang telah mereka temukan, Horcrux yang sekarang berada di dadanya. Mengherankan,
Horcrux itu tidak mengambil panas tubuhnya, tap tergeletak dingin berlawanan dengan kulitnya, yang
mungkin hanya timbul dalam air es.
Dari waktu ke waktu Harry berpikir, atau mungkin membayangkan, bahwa dia bisa merasakan detak
jantung kecil yang tidak menentu bersama detak jantungnya sendiri. Perasaan tanpa nama yang bergerak
bersama dirinya saat dia duduk dalam kegelapan. Ia berusaha melawan, menyingkirkannya, tapi mereka
tetap mendatanginya tanpa belas kasihan.
Yang satu tak bisa hidup sementara yang lain selamat
. Ron
dan Hermione, sekarang berbicara di belakangnya dalam tenda, bisa saja mundur jika mereka
menginginkannya: tapi dia tidak. Dan ini tampaknya bagi Harry ketika dia duduk mencoba mengatasi
ketakutan dan kelelahannya sendiri; bahwa Horcrux di dadanya berdetak menjauhi masa yang ia
lewati…
Pikiran bodoh
, ia berkata pada diri sendiri,
jangan memikirkannya….
Lukanya terasa sakit lagi. Ia kuatir bahwa ia membiarkannya terjadi karena pikiran-pikiran itu, dan
mencoba menghubungkan mereka kedalam saluran lain. Ia memikirkan Kreacher yangmalang , yang
mengharapkan mereka pulang dan ternyata Yaxley yang muncul. Apakah peri rumah itu akan tetap diam
ataukah akan mengatakan apa yang ia tahu kepada
Death Eater
? Harry ingin mempercayai bahwa
Kreacher telah berubah sikap kepadanya sebulan terakhir, bahwa dia akan setia sekarang, tapi siapa
yang tahu apa yang bisa terjadi? Bagaimana jika
Death Eater
menyiksanya? Gambaran tidak
menyenangkan memenuhi kepala Harry dan dia berusaha untuk menyingkirkannya juga, karena tak ada
yang bisa dilakukannya untuk menolong Kreacher: Dia dan Hermione telah memutuskan untuk tidak
berusaha mengambilnya; bagaimana jika seseorang dari Kementrian ikut bersamanya? Mereka tidak
yakin apparition peri rumah akan bebas dari kekacauan yang sama yang membawa Yaxley keGrimmauld
Place bersama lengan Hermione.
Luka Harry terasa terbakar sekarang. Ia berpikir begitu banyak hal yang ia tidak tahu: Lupin benar
tentang sihir yang belum pernah mereka hadapi atau bayangkan. Mengapa Dumbledore tidak
menjelaskan lebih banyak? Apakah ia berpikir bahwa ia akan punya cukup waktu, bahwa ia masih akan
hidup selama bertahun-tahun, abad mungkin, seperti rekannya Nicholas Flamel? Jika ya, ia
salah….Snape mengetahuinya….Snape, Si Ular Tidur, yang menyerang di puncak menara….
Dan Dumbledore jatuh…..jatuh…..
Berikan padaku, Gregorovitch…..
Suara Harry tinggi, jelas dan dingin, tongkatnya tergenggam di depannya oleh tangan putih panjang.
Laki-laki yang ia tunjuk menggantung terbalik di udara, walaupun tak ada tali yang mengikatnya; ia
berayun; tak terlihat dan hanya melambung, lengannya terikat, wajahnya yang ketakutan, sama seperti
Harry yang darahnya mulai naik ke kepala.  Rambutnya putih bersih, janggutnya lebat; tipe bapak natal.
“Aku tidak punya, aku tidak lagi memilikinya! Dicuri bertahun-tahun yang lalu!“
“Jangan berbohong kepada Lord Voldemort, Gregorovitch. Dia tahu....dia selalu tahu.“
Bola mata orang yang tergantung itu melebar, diliputi ketakutan, dan tampaknya mereka membesar,
 besar dan semakin besar, hingga kegelapan menelan Harry -.
Dan sekarang Harry bergegas melewati koridor gelap di tempat Gregorovitch yang kecil dan kokoh,
terjaga sambil memegang lentera tinggi-tinggi: Gregorovitch menghambur ke ruangan di ujung gang dan
lenteranya menerangi sesuatu yang tampak seperti ruang kerja; irisan kayu dan emas bersinar di
sekelompok lampu gantung, dan disana di birai jendela bertengger, seperti burung raksasa, anak muda
dengan rambut emas. Ketika cahaya lentera meneranginya, Harry melihat kegembiraan terpancar di
wajah tampannya, kemudian si penyusup menembakkan mantra pemingsan dari tongkatnya dan
melompat perlahan ke belakang keluar dari jendela dengan tawa yan seperti burung gagak.
Harry meluncur menjauh dari bola mata lebar yang seperti terowongan, dan wajah Gregorovitch dilanda
teror.
Siapa pencurinya, Gregorovitch?
“ kata suatu suara tinggi dan dingin.
Aku tidak tahu, aku tidak pernah tahu, seorang anak muda, jangan –- kumohon – KUMOHON!
Jeritan terdengar tinggi dan meninggi dan kemudian kilatan cahaya hijau –
Harry!
Dia membuka matanya, terengah-engah, dahinya berdenyut-denyut. Dia pingsan menghadap sisi tenda,
meluncur miring di kanvas dan terlentang di tanah. Dia menatap Hermione, yang rambut lebatnya
mengaburkan pemandangan langit yang terlihat melalui ranting gelap diatas mereka.
“Mimpi,” katanya, segera setelah duduk dan berusaha memandang tatapan tajam Hermione dengan
wajah tak berdosa. “Pasti tertidur sebentar, maaf.”
“Aku tahu itu karena lukamu! Aku tahu dari wajahmu! Kau melihat ke dalam pikiran Vol-“
“Jangan katakan namanya!” Ron berujar dengan nada marah dari dalam tenda.
Baiklah!
” Jawab Hermione pedas, “pikiran
Kau-Tahu-Siapa
, kalau begitu!”
“Aku tidak bermaksud begitu!” Kata Harry, “Itu mimpi! Bisakah kau mengendalikan mimpimu,
Hermione?”
“Jika kau mau belajar untuk mempraktekkan Occlumency-“
Tapi Harry tidak tertarik diceramahi, ia ingin berdiskusi tentang apa yang baru saja ia lihat.
“Dia menemukan Gregorovitch, Hermione, dan kurasa ia membunuhnya, tapi sebelum membunuhnya, ia
membaca pikiran Gregorovitch dan aku melihat-“
“Kurasa lebih baik aku ganti mengawasi jika kau tertidur karena lelah,” kata Hermione lebih tenang.
“Aku bisa menyelesaikan pengawasan!”
“Tidak, kau jelas lelah. Pergi dan berbaringlah!”
 Dia menjatuhkan diri di mulut tenda, terlihat keras kepala.  Marah, tetapi ingin menghindari keributan,
Harry masuk kembali kedalam.
Wajah masih-pucat Ron menjulur dari tempat tidur bawah; Harry naik menuju tempat tidur diatasnya,
berbaring dan memandang langit-langit kanvas yang gelap. Setelah beberapa waktu, Ron berbicara
denga suara pelan yang tidak akan terdenger oleh Hermione, yang menempel di pintu masuk.
“Apa yang dilakukan Kau-Tahu-Siapa?”
Harry memutar matanya untuk mengingat setiap detil kejadian, lalu berbisik dalam kegelapan.
“Dia menemukan Gregorovitch. Dia mengikatnya. Dia menyiksanya.”
“Bagaimana Gregorovitch bisa membuat tongkat baru jika dia terikat?”
“Entahlah…aneh sekali,kan ?”
Harry menutup matanya, memkirkan apa yang ia lihat dan dengar. Semakin berusaha dia mengingat,
semakin sedikit yang ia pahami…
Voldemort tidak mengatakan apa-apa tentang tongkat Harry, tidak juga tentang inti kembar, sama sekali
tidak tentang Gregorovitch membuat tongkat baru yang lebih kuat untuk mengalahkan Harry…..
“Dia menginginkan sesuatu dari Gregorovitch,”  Harry berujar dengan mata masih tertutup rapat.
“Dia meminta agar Gregorovitch menyerahkannya, tapi Gregorovitch bilang bahwa itu telah dicuri
darinya, dan kemudian….kemudian….”
Ia ingat bagaimana ia, sebagai Voldemort, tampaknya meluncur melalui mata Gregorovitch, memasuki
ingatannya….
“Dia membaca pikiran Gregorovitch, dan aku melihat seorang anak muda sedang bertengger di birai
jendela, dan dia menembakkan kutukan kepada Gregorovitch dan melompat menghilang dari pandangan.
Dia mencurinya, dia mencuri apapun itu yang dicari Kau-Tahu-Siapa. Dan aku…kupikir aku pernah
melihatnya di suatu tempat.”
Harry berharap dia bisa melihat lagi wajah anak lelaki yang tertawa itu. Pencurian itu terjadi
bertahun-tahun yang lalu, menurut Gregorovitch. Kenapa pencuri muda itu tampak tidak asing?
Suara ribut kayu-kayu di sekitar tenda terdengar sampai ke dalam; tetapi yang didengar Harry hanyalah
desah nafas Ron. Setelah beberapa waktu, Ron berbisik, ”bisakah kau melihat apa yang dipegang si
Pencuri?”
“Tidak….itu pasti sesuatu yang kecil.”
“Harry?”
Kayu rangka tempat tidur Ron berderik ketika ia mengubah posisi tubuhnya.
“Harry, kau tidak berpendapat Kau-Tahu-Siapa mengejar sesuatu untuk dirubah menjadi Horcrux?”
 “Aku tidak tahu,” kata Harry pelan. “Mungkin. Tapi tidakkah berbahaya baginya membuat lagi?
Bukankah Hermione berkata dia telah mendorong jiwanya hingga pada batasnya?”
“Ya, tapi mungkin dia tidak tahu itu.”
“Ya…mungkin saja,” ucap Harry.
Selama ini ia yakin Voldemort mencari jawaban seputar persoalan inti kembar tongkat mereka,yakin
bahwa Voldemort mencari solusi dari pembuat tongkat tua…dan dia sudah membunuhnya, tampaknya
tanpa menanyainya satu pertanyaanpun tentang ilmu tongkat.
Apa yang sedang Vodemort cari? Mengapa, dengan Kementrian Sihir dan dunia sihir dibawah kakinya,
malah dia jauhi, justru bersungguh-sungguh dalam pencarian sesuatu yang dulu dimiliki Gregorovitch,
yang telah diambil oleh pencuri tak dikenal?
Harry masih bisa melihat wajah muda si rambut pirang; ia riang, liar; ada semacam lagak kejayaan tipu
daya ala Fred dan George pada dirinya. Dia membumbung tinggi dari birai jendela seperti seekor burung,
dan Harry pernah melihatnya, tapi ia tidak dapat mengingat dimana….
Dengan kematian Gregorovitch, si wajah-piranglah yang ada dalam bahaya sekarang, dan pada  dirinyalah pikiran Harry sekarang berada, ketika dengkur Ron mulai bergemuruh dari tempat tidur bawah
dan dia sendiri perlahan melayang kedalam lelap sekali lagi.


 To be continue......................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Search my Blog