BAB 20
XENOPHILIUS LOVEGOOD
Harry tidak mengharapkan kemarahan Hermione mereda setelah malam hari dan oleh karena itu tidak
heran bahwa dia terlihat kotor dan lebih banyak diam pada keesokan paginya. Ron menanggapinya
dengan menampakkan tanda kesedihan yang tak biasanya dengan penyesalan yang dalam dari sikap
Hermione. Kenyataannya, ketika mereka bertiga bersama, Harry merasa seperti satu-satunya bukan
pelayat yang menghadiri pemakaman. Namun selama beberapa waktu itu, Ron menghabiskan waktu
bersama Harry (mengambil air dan mencari jamur muda). Ia menjadi begitu riang.
“Seseorang telah membantu kita,” dia tetap berkata, “Seseorang mengirim rusa betina itu, Seseorang
yang ada di pihak kita, Satu Horcrux hancur, kawan!”
Terdorong oleh kehancuran liontin, mereka kemudian membahas kemungkinan lokasi dari
Horcrux-Horcrux lainnya meskipun mereka telah sering mendiskusikan hal itu sebelumnya. Harry merasa
optimis, yakin bahwa terobosan-terobosan berikutnya akan mengikuti sukses ini. Kedongkolan
Hermione tidak dapat merusak semangat besarnya; nasib baik mereka yang datang tiba-tiba, kemunculan
dari rusa betina yang misterius, kembalinya pedang Gryffindor, dan di atas semua itu, kembalinya Ron
membuat Harry sangat senang, yang menyebabkan cukup sulit untuk membuatnya tidak tersenyum.
Di sore hari, dia dan Ron menghindari kemarahan Hermione yang muncul kembali dan di bawah
kepura-puraan menjelajah pagar tanaman untuk mencari buah beri hitam khayalan, mereka melanjutkan
pertukaran berita yang telah terjadi. Harry akhirnya dapat menceritakan kepada Ron keseluruhan
perjalanannya dan Hermione yang bermacam-macam hingga apa yang terjadi di Godric’s Hollows; Ron
bercerita tentang semua yang dia ketahui tentang dunia sihir selama minggu-minggu kepergiannya.
“… dan bagaimana kau tahu tentang yang Tabu?” dia bertanya kepada Harry setelah menjelaskan
banyaknya usaha yang mengecewakan dari para kelahiran Muggle untuk menghindari Kementerian.”
“Tentang apa?”
“Kau dan Hermione harus berhenti mengucapkan nama Kau-Tahu-Siapa!”
“Oh, yeah, Baiklah, itu cuma sesuatu yang telah menjadi kebiasaan buruk kami, ” jelas Harry. “Tapi aku
tidak punya masalah untuk menyebut dia V---”
“Tidak!” raung Ron, menyebabkan Harry melompat ke pagar dan Hermione (hidungnya terkubur ke
dalam buku di pintu masuk tenda) memandang marah kepada mereka.
“Maaf,” kata Ron, menarik Harry keluar dari semak berduri, “tapi namanya sudah di-Tabu-kan, Harry,
itu cara bagaimana mereka menemukan orang! Menggunakan namanya dapat mematahkan perlindungan,
--- itulah bagaimana mereka menemukan kita di jalan Tottenham Court!”
“Karena kita menggunakan
nama
-nya?”
“Benar! Sebenarnya masuk akal juga. Hanya orang yang serius melawannya, seperti Dumbledore, yang
benar-benar berani menggunakannya. Sekarang mereka mengganggap itu Tabu, siapapun yang
mengatakannya dapat dilacak --- cara cepat-dan-mudah untuk menemukan anggota Orde! Mereka
hampir menangkap Kingsley ---”
“Kau pasti bercanda?”
“Yeah, selusin Death Eaters menyudutkannya, Bill bilang ia melawan mereka semua untuk melarikan diri.
Dia sedang dalam pelarian sekarang, seperti kita,” Ron menggaruk dagunya dengan ujung tongkatnya
sambil berpikir. “Kau tidak memperhitungkan Kingsley dapat mengirimkan rusa betina itu?”
“Patronusnya lynx, kita melihatnya di pernikahan, ingat?”
“Oh, ya...”
Mereka melangkah lebih jauh sepanjang pagar, menjauh dari tenda dan Hermione.
“Harry.. kau tidak memperhitungkan kalau ini mungkin Dumbledore?”
“Dumbledore apa?”
