BAB 10 Part 2
KISAH KREACHER
(Kreacher’s Tale)
“… saat itu,” Hermione menyelesaikan kalimatnya dalam bisikan.
“Ada yang salah?” tanya Ron.
“Ada di lemari kaca di ruang tamu. Tidak ada yang bisa membukanya. Dan kita… kita…”
Harry merasa ada sebuah bata yang memaksa masuk ke dalam dada dan perutnya. Harry ingat, ia
bahkan sempat memegangnya saat setiap orang mencoba untuk membukanya. Lalu liontin itu dibuang ke
karung sampah, bersamaan dengan sekotak bubuk Wartcap dan kotak musik yang membuat setiap
orang mengantuk…
“Kreacher menyelinapkan banyak barang dari kita,” kata Harry. Hanya itu satu-satunya harapan yang
ada, harapan tipis yang mereka miliki, ysng tidak akan mereka lepaskan. “Dia menyembunyikan semua
barang-barang itu di lemarinya di dapur. Ayo!”
Harry berlari menuruni tangga dengan melompati dua-dua anak tangga sekaligus, Ron dan Hermione
juga berlari di belakangnya. Keramaian yang mereka buat bahkan membangunkan potret ibu Sirius saat
mereka melewati ruang tengah.
“Kotoran! Darah Lumpur! Sampah!” ibu Sirius meneriaki mereka saat mereka berlari menuju dapur di
lantai dasar dan menutup pintu di belakang mereka. Harry berlari menyebrangi ruangan. Tergelincir
sedikit saat mencoba berhenti di depan lemari Kreacher dan Harry membukanya. Terdapat sebuah
sarang kotor yang di atasnya terdapat selimut tua yang pernah digunakan si peri rumah untuk tidur, tapi
tidak ada lagi barang-barang atau perhiasan-perhiasan kecil yang Kreacher selamatkan. Satu-satunya
yang tersisa hanyalah buku
Alam Kebangsawanan: Silsilah Para Penyihir
. Menolak untuk
mempercayai penglihatannya, Harry menarik selimut itu dan mengoyang-goyangkannya. Seekor tikus
mati jatuh dan terlempar ke atas lantai. Ron mengerang dan menjatuhkan diri ke atas kursi, dan Hermione
menutup matanya.
“Belum selesai,” kata Harry, ia lalu meninggikan suaranya dan memanggil, “Kreacher!”
Terdengar suara
crack
keras dan si peri rumah yang Harry warisi dari Sirius muncul begitu saja di depan
perapian yang kosong dan dingin. Bertubuh hanya separuh tinggi manusia, kurus, kulitnya yang
berkeriput, dan banyak rambut putih yang mencuat dari telinganya yang berbentuk saperti sayap
kelelawar. Ia masih memakai kain kotor yang sama saat mereka pertama kali bertemu, dan dengan
tatapan menghina ia menunduk pada Harry untuk menunjukkan sikap santunnya pada sang majikan.
“Tuan,” kata Kreacher dengan suaranya yang seperti kodok, dan ia membungkuk dalam-dalam, lalu
menggumam pada lututnya, “kembali ke rumah Nyonya bersama Weasley si Darah Pengkhianatdan si
Darah Lumpur…”
“Aku melarangmu untuk menyebut seseorang dengan “Darah Pengkhianat” atau “Darah Lumpur”,”
geram Harry. Kreacher, dengan hidung yang seperti moncong babi dan mata merahnya, bukanlah
makhluk menggemaskan dan mudah disukai, bahkan bila si peri rumah tidak mengkhianati Sirius demi
Voldemort.
“Aku punya beberapa pertanyaan untukmu,” kata Harry, jantungnya berdetak cukup kencang saat ia
melihat si peri rumah, “dan aku menyuruhmu untuk menjawabnya dengan jujur. Mengerti?”
“Ya, Tuan,” kata Kreacher sambil membungkuk lebih dalam. Harry melihat bibir Kreacher
bergerak-gerak tanpa suara, jelas ia mengucapkan hinaan yang Harry larang.
“Dua tahun lalu,” kata Harry, jantungnya berdetak kencang hingga terasa memenuhi rusuknya, “ada
sebuah liontin emas di ruang tamu. Kami membuangnya. Apa kau mengambilnya?”
Terjadi kebungkaman sesaat, lalu Kreacher mengangkat wajahnya dan menatap wajah Harry. Lalu ia
berkata, “Ya.”
“Di mana liontin itu sekarang?” tanya Harry yang merasa senang, Ron dan Hermione pun tampak lega.
Kreacher menutup matanya seakan ia tidak sanggup untuk melihat reaksi mereka saat mendengar
jawabannya.
“Hilang.”
“Hilang?” suara Harry menggema, rasa senang itu langsung menguap. “Apa maksudmu, liontin itu hilang?”
Peri rumah itu gemetar.
“Kreacher,” kata Harry tajam, “aku menyuruhmu untuk…”
“Mundungus Fletcher,” teriak si peri rumah, matanya masih tertutup rapat. “Mundungus Fletcher mencuri
segalanya. Potret nona Bella dan nona Cissy, sarung tangan nyonya, piala Order of Merlin, Tingkat
Pertama, dengan logo keluarga, dan, dan…”
Kreacher terengah-engah mencari udara. Dadanya kembang kempis, bergerak cepat, lalu matanya
membuka dan ia berteriak-teriak.
“… dan liontin, liontin Tuan Regulus, Kreacher melakukan kesalahan, Kreacher tidak melaksanakan
perintah!”
Harry bereaksi dengan instingnya, saat Kreacher menyerbu tongkat besi yang bersandar di perapian,
Harry langsung meloncat menindih Kreacher. Teriakan Hermione bercampur dengan teriakan Kreacher,
tapi Harry berteriak lebih keras, “Kreacher, aku menyuruhmu untuk tetap diam tak bergerak!”
Harry merasa si peri rumah membeku dan ia melepaskannya. Kreacher terbaring di lantai batu yang
dingin, air mata mengalir dari matanya yang cekung.
“Harry, biarkan dia berdiri!” bisik Hermione.
“Agar dia bisa memukuli dirinya sendiri dengan tongkat besi itu?” dengus Harry, berlutut di samping si
peri rumah. “Tidak. Baiklah, Kreacher, aku ingin kebenaran. Bagaimana kau tahu Mundungus Fletcher
mencuri liontin itu?”
“Kreacher melihat dia!” isak si peri rumah, air matanya masih mengalir melewati hidungnya dan mulutnya
yang penuh dengan gigi yang keabuan. “Kreacher melihat dia keluar dari lemari Kreacher dengan tangan
dipenuhi harta Kreacher. Kreacher menyuruh pencuri itu untuk berhenti, tapi Mundungus Fletcher
tertawa dan l-lari…”
“Kau bilang “liontin Tuan Regulus”,” kata Harry. “Mengapa? Dari mana asalnya? Apa yang harus
Regulus lakukan dengannya? Kreacher, duduklah dan ceritakan semua yang kau tahu tentang liontin itu,
dan semua yang harus Regulus lakukan dengannya.”
Peri rumah itu duduk dan meringkuk seperti bola, meletakkan wajahnya di antara kedua lututnya dan
mulai bergerak maju mundur. Saat ia berbicara, suaranya mendengung, tapi cukup jelas didengar dalam
dapur yang sepi dan bergema.
“Tuan Sirius melarikan diri, sebuah pembersihan nama keluarga yang bagus sebenarnya, karena dia anak
nakal dan menyakiti hati Nyonya dengan cara rendah. Tapi Tuan Regulus adalah kebanggaan. Beliau tahu
bagaimana menjaga nama keluarga Black dan martabat darah murni. Bertahun-tahun beliau bercerita
tentang Pangeran Kegelapan, yang akan membawa para penyihir keluar dan dapat menguasai Muggle
dan kelahiran Muggle... dan saat beliau berusia enam belas tahun, Tuan Regulus bergabung dengan
Pangeran Kegelapan. Sebuah kebanggaan, begitu bangga, begitu senang dapat mengabdi…
Lalu suatu hari, setahun setelah beliau bergabung, Tuan Regulus datang ke dapur untuk menemui
Kreacher. Tuan Regulus selalu menyayangi Kreacher. Dan Tuan Regulus berkata… beliau berkata…”
Peri rumah tua itu bergerak lebih cepat. “…beliau berkata bahwa Pangeran Kegelapan membutuhkan
peri rumah.”
“Voldemort butuh peri rumah?” ulang Harry, menoleh pada Ron dan Hermione, yang juga sama
bingungnya.
“Oh, ya,” desah Kreacher. “Dan Tuan Regulus menawarkan Kreacher. Sebuah kehormatan, kata Tuan
Regulus, sebuah kehormatan untuk beliau, dan untuk Kreacher, yang harus melakukan semua yang
Pangeran Kegelapan perintahkan… lalu k-kembali ke rumah.”
Gerakan Kreacher semakin keras, begitu pula isakannya.
“Lalu Kreacher menemui Pangeran Kegelapan. Pangeran Kegelapan tidak memberitahu apa yang akan
dilakukan, hanya membawa Kreacher ke sebuah gua di pinggir laut. Dan di dalam gua terdapat sebuah
gua yang lebih besar, dan di dalamnya terdapat sebuah danau hitam…”
Rambut yang ada di leher Harry merinding. Suara Kreacher membentuk sebuah gambaran jelas tentang
air yang gelap itu. Harry bahkan dapat membayangkan begitu jelas dalam pikirannya apa yang terjadi,
seakan ia melihatnya sendiri.
“… ada sebuah perahu…”
Tentu ada sebuah perahu. Harry ingat perahu itu, kecil, berwarna hijau pudar, dan telah disihir agar
hanya dapat membawa seorang penyihir dan seorang korban menuju pulau kecil tepat di tengahnya. Jadi
begini, bagaimana Voldemort menguji pertahanan untuk Horcrux miliknya. Dengan meminjam makhluk
yang tidak berharga, peri rumah.
“Sebuah b-baskom terisi penuh oleh cairan, yang ada di pulau. P-Pangeran Kegelapan menyuruh
Kreacher untuk meminumnya…”
Tubuh peri rumah itu bergetar hebat.
“Kreacher meminumnya. Dan saat meminumnya, Kreacher melihat hal-hal buruk… perut Kreacher
terasa terbakar… Kreacher menangis pada Tuan Regulus untuk menyelamatkannya, Kreacher pada
Nyonya Black, tapi Pangeran Kegelapan hanya tertawa… dia menyuruh Kreacher meminum
semuanya… lalu dia meletakkan liontin dalam baskom… memenuhinya lagi dengan cairan itu.
“Lalu Pangeran Kegelapan berlayar kembali, meninggalkan Kreacher di pulau…”
Harry masih dapat melihat bayangan bagaimana hal itu terjadi. Ia dapat melihat wajah pucat yang seperti
ular milik Voldemort menghilang di kegelapan, mata merahnya melihat tanpa ampun, meninggalkan si peri
rumah dengan mayat yang akan muncul, saat si peri rumah merasa begitu kehausan karena cairan yang
membakar yang meminumnya… tapi, imajinasi Harry tidak dapat melanjutkan, karena ia tidak tahu
bagaimana Kreacher bisa lolos.
“Kreacher butuh air. Kreacher merangkak ke pinggir pulau dan minum dari danau hitam… dan tangan,
tangan mayat, keluar dari air dan menarik Kreacher ke dalam danau…”
“Bagaimana kau bisa melarikan diri?” tanya Harry, ia tidak kaget mendengar dirinya sendiri berbisik.
Kreacher mengangkat wajah jeleknya dan melihat Harry dengan mata besarnya yang memerah.
“Tuan Regulus menyuruh Kreacher pulang,” kata Kreacher.
“Aku tahu – tapi bagaimana kau bisa lolos dari Inferi?”
Kreacher tidak mengerti.
“Tuan Regulus menyuruh Kreacher pulang,” ulang Kreacher.
“Aku tahu, tapi…”
“Jelas sekali, kan, Harry?” kata Ron. “Dia ber-Disapparate!”
“Tapi kau tidak bisa ber-Apparate keluar masuk gua itu,” kata Harry, “karena Dumbledore…”
“Sihir peri tidak seperti sihir para penyihir, kan?” kata Ron.
“Maksudku, mereka bisa ber-Apparate dan ber-Disapparate keluar masuk Hogwarts sementara kita
tidak.”
Ada kebungkaman saat Harry mencerna kata-kata Ron. Bagaimana mungkin Voldemort membuat
kesalahan? Tapi saat Harry memikirkannya, Hermione berkata, dan suaranya begitu dingin.
“Tentu, Voldemort tentu telah mempertimbangkan pemakaian peri rumah, seperti semua darah murni lain
yang memperlakukan mereka seperti binatang… tapi dia tidak tahu kalau peri rumah punya sihir yang
tidak dia miliki.”
“Hukum tertinggi peri rumah adalah perintah majikan,” tekan Kreacher. “Kreacher dipanggil pulang, jadi
Kreacher pulang.”
“Kalau begitu kau melakukan apa yang diperintahkan, kan?” kata Hermione berbaik hati. “Kau tidak
melanggar perintah sama sekali!”
Kreacher menggelengkan kepalanya dan bergerak lebih cepat lagi.
“Lalu apa yang terjadi setelah kau kembali?” tanya Harry. “Apa yang Regulus katakan setelah kau
menceritakan apa yang terjadi?”
“Tuan Regulus menjadi cemas, sangat cemas,” kata Kreacher. “Tuan Regulus menyuruh Kreacher untuk
bersembunyi dan tidak meninggalkan rumah. Lalu... suatu malam… Tuan Regulus datang untuk menemui
Kreacher dalam lemari, dan tuan Regulus tampak aneh, tidak seperti biasanya, menurut Kreacher
pikirannya terganggu… dan beliau meminta Kreacher mengantarnya ke gua, gua di mana Kreacher pergi
bersama Pangeran Kegelapan…”
Harry dapat membayangkan dengan jelas, rasa ketakutan si peri rumah tua dan seorang Seeker
kurus berambut gelap yang begitu mirip dengan Sirius… Kreacher tahu bagaimana membuka pintu
masuk yang tersembunyi menuju gua yang lebih besar, tahu bagaimana menggunakan perahu kecil itu, lalu
berlayar bersama master Regulus yang disayanginya menuju pulau dan baskom berisi racun itu…
“Dan Regulus menyuruh untuk meminum cairan itu?” kata Harry muak.
Kreacher menggelengkan kepalanya dan menangis. Tangan Hermione naik menutupi mulutnya,
sepertinya ia memahami sesuatu.
“T-Tuan Regulus mengeluarkan liotin dari kantungnya, liontin yang mirip seperti liontin milik Pangeran
Kegelapan,” air mata Kreacher mengalir di kedua sisi hidungnya. “Dan beliau menyuruh Kreacher untuk
mengambil liontin. Begitu baskom itu kosong, Kreacher harus menukarnya.”
Isakan Kreacher semakin menjadi. Harry harus berkonsentrasi tinggi untuk mengerti.
“Dan beliau menyuruh – Kreacher pergi – meninggalkan beliau. Beliau menyuruh Kreacher pulang – dan
tidak boleh bilang pada Nyonya – apa yang beliau lakukan – dan harus menghancurkan – liontin asli. Dan
beliau minum – semua cairan itu – dan Kreacher menukar liontin itu – dan melihat… saat Tuan Regulus…
ditarik ke dalam danau… dan…”
“Oh, Kreacher!” ratap Hermione yang juga menangis. Hermione berlutut di sebelah si peri rumah dan
berusaha untuk memeluknya. Tiba-tiba Kreacher berdiri, menjauh dari Hermione, jelas menolak untuk
dipeluk.
“Si Darah Lumpur menyentuh Kreacher, tidak boleh, apa kata nyonya?”
“Sudah kubilang kau tidak boleh menyebut Hermione “Darah Lumpur”!” geram Harry, tapi si peri rumah
sudah menghukum dirinya sendiri. ia menghantamkan dahinya ke lantai.
“Suruh dia berhenti – suruh dia berhenti!” teriak Hermione. “Oh, tidak bisakah kau melihat betapa dia
harus menurut padamu?”
“Kreacher – berhenti, berhenti!” teriak Harry.
Si peri rumah terbaring di lantai, terengah-engah, dan gemetaran. Lendir hijau keluar dari hidungnya,
memar muncul di mana ia menghantamnya tadi, dan matanya bengkak, merah, dan dipenuhi air mata.
Harry tidak pernah melihat seuatu yang semenyedihkan ini.
“Jadi kau membawa liontin itu ke rumah,” kata Harry tetap ingin mengetahui keseluruhan cerita. “Dan
kau berusaha untuk menghancurkannya?”
“Kreacher bahkan tidak dapat menggoresnya,” erang si peri rumah. “Kreacher mencoba semua,
semuanya yang ia tahu, tapi tidak berhasil, tidak ada yang berhasil… begitu banyak sihir yang melindungi.
Kreacher yakin untuk menghancurkannya, liontin itu harus dibuka, tapi tidak bisa terbuka… Kreacher
menghukum dirinya sendiri, lalu mencoba lagi, menghukum dirinya sendiri, lalu mencoba lagi. Kreacher
gagal memenuhi perintah, Kreacher tidak dapat menghancurkan liontin itu! Dan Nyonya begitu marah
dan bersedih karena Tuan Regulus menghilang, dan Kreacher tidak dapat bercerita apa yang terjadi,
tidak, karena Tuan Regulus telah m-melarang Kreacher memberitahu k-keluarga apa yang terjadi di
g-gua…”
Isakan Kreacher semakin keras sehingga kata-kata yang keluar tidak lagi jelas. Air mata Hermione
mengalir di pipinya saat ia melihat Kreacher, tapi Hermione tidak berani untuk menyentuhnya lagi.
Bahkan Ron yang tidak menyukai Kreacher, terlihat kasihan. Harry duduk di atas tumitnya dan
menggelengkasn kepala, mencoba menarik kesimpulan.
“Aku tidak mengerti, Kreacher,” kata Harry. “Voldemort mencoba membunuhmu, Regulus mati karena
ingin menjatuhkan Voldemort, tapi kau masih dengan senang hati mengkhianati Sirius demi Voldemort?
Dengan senang hati kau mendatangi Narcissa dan Bellatrix dan memberikan informasi pada Voldemort
melalui mereka…”
“Harry, Kreacher tidak berpikir seperti itu,” kata Hermione yang sedang menghapus air mata dengan
punggung tangannya. “Dia itu budak, peri rumah terbiasa diperlakukan buruk, bahkan kejam. Dan yang
Voldemort lakukan padanya hanyalah suatu hal yang biasa. Apa artinya perang antarpenyihir untuk peri
rumah seperti Kreacher? Dia setia pada orang yang baik padanya, dan nyonya Black pasti baik padanya,
begitu pula Regulus. Jadi Kreacher melayani mereka dengan tulus dan meniru apa yang mereka percaya.
Aku tahu apa yang akan kau katakan,” lanjut Hermione saat Harry akan memprotes, “kalau regulus
berubah pikiran… tapi sepertinya dia tidak menjelaskannya pada Kreacher. Dan aku pikir aku tahu
mengapa. Kreacher dan keluarga Black akan lebih aman dalam garis kedarah-murnian mereka. Regulus
hanya berusaha untuk menyelamatkan mereka semua.”
“Sirius…”
“Sirius tidak suka pada Kreacher, Harry, dan kau tahu itu. Kreacher sudah sendirian dalam waktu yang
lama saat Sirius kembali untuk tinggal di rumah ini, dan mungkin Kreacher haus akan kasih sayang. Aku
yakin 'Nona Cissy' dan 'Nona Bella' cukup menyenangkan bagi Kreacher, jadi ia mencoba
menyenangkan hati mereka dan memberitahu apa yang mereka inginkan. Sudah kukatakan bahwa para
penyihir akan membayar apa yang mereka lakukan pada peri rumah. Voldemort… dan juga Sirius…”
Harry tidak membalas. Saat Harry melihat Kreacher yang terisak di lantai, ia ingat apa yang Dumbledore
katakan padanya, beberapa jam setelah kematian Sirius, kurasa Sirius tidak menganggap Kreacher
sebagai makhluk yang punya perasaan seperti manusia…
“Kreacher,” kata Harry, setelah beberapa saat, “saat kau sudah lebih baik, er… duduklah.”
Beberapa menit kemudian Kreacher berhenti dari isakannya dan terdiam. Lalu memaksa dirinya untuk
kembali ke posisi duduk sambil menggosok-gosok jarinya ke matanya seperti anak kecil.
“Kreacher, aku ingin kau, kalau kau mau, pergi dan mencari Mundungus Fletcher. Kami harus tahu di
mana liontin itu – liontin Tuan Regulus. Ini penting. Kami ingin menyelesaikan apa yang Tuan Regulus
lakukan, kami ingin – er – memastikan bahwa ia tidak mati sia-sia.”
Kreacher menjatuhkan kepalan tangannya dan menatap Harry.
“Menemukan Mundungus Fletcher?” kata Kreacher.
“Dan membawanya kemari, ke Grimmauld Place,” kata Harry. “Apakah kau bisa melakukannya untuk
kami?”
Kreacher mengangguk dan berdiri, tiba-tiba Harry mendapat sebuah ide. Ia mengeluarkan kantung
pemberian Hagrid dan mengambil Horcrux palsu, liontin pengganti dengan catatan dari Regulus untuk
Voldemort di dalamnya.
“Kreacher, aku, er, ingin kau memiliki ini,” kata Harry sambil menyodorkan liontin itu pada tangan si peri
rumah. “Liontin ini milik Regulus dan aku yakin ia ingin kau memilikinya sebagai tanda terima kasih
karena kau sudah…”
“Jangan berlebihan, sobat,” kata Ron. Lalu si peri rumah menatapi liontin itu dan darinya keluar suara
lolongan keterkejutan dan kesedihan, dan kembali melemparkan dirinya ke lantai.
Butuh tiga puluh menit untuk menenangkan Kreacher, yang begitu senang karena telah dihadiahi dengan
peninggalan keluarga Black, dan ia mencoba berdiri dengan lutut lemahnya. Setelah akhirnya Kreacher
mampu melangkah, mereka membantu Kreacher untuk kembali ke lemarinya, melihatnya meletakkan
liontin itu di atas selimut kotornya, dan meyakinkan bahwa mereka akan melindungi liontin itu selama
Kreacher pergi. Lalu Kreacher membungkuk rendah pada Harry dan Ron, dan bahkan mengejang aneh
ke arah Hermione sebagai bentuk penghormatan, sebelum akhirnya ia ber-Disapparate dengan suara
crack
keras seperti biasa.
To be continue...................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar