Jumat, 14 Oktober 2011

Harry Potter and The Deathly Hallows Bab 25

BAB 25
PONDOK KERANG
(Shell Cottage)

Pondok Bill dan Fleur berdiri sendiri di atas jurang yang menghadap ke laut, pada dindingnya melekat
 kerang dan air kapur. Tempat yang sunyi dan indah. Kemanapun Harry pergi, ke pondok kecil atau
tamannya, dia dapat mendengar serapan dan aliran air laut, seperti nafas beberapa raksasa yang tidur. Ia
menghabiskan waktunya sepanjang minggu membuat alasan untuk melarikan diri dari pondok yang ramai
itu, berharap supaya bisa memandang ketinggian langit terbuka, laut, merasakan dingin dan angin asin di
wajahnya.
Besarnya keputusan untuk tidak bersaing dengan Voldemort memperebutkan tongkat yang membuatnya
khawatir. Sebelumnya Harry tidak dapat mengingat kenapa ia memilih untuk tidak bertindak. Dia
dipenuhi keraguan, keraguan bahwa Ron tidak dapat membantunya sewaktu mereka membahasnya.
“Bagaimana jika Dumbledore menginginkan kita  untuk mencari tahu tentang simbol itu daripada
mendapatkan tongkat?” “Bagaimana jika ketika mencari tahu simbol tersebut maka berarti membuat
dirimu layak untuk mendapatkan Hallows?" “Harry, jika itu memang benar Tongkat Elder, bagaimana
seharusnya cara kita membunuh Kau-Tahu-Siapa.”
Harry tidak mempunyai jawabannya: Ada beberapa saat ketika dia bertanya-tanya apakah itu telah
menjadi sebuah kegilaan karena tidak mencoba untuk mencegah Voldemort yang  membongkar kuburan
Dumbledore. Dia bahkan tidak bisa menjelaskannya secara memuaskan, mengapa dia telah memutuskan
untuk menolaknya: Setiap kali dia berusaha untuk menyusun kembali alasan-alasan dalam dirinya yang
sudah membuat keputusan itu, alasan itu terdengar lemah baginya.
Hal aneh yang terjadi adalah bahwa dukungan Hermione hanya membuat Harry merasa bingung seperti
keraguan Ron. Sekarang, menolak untuk menerima bahwa Tongkat Elder sebenarnya nyata, Hermione
beranggapan bahwa itu adalah benda jahat, dan bahwa cara Voldemort telah memilikinya tidaklah perlu
dipikirkan.
"Kau tidak akan pernah melakukan itu, Harry," Hermione mengatakannya berkali-kali. "Kau tidak dapat
merusak makam Dumbledore."
Tetapi ide dari jenazah Dumbledore, menggetarkan Harry, melebihi kemungkinan bahwa dia mungkin
telah salah mengerti dari tujuan hidup Dumbledore. Dia merasa bahwa dia masih meraba-raba; dia telah
memilih jalurnya tetapi tetap melihat ke belakang, berpikir jikalau dia salah membaca tanda, jikalau dia
seharusnya tidak mengambil jalan yang lain. Dari waktu ke waktu, kemarahan pada Dumbledore
merasukinya lagi, kekuatan  gelombang menghempas melawan karang terjal di bawah pondok,
kemarahan bahwa Dumbledore tidak menjelaskannya sebelum ia meninggal.
"Tetapi apakah dia meninggal?" kata Ron, tiga hari setelah mereka tiba di pondok. Harry sedang
menatap keluar dinding di luar yang memisahkan kebun pondok dari jurang ketika Ron dan Hermione
telah menemukannya; Harry berharap mereka tidak menemukannya, berharap tidak bergabung di
perdebatan mereka.
“Ya, dia meninggal. Ron, Tolong jangan memulainya lagi!”
“Lihat faktanya, Hermione.” Kata Ron, berbicara di seberang Harry yang melanjutkan memandang langit.
“Rusa betina. Pedang. Mata yang Harry lihat di cermin ...."
“Harry mengaku dia mungkin membayangkan mata itu! Benarkan, Harry?”
“Aku mungin melakukannya,” kata Harry tanpa melihat Hermione.
“Tetapi kau tidak berpikir melakukannya, kan?” tanya Ron.
 “Tidak,” kata Harry
“Itu dia!” sambung Ron, sebelum Hermione dapat mengelaknya.” Jika itu bukan Dumbledore, coba
jelaskan bagaimana Dobby tahu kita berada di bawah tanah, Hermione?”
“Aku tidak bisa – tapi dapatkah kau jelaskan bagaimana Dumbledore mengirim Dobby kepada kita jika
dia terbaring di kuburan Hogwarts?”
“Aku tidak tahu, itu bisa saja hantunya!”
“Dumbledore tidak akan kembali menjadi hantu,” kata Harry. Ada beberapa hal kecil tentang
Dumbledore yang ia yakini sekarang, tetapi dia tahu lebih banyak. “Dia telah pergi.”
”Apa yang kau maksud, 'telah pergi’?” Tanya Ron, tetapi sebelum Harry dapat mengatakan sesuatu, ada
suara dibelakangnya, “’Arry?”
Fleur telah keluar dari pondok, rambut perak panjangnya berkibar dihembus angin.
“’Arry, Grip’ook ingin berbicara denganmu. Dia b’rada di kamar tidur terkecil, dia berkata dia tidak
ingin ada yang men’engar.”
Ketidaksukaannya karena Goblin menyuruhnya untuk mengirimkan pesan terlihat jelas; dia terlihat
jengkel saat berbalik ke dalam pondok.
Griphook telah menunggu mereka, seperti yang Fleur katakan, di kamar terkecil dari tiga kamar yang ada
di pondok, tempat dimana Hermione dan Luna menginap semalam. Dia telah menggambar warna merah
tirai katun, langit berawan yang terang yang memberikan kesan kamar dengan cahaya yang berapi-api di
pondok peristirahatan yang berangin.
”Aku telah memutuskan, Harry Potter,” kata goblin, yang duduk menyilangkan kakinya di kursi pendek,
berdendang pada kakinya dengan menggunakan jarinya. “Meskipun goblin Gringotts akan menyadari
penyelundupan, aku telah memutuskan untuk membantumu ...”
“Itu bagus!” kata Harry, sentakan kelegaan menyelimutinya. ”Griphook, terima kasih, kami sangat ...”
“... dengan imbalan,” goblin berkata dengan tegas, “sebagai bayaran.”
Terdorong ke belakang, Harry ragu-ragu.
“Berapa banyak yang kau inginkan? Aku punya emas.”
“Bukan emas,” kata Griphook. “Aku punya emas.”
Mata hitamnya berbinar; tidak ada warna putih di matanya.
“Aku menginginkan pedang. Pedang Godric Griffindor.”
Semangat Harry menurun.
“Kau tidak bisa memilikinya,” kata Harry. “Maaf.”
 “Lalu,” kata gobblin lembut, “kita punya masalah.”
“Kami bisa memberimu sesuatu yang lain,” kata Ron tak sabar. “ Aku bertaruh keluarga Lestange
mempunyai banyak barang-barang, kau dapat mengambilnya ketika kita masuk ke dalam lemari besi.”
Ron telah mengatakan hal yang salah. Griphook menjadi marah.
“Aku bukan pencuri, nak! Aku tidak mencoba memperoleh harta yang bukan hakku!”
“Pedang itu milik kami –“
“Tidak,” kata goblin.
“Kami Gryffindor, dan itu dulu kepunyaan Godric Gryffindor –“
“Dan sebelumnya, kepunyaan siapa?” tuntut goblin yang duduk tegak.
“Bukan siapa-siapa,” kata Ron. “ Itu dibuat untuknya, kan?”
“Tidak!” teriak goblin, dipenuhi dengan kemarahan, jari panjangnya menunjuk Ron.  “Kearoganan
penyihir lagi! Pedang itu dulu milik Ragnuk, diambil  oleh Godric Gryffindor! Itu adalah harta yang hilang,
karya besar goblin! Itu kepunyaan goblin. Pedang adalah harga dari bayaranku, ambil atau tinggalkan!”
Griphook menatap mereka. Harry melirik yang lain, kemudian berkata, “Kami perlu mendiskusikan ini,
Griphook, jika boleh. Bisakah kau memberi kami beberapa menit?”
Goblin mengangguk, terlihat masam.
Di ruang duduk lantai dasar yang kosong, Harry berjalan menuju perapian, mengerutkan alis, mencoba
untuk berpikir apa yang harus dilakukan. Di sampingnya, Ron berkata, “Dia bercanda. Kita tidak bisa
membiarkan dia mendapatkan pedang itu.”
“Apakah itu benar?” Harry bertanya kepada Hermione. “Apakah pedang itu dicuri Gryffindor?”
“Aku tidak tahu,” dia berkata tanpa harapan. “Sejarah sihir sering menghindari apa yang penyihir lakukan
kepada ras sihir lainnya, tetapi tidak ada catatan yang aku tahu yang mengatakan Gryffindor mencuri
pedang.”
“Itu akan terdapat di cerita goblin,” kata Ron, “tentang bagaimana penyihir selalu mencoba mengambil
kepunyaan mereka. Aku mengira kita harus memikirkan keberuntungan kita, dia belum meminta salah
satu tongkat kita.”
“Goblin mempunyai alasan bagus untuk tidak menyukai penyihir, Ron.” Kata Hermione. “Dahulu mereka
telah diperlakukan kasar.”
“Goblin tidak seperti kelinci kecil yang lembut, kan?” kata Ron. “Mereka telah membunuh banyak dari
kita. Mereka bermain kotor juga.”
“Tetapi berdebat dengan Griphook tentang siapa ras yang paling curang dan kasar tidaklah membuat ia
menolong kita, kan?”
 Ada kesunyian ketika mereka mencoba memikirkan jalan keluar tentang masalah ini. Harry melihat keluar
jendela, pada kuburan Dobby. Luna sedang menata bunga lavender laut di guci kesukaran di samping
batu kubur.
“Oke,” kata Ron, dan Harry berbalik kepadanya, “Bagaimana bila? Kita beritahu Griphook kita
memerlukan pedang hingga kita masuk ke dalam lemari besi dan dia dapat memilikinya. Ada yang
pedang palsu, kan? Kita tukar dan memberinya yang palsu.”
“Ron, dia lebih tahu perbedaannya dari pada kita!” kata Hermione. “Hanya dia yang menyadari bila
tertukar!”
“Yeah, tapi kita bisa kabur sebelum dia menyadarinya …”
Ron takut akan pandangan Hermione padanya.
“Itu,” kata Hermione pelan, “adalah perbuatan hina. Meminta pertolongannya, kemudian
memperdayanya? Dan kau ingin tahu kenapa goblin tidak menyukai penyihir, Ron?”
Telinga Ron berubah merah.
“Baiklah, baiklah! Hanya hal itu yang dapat kupikirkan! Lalu, apa solusimu?”
“Kita perlu menawarkan sesuatu yang lain, sesuatu yang berharga.”
“Hebat, aku akan pergi dan mendapatkan salah satu pedang buatan goblin kepunyaan leluhur kita dan
kau bisa membungkusnya.”
Kesunyian menyelimuti mereka lagi. Harry yakin bahwa goblin tidak menginginkan hal yang lain
melainkan pedang itu, jika mereka mendapatkan suatu yang berharga untuk ditawarkan. Namun, pedang
mereka sangat diperlukan untuk menghancurkan horcrux-horcrux.
Harry menutup matanya sekejap dan mendengar deburan ombak. Ide bahwa Gryffindor mungkin
mencuri pedang tak menyenangkannya: dia selalu bangga menjadi Gryffindor, Gryffindor telah membela
kelahiran Muggle, penyihir yang berselisih dengan pecinta darah murni, Slytherin ….
“Mungkin dia berbohong,” Harry berkata, membuka matanya kembali. “Griphook. Mungkin Gryffindor
tidak mengambil pedang itu. Bagaimana kita tahu versi sejarah goblin, kan?”
“Apakah itu membuat perbedaan?” Tanya Hermione.
“Merubah perasaanku tentang ini,” kata Harry.
Dia mengambil napas panjang.  “Kita akan memberitahu dia dapat memiliki padang setelah dia menolong
kita masuk ke dalam lemari besi -- tapi kita akan berhati-hati, menghindari dalam memberitahu hal yang
sebenarnya kapan dia dapat memilikinya.”
Ron perlahan menyeringai. Namun, Hermione terlihat waspada.
“Harry, kita tidak bisa ….”
 “Dia dapat memilikinya,” Harry meneruskan, “setelah kita menggunakannya untuk semua Horcrux. Aku
akan pastikan ia mendapatkannya. Aku akan menyimpan kata-kataku.”
“Tapi itu bisa bertahun-tahun!” kata Hermione.
“Aku tahu, tapi dia tidak memerlukannya. Aku tidak akan berbohong … sungguh.”
Mata Harry dan Hermione bertemu dengan campuran menantang dan malu. Dia ingat kata-kata yang
terukir di pintu gerbang menuju Nurmengard : UNTUK YANG TERBAIK. Dia menyingkirkan idenya.
Apa pilihan yang mereka punya?
“Aku tidak menyukainya,” kata Hermione.
“Aku juga,” Harry menambahkan.
“Yah, Aku kira ini jenius, “ kata Ron yang berdiri kembali. “Mari beritahu dia.”
Kembali di kamar terkecil, Harry membuat penawaran dan dengan hati-hati mengatakannya seperti tidak
memberikan sesuatu yang pasti tentang kapan saat perpindahan pedang. Hermione mengerutkan dahi ke
lantai ketika Harry berbicara; Harry terganggu karenanya, khawatir bila Hermione mungkin akan
menghancurkannya. Namun, Griphook hanya menatap Harry.
“Aku memegang kata-katamu, Harry Potter, bahwa kau akan memberikan aku pedang Gryffindor jika
aku menolongmu?”
“Ya,” kata Harry.
“Lalu jabat tangan,” kata goblin mengeluarkan tangannya. Harry menerimanya dan menjabat tangan. Dia
bertanya-tanya apakah mata hitam itu melihat kekhawatiran dirinya. Lalu Griphook melepaskan tangan
Harry, dan berkata, ”Jadi. Kita mulai!”
Seperti rencana menyelundup ke Kementrian dimulai lagi. Mereka mengatur untuk bekerja di ruangan
kecil agar aman seperti keinginan Griphook dengan cahaya redup.
“Aku hanya sekali mengunjungi lemari besi Lestrange,” Griphook memberitahu mereka, “Pada peristiwa
aku diberitahu tentang tempat yang di dalamnya terdapat pedang palsu. Tempat itu adalah salah satu
kamar paling kuno. Keluarga penyihir tertua menyimpan harta mereka di level terdalam, tempat dimana
lemari besi terbesar dengan perlindungan terbaik....”
Mereka  seperti dikurung di lemari yang mirip kamar selama berjam-jam. Perlahan-lahan hari-hari
berganti menjadi minggu-minggu. Ada masalah yang datang silih berganti, seperti ketika persediaan
ramuan Polyjuice mereka yang cepat kosong.
“Hanya cukup satu yang tersisa untuk salah satu dari kita,” kata Hermione, memiringkan mud kental
yang seperti ramuan pada cahaya lampu.
“Itu sudah cukup,” kata Harry yang memeriksa tangan Griphook yang menggambar peta jalan di level
terdalam. Penghuni shell cottage pasti dapat menyadari ada sesuatu yang terjadi, walaupun Harry sering
merasa mata Bill mengamati mereka bertiga ketika di meja makan.
Semakin lama mereka menghabiskan waktu bersama-sama, Harry menyadari bahwa dia tidak begitu
 menyukai goblin. Griphook  tidak disangka-sangka haus akan darah, tertawa pada ide yang menyakiti
makhluk lain dan terlihat suka pada kemungkinan bahwa mereka mungkin harus menyakiti penyihir lain
untuk sampai ke lemari besi keluarga Lestrange. Harry bisa tahu bahwa kebenciannya dipunyai yang
sama dengan Ron dan Hermione, tetapi mereka tidak membicarakannya. Mereka membutuhkan
Griphook.
Goblin enggan makan  bersama mereka. Sesudah kakinya sembuh, dia terus meminta nampan makanan
dibawa ke kamarnya, seperti Ollivander yang tak bergerak-ringkih, sampai Bill (mengikuti ledakan marah
dari Fleur) bermaksud ke atas mengatakan kepadanya bahwa kebiasaan itu tidak bisa berlanjut. Sesudah
itu, Griphook bergabung dengan mereka di meja makan yang penuh-sesak, meskipun dia menolak untuk
makan makanan yang sama, benar-benar, malahan, ingin benjolan daging mentah, akar, dan berbagai
jamur.
Harry merasa bertanggung jawab: itu ialah, bagaimanapun juga, dia yang sudah bersikeras bahwa goblin
itu harus tinggal di Shell Cottage agar dia dapat bertanya; kesalahannya bahwa semua anggota keluarga
Weasley harus bersembunyi, dan bahwa Bill, Fred, George, dan Mr Weasley tidak dapat bekerja
kembali.

“Maafkan aku,” katanya kepada Fleur, di suatu April sore ketika dia membantu Fleur menyiapkan
makan malam. "Aku tidak pernah bermaksud kau mesti menangani pekerjaan ini."
Dia baru saja telah menyusun beberapa pisau untuk bekerja, menyumbing bistik untuk Griphook dan Bill
yang lebih memilih daging yang masih berdarah sejak ia diserang oleh Greyback. Ketika pisau diiris di
sebelahnya, ucapannya yang agak cepat-marah melunak.
“’Arry, kau menyelamatkan hidup adikku, Aku tidak melupakannya.”
Ini bukan kejadian yang sebenarnya, tetapi Harry memutuskan untuk tidak mengingatkannya bahwa
sebenarnya Gabrielle tidak pernah berada dalam situasi yang berbahaya.
"Bagaimanapun juga," Fleur melanjutkan, melambaikan tongkatnya ke pot saus di atas kompor yang
mulai bergelegak sekarang, "Mr. Ollivander pergi ke tempat Muriel, itu akan memudahkan. Ze goblin,"
dia memberengut sedikit ketika mengatakannya, "bisa pindah ke bawah dan kau, Ron, dan Dean bisa
mengambil kamar itu."
“Kami tidak berkeberatan tidur di ruang tamu, “ kata Harry yang tahu bahwa Griphook akan berpikir
sangat rendah karena tidur di sofa; membuat Griphook senang adalah salah satu rencana mereka.
“Jangan menghawatirkan kami.” Dan ketika Fleur mencoba untuk protes, “Kami akan jauh darimu juga,
Ron, Hermione, dan aku. Kami tidak akan tinggal lama-lama disini.”
“Tapi, apa maksudmu? dia berkata, mengerutkan dahi pada Harry, melambaikan tongkatnya ke
casserole dish   yang menggantung di udara. “Tentu saja kau akan tetap disini, kalian aman di sini!” Dia
terlihat seperti Mrs. Weasley ketika mengatakannya, dan Harry merasa senang seketika itu pintu
dibelakannya terbuka. Luna dan Dean masuk, rambut mereka basah kuyup akibat hujan diluar dan
tangan mereka dipenuhi oleh driftwood.
"... dan telinga sedikit kecil," Luna  sedang berkata, "sedikit seperti kuda nil, Ayah mengatakan bahwa
hanya warna ungu dan berbulu. Dan jika kau ingin memanggil mereka, kau harus bersenandung; mereka
menyukai musik waltz, tidak terlalu cepat ...."
Terlihat gelisah, Dean mengangkat bahu pada Harry ketika ia lewat, mengikuti Luna ke dalam yang
 gabungan ruang makan dan ruang duduk dimana Ron dan Hermione sedang meletakkan meja makan
malam. Mengambil kesempatan agar lepas dari pertanyaan Fleur, Harry merebut dua kendi sari buah
semacam labu dan mengikuti mereka. "... dan jika kamu pernah datang ke rumah kami, aku akan
menunjukkan kau sebuah tanduk, Ayah menulis padaku tentang tanduk itu tetapi aku belum pernah
melihatnya, sebab
Death Eater
mengambilku dari Hogwarts Express dan aku tidak pernah tiba di rumah
untuk Natal," Luna  sedang berkata, ketika dia dan Dean menyalakan kembali api.
"Luna, kami sudah memberitahumu," Hermione memanggilnya. " Tanduk itu meledak. Itu berasal dari
Erumpent, bukan Tanduk-Kisut Snorkack ..."
"Tidak, itu sudah pasti tanduk Snorkack." kata Luna dengan jelas, " Ayah membertitahuku. Kau tahu,
tanduk itu mungkin akan berubah bentuk sekarang, mereka memerbaiki diri mereka sendiri."
Hermione terkejut dengan apa yang ia dengar dan melanjutkan berbaring ketika Bill muncul, diikuti Mr.
Ollivander yang menuruni tangga. Pembuat tongkat itu masih terlihat lemah dan bersandar pada lengan
Bill yang membantunya mengangkat kopor besar.
“Aku akan merindukanmu, Mr. Ollivander,” kata Luna menghampiri lelaki tua itu.
"Dan kau, sayangku," kata Ollivander menepuk bahu Fleur.
“Kau adalah rasa nyaman yang tak dapat dilukiskan untukku dari tempat yang mengerikan itu."
"Kalau begitu,
au revoir
, Mr. Ollivander," kata Fleur yang mencium kedua pipinya. "Dan Aku ingin tahu
apakah kau dapat membantuku mengirimkan paket untuk bibi Bill, bibi Muriel? Aku belum sempat
mengembalikan tiaranya."
"Itu adalah suatu kehormatan," kata Ollivander sambil membungkuk, "hal yang paling terakhir yang aku
dapat lakukan untuk membalas keramah-tamahanmu."
Fleur mnegeluarkan beludru usang dari peti, yang dia buka untuk diperlihatkan kepada pembuat tongkat
itu. Ada sebuah tiara bercahaya dan berkelip pada cahaya lampu yang bergantung rendah.
"Batu-Bulan dan Intan," Griphook berkata, yang telah berjalan menyamping pelan-pelan ke dalam ruang
tanpa Harry menyadarinya. "Kupikir, dibuat oleh goblin?"
"Dan dibayar oleh penyihir," Bill berkata dengan tenang dan goblin memberikan tatapan, keduanya
diam-diam saling menantang.
Angin kuat berhembus melawan jendela pondok ketika Bill dan Ollivander akan pergi malam itu. Sisa
dari mereka berjejal di sekeliling meja; siku ke siku dan dengan ruang yang cukup untuk bergerak, saat
mereka mulai untuk makan. Suara arang api patah dan meletup di samping mereka. Harry menyadari
Fleur hanya memainkan makanannya, dia mengerling ke jendela setiap beberapa menit, bagaimanapun,
Bill kembali sebelum mereka telah menyelesaikan makan mereka, rambut panjang Bill kusut oleh angin.
"Semuanya baik," ia berkata pada Fleur. "Ollivander telah diurus, Mum dan Dad memberi salam. Ginny
mengirimkan kau semua cintanya, Fred dan George  sedang mengemudikan Muriel keatas, mereka masih
menjalankan bisnis pengiriman pesan burung hantu di kamar tersembunyi. mempunyai tiaranya kembali
telah membuatnya ceria, meskipun. Dia berkata dia pikir kita telah telah mencurinya."
"Ah, dia
eez charmant
, bibimu," Fleur berkata dengan marah, melambaikan tongkatnya dan
 mengakibatkan plat yang kotor naik dan membentuk suatu tumpukan di udara. Dia menangkapnya dan
berbaris ke luar dari ruang itu.
"Ayahku membuat suatu tiara," Luna yang mulai buka mulut, "yeah, sebenarnya lebih bisa disebut sebagai
mahkota."
Ron menangkap mata Harry dan menyeringai, Harry tahu bahwa ia sedang mengingat hiasan kepala yang
lucu dan menggelikan, yang mereka lihat saat mereka mengunjungi Xenophilius.
"Ya, dia mencoba untuk membuat ulang diadem Ravenclaw yang hilang. Dia berpikir, dia
mengidentifikasi elemen-elemen pentingnya sekarang. Dengan menambahkan sayap billywig sangat
membuat perbedaan ..."
Ada suara bantingan pintu di pintu depan. Kepala semua orang memutar ke arah itu. Terlihat tegang,
Fleur datang sambil berlari dari dapur, Bill melompati makanannya dan tongkatnya langsung diarahkan ke
pintu, Harry, Ron, dan Hermione melakukan yang sama. Dengan diam Griphook menyelipkan ke bawah
meja, tak terlihat lagi.
"Siapa itu?" Bill teriak.
"Ini Aku, Remus John Lupin!" teriak suara itu melawan suara angin yang menderu. Harry merasakan
ketegangan, apa yang terjadi? "Aku adalah manusia-serigala, menikah dengan Nymphadora Tonks, dan
kau, penjaga rahasia dari shell cottage, memberitahuku alamat dan memintaku datang bila keadaan
darurat!"
Lupin keluar dari ambang pintu. Ia pucat pasi, terbungkus dengan jubah bepergian, rambutnya yang
beruban tersapu angin. Dia berdiri tegak, melihat-lihat ruangan itu, memastikan siapa yang ada di sana,
kemudian berteriak dengan suara keras, "anak laki-laki! Kami menamainya Ted, setelah bapak Dora!"
Hermione menjerit.
"Apa --? Tonks -- Tonks telah mempunyai bayi?"
"Ya, ya, dia sudah melahirkan!" teriak Lupin. Semua orang di meja menangis bahagia, bernafas lega:
Hermione Dan Fleur kedua-duanya memekik, "Selamat!" dan Ron berkata, "Blimey, seorang bayi!"
seperti dia tidak pernah mendengar hal seperti itu sebelumnya.
"Ya -- ya -- laki-laki," sahut Lupin lagi yang terlihat ling-lung oleh kebahagaiaannya. Dia melangkah
mengelilingi meja dan memeluk Harry, pemandangan di ruang bawah tanah di Grimmauld Place seperti
tidak pernah terjadi.
“Kau akan menjadi ayah angkat?”
“A..ku?” Harry terbata-bata.
“Kau, iya, tentu saja…Dora sangat setuju, tidak ada yang lebih baik …”
"Aku -- yeah – tentu saja --"
Harry merasa diliputi keheranan dan kegembiraan, sekarang Bill sedang terburu-buru mengambil anggur,
dan Fleur sedang membujuk Lupin agar bergabung dengan mereka untuk minum.
 “Aku tidak bisa berlama-lama, Aku harus kembali,” kata Lupin ... Dia terlihat lebih muda dari yang
pernah Harry lihat. ”Terima Kasih, terima kasih, Bill”
Bill telah mengisi piala mereka, mereka paham dan mengangkat piala dengan tinggi untuk bersulang.
“Untuk Teddy Remus Lupin,” kata Lupin. ”penyihir hebat yang telah lahir!"
"S’perti apa dia?" selidik Fleur.
"Aku pikir ia mirip Dora, tetapi Dora pikir ia mirip aku. Tidak banyak mempunyai rambut. Rambutnya
terlihat hitam ketika ia telah dilahirkan, tetapi aku bersumpah rambutnya berubah jingga sejak satu jam
yang lalu. Mungkin pirang saat aku kembali. Andromeda berkata rambut Tonks mulai berubah warna
sehari ia telah dilahirkan." Ia meminum pialanya. "Oh, ayolah tambah lagi, hanya satu lagi," ia
menambahkan dengan keras ketika Bill mengisi lagi.
Angin menghembuskan pondok kecil dan api yang bagaikan melompat-lompat dan membuat suara
retakan, dan Bill segera membuka botol anggur lain. Berita Lupin yang nampak telah membuat mereka
keluar dari diri mereka sendiri, dipindahkan sebentar dari keadaan mereka yang sedang terkepung:
Kabar kehidupan baru sangat menggembirakan. Hanya goblin yang nampak tidak disentuh oleh atmosfer
yang tiba-tiba berubah menjadi suatu perayaan, dan sesaat kemudian ia menyelinap kembali ke dalam
kamar tidur dan sekarang sendirian. Harry berpikir hanya ia satu-satunya yang sadar akan hal ini, sampai
ia melihat mata Bill mengikuti goblin yang naik tangga.
"Tidak... tidak... Aku harus segera kembali," akhirnya Lupin berkata, menolak piala lain yang berisi
anggur. Dia berdiri dan menarik jubah bepergiannya menutupi dirinya. "Selamat tinggal, selamat tinggal...
Aku akan mencoba membawa beberapa foto di hari lain... Mereka akan sangat senang mengetahui
bahwa Aku menemui kalian.... "
Ia mengikat jubahnya dan mengucap selamat tinggal dengan memeluk para perempuan dan berjabat
tangan dengan laki-laki, kemudian kembali ke dalam malam yang liar.
“Ayah angkat, Harry!” kata Bill ketika mereka berjalan menuju dapur bersama-sama, membantu
membersihkan meja. “Suatu kehormatan! Selamat!"
Ketika Harry membereskan piala yang kosong yang ia bawa, Bill menarik pintu di belakang hingga
menutup, mencegah pembicaraan terdengar oleh yang lain yang  masih terus merayakannya bahkan
setelah Lupin pergi.
“Sebenarnya aku ingin bicara secara pribadi, Harry. Tidak mudah mempunyai kesempatan saat pondok
ini penuh dengan orang.”
Bill ragu-ragu.
“Harry, kau merencanakan sesuatu dengan Griphook.”
Itu adalah sebuah pernyataan buka pertanyaan dan Harry tidak bersusah payah untuk menyangkalnya.
Dia hanya menatap Bill, menunggu.
“Aku tahu goblin,” kata Bill. “ Aku telah bekerja untuk Gringrots setelah lulus dari Hogwarts. Selama
 bisa berteman antara penyihir dan goblin, Aku mempunyai teman goblin – atau, setidaknya goblin yang
aku kenal dekat, dan suka.” Sekali lagi Bill ragu-ragu. “Harry, apakah yang kau inginkan dari Griphook
dan apa kau menjanjikan sesuatu kepadanya sebagai imbalan?”
“Aku tidak dapat memberitahumu,” kata Harry. “Maaf, Bill.”
Pintu dapur terbuka di sebelah mereka; Fleur mencoba membawa banyak piala kosong.
“Tunggu,” Bill memberitahunya. “ Sebentar saja.”
Fleur keluar dan Bill menutup pintu lagi.
“Lalu Aku harus mengatakan ini,” Bill melanjutkan. “ Jika kau melakukan berbagai penawaran dengan
Griphook, dan biasanya sekali  jika penawaran itu termasuk harta, kau harus sangat berhati-hati.
Pendapat Goblin terhadap kepunyaan, pembayaran, dan pengembalian tidaklah sama dengan manusia. ”
Harry merasakan sesuatu yang sedikit menggeliatkan ketidaknyamanan, seolah-olah ada ular kecil yang
bergerak di dalam dirinya.
"Apa maksudmu?" Harry bertanya.
"Kita membicarakan tentang keturunan yang berbeda," Bill berkata. "Perjanjian antara penyihir dan
goblin telah dihawatirkan selama berabad-abad... tetapi kau akan tahu semuanya dari Sejarah Sihir.
Telah terdapat kesalahpahaman di kedua sisi, aku tidak pernah akan menganggap bahwa penyihir tidak
bersalah. Bagaimanapun, ada suatu kepercayaan antar beberapa goblin, dan mereka yang ada di
Gringotts barangkali paling cenderung akan itu, penyihir itu tidak bisa dipercaya dalam berbagai hal
seperti emas dan harta benda, bahwa penyihir tidak punya rasa hormat untuk kepemilikan goblin."
”Aku menghormati--" Harry memulai, tetapi Bill menggelengkan kepalanya.
“Kau tidak paham, Harry, tidak seorangpun dapat mengerti jika tidak hidup bersama goblin. Bagi goblin,
hal yang paling benar dan pemilik dari semua benda adalah pembuatnya, bukan pembeli. Benda buatan
goblin adalah, di mata goblin, menjadi hak milik mereka."
"Tapi itu sudah dibeli ..."
"-- kemudian mereka akan menganggap itu disewakan kepada seseorang yang telah membayar dengan
uang. Bagaimanapun, mereka punya kesukaran besar dengan ide atas benda buatan goblin yang pindah
dari penyihir ke penyihir. Kau lihat wajah Griphook ketika tiara yang lewat di bawah matanya. Ia
menentang. Aku percaya ia berpikir, seperti sesamanya yang sengit, bahwa tiara itu seharusnya telah
dikembalikan kepada goblin ketika pembeli yang asli meninggal. Mereka menganggap kebiasaan kita
memelihara benda buatan goblin, sesuatu yang dilewati dari mereka dari penyihir ke penyihir tanpa
pembayaran lebih lanjut, sedikit lebih banyak seperti pencuri."
Harry mempunyai suatu perasaan tidak menyenangkan sekarang, ia heran apakah Bill mengira lebih dari
apa yang ia perkirakan.
“Semua yang kukatakan,” kata Bill, memegang gagang pintu di belakangnya yang menuju ke ruang
duduk, "Berhati-hatilah atas apa yang kau janjikan kepada goblin, Harry. Tidak akan lebih berbahaya
menerobos Gringotts bila dibandingkan dengan mengingkari janji pada goblin."
 “Baiklah,” kata Harry ketika Bill membuka pintu, “Yeah. Terima Kasih. Aku akan mengingatnya.”
Dia mengikuti Bill kembali ke yang lainnya dengan pikiran cemas yang datang kepadanya, tidak
ragu-ragu dia telah mabuk. Harry nampak ditetapkan pada posisi yang sama sebagai ayah angkat yang
nekat untuk Teddy Lupin sama seperti ketika Sirius Black kepadanya.


To be continue........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Search my Blog