Ron terlihat sedikit malu, tapi berkata dalam suara rendah, “Dumbledore… rusa betina? Maksudku,”
Ron menatap Harry dari sudut matanya, “Dia punya pedang yang asli, ‘kan?”
Harry tidak menertawakan Ron, karena dia sangat paham keinginan di balik pertanyaan itu. Ide bahwa
Dumbledore telah mengatur untuk kembali kepada mereka, bahwa ia sedang memperhatikan mereka,
akan sangat tidak nyaman. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Dumbledore telah meninggal,” kata Harry. “Aku melihat hal itu terjadi, aku melihat jenazahnya. Dia
sudah pasti pergi. Lagipula, Patronusnya adalah phoenix, bukan rusa betina.”
“Patronus bisa berubah, kan?” kata Ron, “Punya Tonks berubah, kan?"
"Yeah, tapi jika Dumbledore masih hidup, kenapa dia tidak menunjukkan dirinya? Kenapa dia tidak
memberikan langsung pedangnya?”
“Untuk mencariku,” jawab Ron. “Alasan yang sama dia tidak memberikannya padamu ketika masih
hidup? Alasan yang sama mengapa dia meninggalkan untukmu sebuah Snitch tua dan buku dongeng anak
kecil untuk Hermione?”
“Tapi kenapa?” tanya Harry, yang berputar untuk melihat Ron dengan wajah putus asa untuk menjawab
“Aku tak tahu,” kata Ron. “Kadang-kadang aku berpikir, ketika aku sedikit putus asa, dia sedang
tertawa atau --- atau dia hanya ingin membuat ini sedikit sulit, Tapi aku tidak berpikir begitu lagi, tidak
lagi. Dia tahu apa yang dia lakukan ketika dia memberikan aku Deluminator, kan? Dia – yah,” telinga
Ron berubah merah dan ia menjadi asyik dengan sejumput rumput di kakinya, yang ia sodok dengan
ujung kakinya, “Dia pasti tahu, aku akan meninggalkanmu.”
“Tidak,” Harry mengoreksinya. “Dia pasti tahu, kau akan selalu ingin kembali.”
Ron terlihat berterima kasih, tapi tetap canggung. Kemudian untuk mengubah topik pembicaraan, Harry
berkata,
“Bicara tentang Dumbledore, pernahkah kau mendengar apa yang Skeeter tulis tentang dia?”
“Oh yeah,” kata Ron seketika, “Orang-orang banyak membicarakan tentang hal itu. Pasti, jika sesuatu
berbeda itu akan menjadi berita besar, Dumbledore menjadi sahabat Grindelwald, tapi sekarang itu cuma
bahan tertawaan bagi orang-orang yang tidak menyukai Dumbledore, dan sedikit penghinaan terhadap
siapapun yang berpikir dia adalah orang baik. Bagaimanapun, aku tak tahu kalau ini suatu masalah besar.
Dia sangat muda ketika mereka –“
“Seumur kita,” kata Harry, seperti jawabannya kepada Hermione, dan sesuatu yang terlihat di
ekspresinya membuat Ron memutuskan menolak melanjutkan bahasan itu.
Laba-laba besar menempel di tengah-tengah lapisan jaring pada semak berduri. Harry membidik
padanya dengan tongkat yang Ron berikan kepadanya pada malam sebelumnya, yang telah diuji oleh
Hermione, dan telah diputuskan bahwa tongkat itu terbuat dari blackthorn.
“
Engorgio
”
Laba-laba itu sedikit gemetar, melambung sedikit pada jaring. Harry mencoba lagi. Kali ini laba-laba itu
tumbuh sedikit lebih besar
“Hentikan itu,” kata Ron dengan jelas, “Aku minta maaf aku berkata Dumbledore masih muda, oke?”
Harry lupa tentang kebencian Ron akan laba-laba.
“Maaf ---
Reducio
”
Laba-laba itu tidak mengecil. Harry melihat ke bawah pada tongkat blackthorn. Setiap mantra kecil
yang ia lakukan dengan tongkatnya sampai sejauh ini terlihat tidak berguna dibandingkan dengan apa
yang ia lakukan dengan tongkat phoenix-nya. Tongkat barunya ini terasa tidak biasa, seperti tangan
seseorang terjahit pada ujung lengannya.
“Kau hanya perlu berlatih,” kata Hermione, yang telah mendekati kebisingan mereka dari belakang dan
telah menonton dengan cemas ketika Harry mencoba untuk membesarkan dan mengecilkan laba-laba.
“Ini cuma masalah kepercayaan diri, Harry.”
Harry tahu kenapa Hermione menginginkan hal ini baik-baik saja; Dia tetap merasa bersalah karena
mematahkan tongkat Harry. Ia menahan jawaban sinisnya dengan menggigit bibirnya, bahwa Hermione
dapat mencoba tongkat blackthorn jika ia pikir ini tidak membuat perbedaan, dan Harry dapat memakai
tongkat Hermione sebagai pengganti. Namun, demi mengembalikan persahabatan mereka kembali, dia
setuju; tetapi ketika Ron memberikan Hermione senyum kecil, Hermione pergi dan menghilang untuk
membaca buku-bukunya sekali lagi.
Mereka bertiga kembali ke dalam tenda ketika hari mulai gelap, dan Harry yang pertama kali
menyadarinya. Ia duduk di depan pintu masuk, dan mencoba untuk membuat batu kecil melayang di atas
kakinya dengan tongkat blackthorn; tapi sihirnya masih terlihat janggal dan kurang kuat dari yang telah
dia lakukan sebelumnya. Hermione berbaring di tempat tidurnya sambil membaca, sementara Ron,
setelah melirik dengan gugup kepada Hermione, telah mengambil alat tanpa kabel yang terbuat dari kayu
dari ranselnya dan mulai mencoba untuk menyetel alat itu.
“Ada satu program ini,” Ron berkata pada Harry dengan suara rendah, “yang memberitahu berita apa
adanya. Semua program lain adalah di pihak Kau-Tahu-Siapa dan mengikuti jalur Kementrian, tapi yang
satu ini … tunggu hingga kau mendengarnya, ini hebat. Hanya saja, mereka tidak dapat siaran setiap
malam, mereka harus tetap berpindah tempat, kalau-kalau mereka dirazia dan kau membutuhkan
password untuk mendengarkannya … Masalahnya, aku ketinggalan acara terakhir…”
Dia mengetuk ringan di bagian atas radio dengan tongkatnya, berkomat-kamit kata-kata acak di bawah
nafasnya. Dia melirik Hermione secara sembunyi-sembunyi, terutama karena takut akan ledakan amarah,
tetapi Hermione bahkan tidak menganggap dia ada. Setelah sepuluh menit atau lebih Ron mengetuk dan
berkomat-kamit, Hermione membalik halaman bukunya, dan Harry melanjutkan berlatih dengan tongkat
blackthorn.
Akhirnya Hermione turun dari tempat tidurnya. Ron berhenti mengetuk seketika.
“Jika ini mengganggumu, aku akan menghentikkannya!” Ron memberitahu Hermione dengan gugup.
Hermione tidak berkenan untuk menanggapi, tapi mendekati Harry.
“Kita perlu bicara,” pinta Hermione.
Harry melihat pada buku yang masih ada dalam genggaman Hermione. Itu adalah
Kehidupan dan
Kebohongan Albus Dumbledore
.
“Apa?” kata Harry khawatir. Ia teringat bahwa ada satu bab tentang ia disana; ia tidak yakin kalau ia
tertarik untuk mendengarkan versi Rita tentang hubungannya dengan Dumbledore. Bagaimanapun,
jawaban Hermione adalah, sama sekali tidak terduga.
“Aku ingin pergi dan bertemu Xenophilius Lovegood.”
Harry menatap Hermione.
“Maaf?”
“Xenophilius Lovegood, ayah Luna. Aku ingin pergi dan berbicara kepadanya!”
“Er – kenapa?”
Hermione mengambil nafas panjang, menguatkan dirinya sendiri, dan berkata, “Ini soal tanda itu, tanda
di
Beedle Sang Seniman^
. Lihat ini!”
Dia menyorongkan
Kehidupan dan Kebohongan Albus Dumbledore
ke bawah mata enggan Harry
dan memperlihatkan foto dari surat asli yang ditulis Dumbledore untuk Grindelwald, dengan tulisan khas
Dumbledore yang tipis dan miring. Harry benci melihat bukti mutlak bahwa Dumbledore benar-benar
menulis kata-kata itu, bahwa mereka bukanlah penemuan Rita.
“Tanda tangan,” kata Hermione. “Lihat tanda tangannya, Harry!”
Harry menuruti. Untuk sesaat dia tidak punya ide apa yang Hermione bicarakan, tapi, melihat lebih
dekat dengan bantuan penerangan dari tongkatnya, dia melihat bahwa Dumbledore membubuhkan huruf
A
dari Albus dengan versi kecil dari tanda segitiga yang sama dengan yang tertulis dalam
Kisah Beedle
Sang Seniman
.
“Er – apa yang kau -- ?” tanya Ron sejenak, tetapi Hermione tidak mengindahkannya dan melihat
kembali kepada Harry.
“Ini semakin jelas, kan?” kata Hermione. “Aku tahu Viktor berkata ini adalah tanda Grindelwald, tapi ini
pasti terdapat di makam tua itu di Godric’s Hollow, dan tanggal pada nisannya telah ada lama sebelum
Grindelwald datang! Dan sekarang, ini! Yah, kita tidak bisa bertanya kepada Dumbledore atau
Grindelwald apa artinya – aku bahkan tidak tahu apakah Grindelwald masih hidup – tapi kita dapat
bertanya pada Mr. Lovegood. Ia telah memakai simbol ini di pernikahan. Aku yakin ini penting, Harry!”
Harry tidak menjawab secara langsung. Dia melihat pada wajah Hermione yang serius, dan penuh
keingintahuan, kemudian beralih ke kegelapan yang meliputi, berpikir. Setelah hening beberapa waktu,
Harry berkata, “Hermione, kita tidak memerlukan kejadian Godric’s Hollow yang lain. Kita telah
membahas untuk pergi ke sana, dan – ”
“Tapi ini selalu muncul, Harry! Dumbledore meninggalkan untukku
Kisah Beedle Sang Seniman
,
bagaimana kau tahu kalau kita tidak harus mencari tahu tentang tanda itu?”
“Kita mulai lagi!” Harry merasa sedikit jengkel. “Kita tetap mencoba meyakinkan diri kita sendiri bahwa
Dumbledore meninggalkan kita tanda dan petunjuk – ”
“Deluminator sejauh ini sangat berguna,” Ron mulai bicara. “Aku pikir Hermione benar, aku pikir kita
harus pergi dan bertemu Lovegood.”
Harry melemparkan pandangan kecewa pada Ron. Dia cukup yakin bahwa dukungan Ron terhadap
Hermione hanya sedikit berhubungan dengan keinginan untuk tahu arti tentang rune bentuk segitiga itu.
“Ini tidak akan seperti kejadian Godric’s Hollow,” Ron menambahkan, “Lovegood ada di pihakmu,
Harry,
The Quibbler
telah ada untukmu selama ini, ia tetap memberitahu pada semua orang bahwa
mereka harus menolongmu!”
“Aku yakin ini penting!” kata Hermione sungguh-sungguh.
“Tapi tidakkah kalian pikir, jika ini benar, Dumbledore akan memberitahuku tentang ini sebelum ia
meninggal?”
“Mungkin … mungkin ini sesuatu yang perlu kau cari tahu sendiri,” jawab Hermione seraya
mencengkeram sedotan dengan lemah.
“Yeah,” kata Ron menjilat, “itu masuk akal.”
“Tidak, bukan itu,” bentak Hermione, “tapi aku tetap berpikir kita harus berbicara kepada Mr.
Lovegood. Simbol yang menghubungkan Dumbledore, Grindelwald, dan Godric’s Hollows? Harry, aku
yakin kita harus tahu tentang hal ini!”
“Aku pikir kita seharusnya mengadakan pemilihan suara,” kata Ron. “Yang berminat untuk menemui
Lovegood –”
Tangan Ron telah terangkat ke udara sebelum Hermione. Bibir Hermione gemetar mencurigakan ketika
ia mengangkat tangannya.
“Kau kalah, Harry, maaf,” kata Ron, menepuk punggung Harry.
“Tak apa,” kata Harry, setengah terhibur, setengah jengkel. “Hanya saja, setelah kita bertemu
Lovegood, mari mencoba dan mencari beberapa Horcrux lagi, oke? Ngomong-ngomong, di mana
Lovegood tinggal? Apakah salah satu dari kalian tahu?”
“Yeah, mereka tidak jauh dari rumahku,” jawab Ron. “Aku tidak tahu tepatnya di mana, tapi Mum dan
Dad selalu menunjuk ke arah bukit ketika mereka menyebutkan soal mereka. Seharusnya tak terlalu sulit
untuk menemukannya.”
Ketika Hermione telah kembali ke tempat tidurnya, Harry merendahkan suaranya.
“Kau hanya setuju untuk berusaha dan kembali ke dalam buku bagus Hermione.”
“Semua adil dalam cinta dan perang,” kata Ron gembira, “dan ini sedikit dari keduanya. Bergembiralah,
ini libur Natal, Luna akan berada di rumah!”
Mereka mendapatkan gambaran bagus akan desa Ottery St. Cachopole dari lereng bukit yang berangin,
di mana mereka akan ber-Disapparate besok pagi. Dari sudut pandang mereka yang tinggi, desa itu
terlihat seperti koleksi rumah mainan diantara pilar-pilar miring sinar matahari yang menembus ke bumi
dari sela-sela awan. Mereka berdiri satu atau dua menit untuk melihat ke arah The Burrow, tangan
mereka membayangi mata mereka, tetapi yang dapat mereka lihat hanyalah pagar-pagar tinggi dan
pepohonan di kebun buah-buahan, yang memberikan rumah kecil bengkok itu perlindungan dari
penglihatan Muggle.
“Ini aneh, sedekat ini, tapi tidak datang berkunjung,” kata Ron.
“Yah, ini tidak seperti kau belum menemui mereka. Kau ada di sana untuk Natal,” kata Hermione
dingin.
“Aku tidak berada di The Burrow!” sahut Ron dengan sedikit tertawa. “Kau pikir aku akan kembali ke
sana dan memberitahu mereka semua aku pergi dari kalian? Yeah, Fred dan George akan sangat baik
tentang ini. Dan Ginny, dia akan sangat mengerti.”
“Tetapi dimana kau berada selama itu?” tanya Hermione terkejut.
“Rumah baru Bill dan Fleur. Pondok Karang. Bill selalu baik padaku. Dia – dia tidak terpengaruh saat
dia mendengar apa yang aku lakukan, tapi dia tidak mencari tahu lebih banyak. Dia tahu aku benar-benar
menyesal. Tidak satu pun anggota keluarga yang lain yang tahu aku ada di sana. Bill memberitahu Mum
kalau ia dan Fleur tidak pulang ke rumah pada hari Natal karena mereka ingin menghabiskan waktu
berdua. Kau tahu, liburan pertama setelah pernikahan mereka. Aku tidak berpikir Fleur akan keberatan.
Kau tahu bagaimana dia membenci Celestina Warbeck.”
Ron berputar membelakangi The Burrow.
“Ayo kita coba ke sana,” katanya, memimpin jalan menuju puncak bukit.
Mereka berjalan beberapa jam, Harry, di bawah desakan Hermione, bersembunyi di bawah Jubah
Gaib. Kelompok bukit rendah itu nampak tidak berpenghuni, kecuali sebuah pondok kecil, yang terlihat
ditinggalkan.
“Apa kalian pikir itu tempatnya, dan mereka telah pergi untuk Natal?” kata Hermione, mengintai lewat
jendela di dapur kecil yang rapi dengan geranium pada ambang jendela. Ron mendengus.
“Dengar, aku rasa kau akan dapat mengetahui siapa yang tinggal di sana jika melihat lewat jendela
Lovegood. Ayo coba bukit-bukit selanjutnya.”
Jadi mereka ber-Disapparate beberapa mil ke arah utara.
“Aha!” teriak Ron, angin menyibak rambut dan pakaian mereka. Ron menunjuk ke atas, ke arah puncak
bukit di mana mereka muncul tadi, di mana rumah berpenampilan paling aneh berdiri tegak melawan
langit, silinder hitam besar dengan bayangan rembulan bergantung di sebelahnya pada langit sore. “Itu
bisa jadi rumah Luna, siapa lagi yang akan tinggal di tempat seperti itu? Itu terlihat seperti benteng
raksasa!”
“Itu tidak seperti burung,” kata Hermione, memberengut pada menara.
“Aku sedang membicarakan tentang benteng catur,” kata Ron. “Sebuah kastil menurutmu.”
Kaki Ron yang terpanjang dan ia yang pertama sampai di puncak bukit. Ketika Harry dan Hermione
sampai, terengah-engah dan mencengkeram stik di samping mereka, mereka melihat Ron menyeringai
lebar.
“Itu milik mereka,” kata Ron. “Lihat.”
Tiga buah tanda buatan tangan dipaku pada pintu gerbang yang terlihat agak reyot.
Tulisan pertama berbunyi,
THE QUIBBLER. EDITOR, X. LOVEGOOD
yang kedua,
PETIK MISTLETOE-MU SENDIRI
yang ketiga,
MENJAUH DARI PLUM DIRIGIBLE
Gerbang itu berderik saat mereka membukanya. Jalan kecil berliku menuju pintu depan telah ditumbuhi
dengan berbagai tanaman aneh, termasuk semak-semak yang ditutupi buah jingga seperti lobak yang
kadang-kadang Luna pakai sebagai anting. Harry pikir dia mengenali Snargaluff dan menjauhi tunggul
keriput itu. Pohon apel kepiting berumur dua tahun, bengkok karena angin, daunnya tinggal sedikit tetapi
masih dipenuhi dengan buah merah seukuran buah beri dan semak mistletoe bermanik-putih, berdiri bagai
pengawal di kedua sisi pintu masuk. Burung hantu kecil dengan kepala seperti elang yang sedikit datar
mengintai ke bawah pada mereka dari salah satu cabang.
“Kau lebih baik melepaskan Jubah Gaib, Harry,” saran Hermione. “Kau yang Mr. Lovegood ingin
tolong, bukan kami.”
Harry melakukan apa yang Hermione sarankan, menyerahkan padanya Jubah Gaib untuk disimpan di
dalam tas manik. Dia kemudian mengetuk pintu hitam yang tebal tiga kali, yang dipenuhi dengan paku
besi dan memakai pengetuk pintu berbentuk seperti elang.
Sudah sepuluh menit berlalu, kemudian pintu terbuka dan di sana berdiri Xenophilius Lovegood,
telanjang kaki dan mengenakan apa yang terlihat sebagai pakaian tidur yang lusuh. Rambut putih panjang
dan mengembangnya kotor dan tidak rapi. Xenophilius pastilah lebih rapi sewaktu di pernikahan Bill dan
Fleur jika dibandingkan.
“Apa? Apa ini? Siapa kau? Apa yang kau inginkan?” dia berteriak dengan suara tinggi, suara
bersungut-sungut, melihat pertama-tama kepada Hermione, lalu pada Ron, dan akhirnya pada Harry, di
mana mulutnya membentuk huruf O yang sempurna dan lucu.
“Halo, Mr. Lovegood,” sapa Harry, hendak berjabat tangan,”saya Harry, Harry Potter.”
Xenophilius tidak menyambut tangan Harry, meskipun matanya terpaku pada bekas luka Harry.
“Bolehkah kami masuk?” tanya Harry. “Ada sesuatu yang ingin kami tanyakan pada Anda.”
“Aku … Aku tidak yakin itu bijaksana,” bisik Xenophilius, dia menurut dan melihat sekeliling taman
dengan cepat. “Agak mengejutkan … Kataku … Aku … Aku khawatir aku tidak benar-benar berpikir
aku harus ---”
“Tidak akan lama,” kata Harry, sedikit kecewa dengan sambutan yang kurang-hangat.
“Aku --- oh, baiklah. Masuk, cepat, cepat!”
Mereka hanya sedikit di belakang ambang pintu depan ketika Xenophilius membanting pintu menutup di
belakang mereka, mereka berdiri di dapur teraneh yang Harry pernah lihat. Ruangan itu berbentuk bulat
sempurna, sehingga ia merasa seperti berada dalam pot lada raksasa. Semuanya terpasang pas di
tembok – tungku, tempat cuci piring, dan lemari – dan semuanya dilukisi dengan bunga, serangga, dan
burung dengan warna-warna cerah. Harry berpikir dia mengenali gaya Luna. Efeknya di ruang yang
cukup tertutup seperti itu, sedikit berlebihan.
Di tengah-tengah lantai, sebuah tangga besi tempa spiral mengarah ke lantai atas. Ada suara bising dan
keras datang dari atas: Harry ingin tahu apa yang mungkin Luna sedang lakukan.
“Lebih baik kalian naik ke atas,” kata Xenophilius, tetap terlihat sangat tidak nyaman, dan dia memimpin.
Ruangan di atas terlihat seperti kombinasi dari ruang tamu dan tempat kerja, dan seperti, bahkan lebih
berantakan dari dapur. Meskipun lebih kecil dan bundar sempurna, ruangannya agak menyerupai Ruang
Kebutuhan saat kesempatan yang tidak terlupakan ketika ruangan itu telah merubah dirinya menjadi
labirin besar yang mencakup semua barang tersembunyi selama berabad-abad. Ada beberapa tumpukan
di atas tumpukan dari buku dan kertas di setiap tempat. Model buatan rumit dari makhluk-makhluk yang
tidak Harry kenal, semua sayap mengepak atau rahang menggigit, menggantung dari langit-langit.
Luna tidak ada disana. Benda yang membuat suara ribut itu terbuat dari kayu dan mempunyai banyak
roda gigi dan roda-roda lain yang berputar menggunakan sihir, ia terlihat seperti keturunan aneh dari
sebuah bangku kerja dan satu set rak, tapi setelah beberapa waktu Harry menyimpulkan bahwa itu
adalah mesin cetak model lama, dari fakta bahwa itu memproduksi majalah Quibbler.
“Permisi,” kata Xenophilius, dan dia melangkah ke mesin, mengambil taplak meja kotor dari bawah
buku-buku dan kertas-kertas yang sangat banyak, yang semuanya berjatuhan ke lantai, dan
melemparnya ke atas mesin yang terkadang mengeluarkan suara keras yang tidak jelas dan bising. Dia
kemudian menghadap ke Harry.
“Kenapa kau datang kemari?”
Namun sebelum Harry menjawab, Hermione berteriak sedikit terkejut.
“Mr. Lovegood – apa itu?”
Dia menunjuk pada sesuatu yang besar, tanduk spiral abu-abu, tidak seperti unicorn, yang menonjol
beberapa kaki ke dalam ruangan.
“Itu tanduk dari Snorkack-Tanduk-Kisut,” kata Xenophilius.
“Tidak, itu bukan!” kata Hermione.
“Hermione,” Harry berkomat-kamit malu, “Sekarang bukan saatnya – ”
“Tapi Harry, itu adalah Tanduk Erumpent! Itu Barang-Barang yang Dapat Diperjual-belikan kelas B dan
itu adalah benda yang sangat berbahaya untuk dimiliki di rumah!”
“Bagaimana kau tahu itu tanduk Erumpent?” tanya Ron, menjauh dari tanduk secepat dia bisa,
memandang curiga pada ruangan yang berantakan.
“Ada deskripsinya dalam Hewan-hewan Fantastis dan Dimana Mereka Bisa Ditemukan! Mr.
Lovegood, Anda harus menyingkirkannya, apakah Anda tidak tahu bahwa itu bisa meledak hanya
dengan sedikit sentuhan?”
“Snocknack-Tanduk-Kisut,” kata Xenophilius sangat jelas, ketidaksetujuan muncul di wajahnya, “
adalah makhluk sihir yang pemalu dan hebat, dan tanduknya – ”
“Mr. Lovegood. Saya mengenali tanda beralur di sekitar pangkalnya, itu tanduk Erumpent dan sangat
berbahaya – saya tidak tahu dimana Anda mendapatkannya -”
“Aku membelinya,” kata Xenophilius seketika. “Dua minggu yang lalu, dari penyihir muda berbakat yang
mengetahui ketertarikanku pada keindahan Snorkack. Kejutan Natal untuk Luna-ku. Sekarang,”
lanjutnya kepada Harry, “sebenarnya kenapa kau datang kemari, Mr. Potter?”
“Kami membutuhkan beberapa pertolongan,” kata Harry, sebelum Hermione memulai kembali.
“Ah,” kata Xenophilius,” Pertolongan, Hmm.”
Matanya yang bagus kembali bergerak kepada bekas luka Harry. Dia terlihat ketakutan dan terpesona
secara bersamaan.
“Ya. Masalahnya adalah … menolong Harry Potter … agak berbahaya.…”
“Bukankah kau orang yang tetap memberitahu setiap orang bahwa tugas pertama mereka adalah
menolong Harry?” kata Ron. “Pada majalahmu?”
Xenophilius melihat sekilas ke belakang Ron pada mesin cetak yang tersembunyi, yang masih berbunyi
keras dan bising di bawah taplak meja.
“Er – ya, aku telah mengekspresikan pandangan itu. Namun –”
“Itu tugas untuk semua orang, bukan Anda pribadi?” kata Ron.
Xenophilius tidak menjawab. Dia menelan ludah, matanya berpindah-pindah antara mereka bertiga.
Harry mendapat kesan bahwa dia sedang mengalami tekanan menyakitkan dalam dirinya.
“Di mana Luna?” Tanya Hermione. “ Mari kita tanyakan apa pendapatnya.”
Xenophilius menelan ludah. Dia terlihat menguatkan dirinya sendiri. Akhirnya dia berkata dengan suara
gemetar yang sulit didengar karena suara mesin cetak, “Luna ada di bawah, di sungai, memancing
Plimpies Air Tawar. Dia … dia akan senang melihat kalian. Aku akan pergi dan memanggil dia dan
kemudian – ya, baiklah. Aku harus mencoba untuk menolong kalian.”
Dia menghilang ke bawah melalui tangga spiral dan mereka mendengar pintu depan dibuka dan ditutup.
Mereka saling berpandangan satu sama lain.
“Kutil tua pengecut,” kata Ron. “Luna sepuluh kali lebih berani darinya.”
“Dia mungkin cemas tentang apa yang akan terjadi pada mereka jika
Death Eater
menemukan aku
disini,” sahut Harry.
“Yah, aku setuju dengan Ron,” kata Hermione, “Munafik tua yang mengerikan, memberitahu semua
orang untuk menolongmu dan mencoba menghindari dari diri sendiri. Dan demi Tuhan, menjauhlah dari
tanduk itu.”
Harry menyeberang ke jendela di bagian paling ujung dari ruangan. Dia dapat melihat sebuah sungai,
sebuah pita tipis berkilau terletak jauh di bawah mereka di dasar bukit. Mereka berada sangat tinggi;
seekor burung terbang melewati jendela ketika Harry menatap ke arah the Burrow, kini tak terlihat di
balik barisan bukit lain. Ginny ada di suatu tempat, di sana. Mereka sangat dekat satu sama lain hari ini,
dari semenjak pernikahan Bill dan Fleur, tetapi Ginny tidak mengetahui bahwa Harry memandang ke
arahnya saat ini, memikirkan tentang dirinya. Harry mengira dia harus gembira akan ini; setiap orang yang
berhubungan dengannya terancam bahaya, sikap Xenophilius membuktikan hal itu.
Dia menjauh dari jendela dan pandangannya jatuh pada benda aneh lainnya yang berdiri di atas papan
geser yang bengkok dan berantakan; sebuah patung pendek penyihir yang terlihat cantik namun keras,
dan memakai hiasan kepala yang terlihat sangat aneh. Dua benda yang menyerupai terompet telinga emas
melengkung keluar dari sisi-sisinya. Sepasang sayap biru kecil yang berkilau menempel pada tali kulit
yang keluar dari atas kepalanya, sementara salah satu dari lobak-lobak jingga menempel pada tali kedua
yang melingkari dahinya.
“Lihat ini, “ kata Harry.
“Menarik,” kata Ron. “Mengejutkan dia tidak memakainya ke pernikahan.”
Mereka mendengar pintu depan ditutup, dan sesaat kemudian Xenophilius naik melalui tangga melingkar
masuk ke dalam ruangan, kakinya yang kurus sekarang terbungkus sepatu bot Wellington, membawakan
sebuah baki dengan cangkir-cangkir teh yang tidak-tersusun-rapi dan sebuah teko yang mengepul.
“Ah ,kau telah melihat penemuan hewan peliharaanku,” dia berkata, mendorong baki ke lengan
Hermione dan bergabung dengan Harry di sisi patung.
“Modelnya, cukup menyerupai, berdasarkan kepala dari Rowena Ravenclaw yang cantik, ‘Kepintaran
tak terhingga adalah harta manusia yang paling berharga’!”
Dia menunjukkan benda seperti terompet telinga.
“Ini pipa pindah Wrackpurt – untuk memindahkan semua sumber gangguan dari wilayah dekat si
pemikir. Di sini,” dia menunjuk sayap kecil, “baling-baling billywig, untuk mendorong naik kerangka
pikiran. Akhirnya,” dia menunjuk kea rah lobak jingga, “Plum Dirigible, dapat meningkatkan kemampuan
untuk menerima hal yang luar biasa.”
Xenophilius melangkah kembali pada baki teh yang Hermione telah atur keseimbangannya di atas salah
satu meja yang berantakan.
“Bolehkah aku menyuguhkan sari akar Gurdy?” kata Xenophilius. “Kami membuatnya sendiri.” Ketika
ia mulai menuangkan minuman yang berwarna ungu pekat seperti jus beetroot, ia menambahkan, “Luna
ada di bawah Jembatan Dasar, dia sangat bersemangat karena kalian ada disini. Dia seharusnya tidak
akan lama, dia telah menangkap hampir cukup Plumpies untuk membuat sup untuk kita semua. Silahkan
duduk dan jangan sungkan untuk gulanya.”
“Sekarang,” dia memindahkan tumpukan kertas dari sebuah kursi dan mendudukinya, “Bagaimana aku
dapat membantumu, Mr. Potter?”
“Yah,” kata Harry, melirik Hermione, yang mengangguk dengan membesarkan hati, “Ini tentang simbol
yang Anda pakai di sekeliling leher Anda saat pernikahan Bill dan Fleur, Mr. Lovegood. Kami
bertanya-tanya apakah artinya itu.”
Xenophilius mengangkat alisnya.
“Apakah yang kalian maksud tanda dari Deathly Hallows?”
To be continue.........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar