Selasa, 04 Oktober 2011

Harry Potter And The Deathly Hallows Bab 13 Part 1

BAB 13 Part 1
KOMISI PENDAFTARAN KELAHIRAN MUGGLE
(The Muggle-Born Registration Commission)


“Ah, Mafalda!” kata Umbridge, melihat pada Hermione. ”Travers mengirimmu, benarkan ?”
“Y-ya.” cicit Hermione.
“Bagus, yang kau kerjakan sangat bagus.” Umbridge bicara pada penyihir laki-laki dalam pakaian hitam
dan emas. ”Dengan demikian masalah selesai. Pak Menteri, jika Mafalda dapat menjaga catatannya kita
segera siap untuk memulai.” dia memeriksa clipboardnya. ”Sepuluh orang hari ini dan salah satunya istri
dari pekerja Kementrian! Tut, tut... bahkan di sini, di jantung Kementrian!” dia melangkahkan kakinya di
samping  Hermione, dua orang penyihir pria yang telah mendengarkan pecakapan antara Umbridge
dengan Menteri. ”Kita akan turun kebawah, Mafalda,  kau akan menemukan semua yang kau perlukan
di ruang sidang. Selamat pagi Albert, kau akan keluar?”
“Ya, tentu saja,” kata Harry dengan suara berat Runcorn.
Harry keluar dari lift. Terali emas begemerincing menutup di belakangnya. Menengok melewati bahunya,
Harry melihat Hermione, kekhawatiran terpampang di wajahnya, seorang penyihir pria tinggi di
sampingnya, pengikat rambut beludru Umbridge sejajar dengan bahunya.
 “Apa yang membawamu kesini, Runcorn?” tanya menteri sihir yang baru. Dia tinggi, berambut gelap
dan janggutnya bersinar keperakan, dan di bawah dahinya bayangan matanya mengilat, yang dalam
bayangan Harry seperti kepiting yang keluar dari balik batu.
“Perlu bicara secepatnya dengan,” Harry ragu-ragu beberapa saat, ”Arthur Weasley. Seseorang
berkata ia berada di tingkat satu.”
“Ah,” kata Thicknesse. ”Apakah ia sudah terbukti punya hubungan dengan pihak tak diinginkan?”
“Tidak.” kata Harry, tenggorokannya serasa kering. ”Tidak, tidak seperti itu.”
“Ah, well. Itu hanya soal waktu,” kata Thicknesse. ”Jika kau bertanya padaku, darah pengkhianat sama
buruknya dengan darah lumpur. Selamat siang, Runcorn.”
“Selamat  siang, Pak Menteri.”
Harry melihat Thicknesse berjalan ke arah koridor berkarpet. Saat Menteri telah hilang dari pandangan,
Harry menarik keluar Jubah Gaib dari dalam kantung jubah hitamnya, mengenakannya dan mulai ke arah
koridor yang berlawanan. Runcorn sangat tinggi sehingga Harry harus berdiri maju mundur untuk
memastikan kaki besarnya telah tersembunyi.
Kepanikan bergetar pada perut Harry, selama dia melewati pintu demi pintu kayu yang berkilat,
masing-masing mempunyai plat dengan masing-masing nama dan pekerjaan, kekuatan kementrian,
kerumitannya, sulitnya dimasuki, tampaknya berusaha melawannya sehingga rencana yang telah mereka
susun dengan hati hati bersama Ron dan Hermione selama empat minggu menjadi tampak
kekanak-kanakan. Mereka telah memikirkan segala usaha untuk memasuki Kementrian tanpa terdeteksi:
Mereka tidak menyempatkan diri untuk memikirkan apa yang akan mereka lakukan apabila mereka
terpencar.
Hermione sekarang tertahan di proses pengadilan yang tak diragukan lagi memakan waktu berjam-jam;
Ron sedang berjuang  melakukan sihir yang Harry yakin diluar kemampuannya, kebebasan seorang
wanita kemungkinan bergantung pada hasilnya, dan dia, Harry, berkeliling di lantai atas saat dia tahu pasti
target pencariannya telah turun  di dalam lift.
Dia berhenti berjalan, bersandar di dinding dan berusaha memutuskan apa yang harus dilakukan.
Keheningan terasa menekannya: Tidak ada kesibukan atau percakapan atau suara tapakan kaki di
koridor berkarpet ungu ini sesepi seakan-akan mantra Muffliato  telah digunakan disekeliling tempat ini
Kantornya pasti disini,
Harry mengira-ngira.
Rasanya tidak mungkin Umbridge akan menyimpan perhiasannya di kantor, tapi disisi lain kelihatan
bodoh bila tidak mencari untuk memastikannya. Karena itu dia mulai menyusuri koridor lagi, tidak
melewati seorangpun kecuali seorang penyihir yang merengut menggumamkan instruksi kepada
pena-bulu yang mengapung di depannya,  menulis dengan tergesa-gesa pada selembar perkamen.
Sekarang sambil memperhatikan nama-nama di pintu-pintu, Harry berbelok di sudut. Setengah jalan ke
koridor berikutnya, dia tiba di tempat  yang luas, tempat terbuka dimana selusin penyihir pria maupun
wanita duduk pada barisan meja tulis yang tidak seperti meja sekolah, seakan-akan lebih sering dipoles
dan bebas coretan. Harry berhenti untuk mengamati mereka, efeknya sangat memesonakan. Mereka
semua menggoyang dan memutar tongkat mereka pada saat yang bersamaan, dan berlembar-lembar
kertas warna berbentuk persegi terbang ke masing-masing tujuan seperti layang-layang merah muda
 kecil. Setelah beberapa saat Harry sadar bahwa proses tersebut berirama, bahwa semua kertas
mempunyai bentuk pola yang sama dan setelah beberapa saat dia sadar bahwa ia sedang menonton
proses pembuatan pamflet -- kertas persegi yang berhalaman, yang, ketika sudah disusun, dilipat dan
ditempatkan secara sihir, jatuh di tumpukan disamping masing-masing penyihir pria dan wanita.
Harry merangkak mendekat, melewati para pekerja yang sangat berkonsentrasi pada  pekerjaannya,
Harry ragu mereka akan menyadari jejak kaki di karpet berbulu, dan dia berhasil menyelipkan pamflet
lengkap dari tumpukan disebelah penyihir perempuan muda. Dia membacanya di balik Jubah Gaib-nya.
Covernya berwarna merah muda dengan dihiasi  judul berwarna emas.
Darah lumpur
dan bahayanya sikap mereka terhadap ketenangan komunitas darah murni.
Dibawah judul dihiasi dengan gambar mawar merah, dengan wajah bodoh tersenyum ditengah
dedaunan, seakan tercekok oleh rumput liar dengan gigi taring dan pandangan marah. Tidak ada nama
pengarang dalam pamflet, tetapi bekas luka di punggung tangan kanannya  menggelenyar saat dia
memeriksa itu. Lalu penyihir perempuan muda disampingnya menegaskan  kecurigaannya  dengan
berkata, “Apakah semua tahu wanita tua jelek mengintrogasi darah lumpur sepanjang hari?”
“Hati-hati.” kata penyihir pria disampingnya, melihat sekeliling tegang; salah satu halamannya tergelincir
dan jatuh kelantai.
“Apa dia punya telinga ajaib, seperti mata yang ia punya sekarang?”
Penyihir perempuan mengerling ke arah pintu kayu mahogani yang mengilap, di sekeliling tempat itu
penuh dengan pembuat pamflet: Harry menengok ke arah itu dan kemarahan timbul dari dalam dirinya
seperti ular. Disana terdapat lubang pengintip pada pintu depan Muggle, besar, disekeliling mata bersinar
dengan selaput iris yang biru ditempatkan ditengah-tengah kayu — mata itu terlihat tak asing bagi orang
yang mengenal Alastor Moody.
Untuk beberapa detik Harry lupa dimana ia berada dan apa yang ia lakukan disana: Ia bahkan lupa
bahwa ia sedang tak terlihat. Ia langsung berjalan ke balik pintu untuk mempelajari mata itu. Mata itu
tidak bergerak, mata itu menatap dengan buta ke arah atas, membeku. Plat dibawahnya berbunyi:
Dolores  Umbridge
Asisten Senior Menteri
Dibawahnya lagi, sebuah plat baru yang bersinar berbunyi:
Kepala Komisi Pendaftaran Kelahiran Muggle
Harry melihat kembali ke arah selusin pembuat pamflet: Seakan-akan mereka bersungguh-sungguh
dengan pekerjaannya, ia dapat memastikan bahwa mereka tidak sadar jika pintu kantor itu kosong dan
terbuka di depan mereka. Oleh karena itu ia mengambil dari  dalam kantongnya benda aneh dengan
 sedikit kaki berombak, dan tubuh dari tanduk karet berumbi. Menunduk di bawah jubahnya, ia menaruh
detonator jebakan di lantai.
Detonator itu langsung berlari cepat melalui kaki-kaki para penyihir di depan Harry. Beberapa saat
kemudian selama Harry menunggu dengan tangan di kenop pintu, lalu ledakan besar disusul bau tajam
menyengat, asap hitam membumbung dari sudut: Penyihir perempuan muda di depan berteriak.
Lembaran merah muda berterbangan kemana-mana saat ia dan beberapa penyihir wanita melompat,
mencari sumber keributan. Harry memutar kenop pintu, melangkah ke dalam kantor Umbridge dan
menutup pintu di belakangnya.
Ia teringat kembali ke masa lalu, ruangan itu persis seperti kantor Umbridge di Hogwarts: Gorden
berenda, serbet, dan bunga kering. di setiap bagian tertutup bunga. Dindingnya sama membosankan
dengan permukaan piring hiasan yang sama dengan berbagai macam warna, hiasan berpita pajangan
anak kucing yang berlompatan dan cekatan dengan menjijikan. Mejanya ditutupi dengan kalepak, taplak
berbunga. Dibalik mata Mad-Eye, teleskop pelengkap disiapkan oleh Umbridge untuk memata-matai
para pekerja di salah satu sisi pintu. Harry mengangkat dan melihat melewatinya, melihat mereka masih
berkumpul di sekeliling jebakan peledak. Dia memutar teleskop ke arah luar, meninggalkan lubang di
belakangnya, menarik bola mata ajaib keluar dan menaruhnya di kantungnya. Lalu ia bebalik ke arah
ruangan lagi, mengangkat tangannya dan bergumam,”
Accio kalung.
Tak ada yang terjadi, tapi ia sudah menyangkanya, tidak ada keraguan Umbridge tahu semua mantra
dan sihir  perlindungan. Oleh karena itu ia langsung ke balik meja dan membuka laci-laci, ia melihat pena
bulu dan buku catatan dan spellotape: Penjepit kertas yang memikat dengan ular yang melingkar, seperti
dari meja dan akan menggigit kembali: Kotak kecil penuh renda penuh dengan penjepit rambut beludru
dan penjepit, tapi tidak ada tanda keberadaan kalung.
Disamping meja terdapat lemari arsip: Harry mencari disana, seperti lemari arsip kepunyaan Filch di
Hogwarts, itu sangat penuh dengan folder yang dilabeli dengan nama. Belum selesai Harry mencari,
dibawah laci ia melihat seseatu.yang mengalihkan perhatianya dari pencarian: File Mr.Weasley.
Ia menariknya dan membukanya.
Arthur Weasley
Status Darah
: Darah murni, tetapi dikecualikan karena kecenderungan sebagai pendukung muggle.
Diketahui sebagai anggota Orde Phoenix.
Keluarga
: Istri (Darah Murni), tujuh anak, dua yang termuda di Hogwarts. PS: anak laki-laki termuda,
terakhir diketahui berada dirumah, dikatakan sakit serius. Kementrian telah mengkonfirmasi.
Status perlindungan
: DIAWASI. Segala pergerakan akan dipantau. Kemungkinan besar berhubungan
dengan pihak tak diinginkan no. 1 (telah tinggal dengan keluarga weasley sebelumnya)
“Tidak diharapkan no. 1.” Harry bergumam dalam desahan. Lalu ia menaruh kembali folder
Mr.Weasley dan menutup laci. Ia pikir ia tahu siapa dan cukup yakin, ia menegakan diri dan memandang
berkeliling untuk tempat  mencari penyembunyian  baru, ia melihat poster dirinya dengan kata  TAK
DIINGINKAN NO. 1 menghiasi di bawah dadanya. Notes kecil merah muda tertempel disana  dengan
gambar kucing kecil tertempel di pinggirnya. Harry bergerak mendekat untuk membacanya dan melihat
tulisan Umbridge, “Untuk di hukum.“
Lebih marah dibanding sebelumnya, ia mulai mencari di bawah vas dan keranjang bunga yang basah,
tapi tidak begitu mengagetkan, kalungnya tidak berada disana. Ia meyapukan pandangan terakhir di
 kantor itu, dan hatinya melonjak. Dumbledore memandang ke arahnya dari cermin  kecil berbentuk
persegi, yang bersandar di lemari buku di samping meja.


Harry  berlari menyebrangi ruangan dan memegangnya, tapi kenyataannya saat itu yang dia
pegang bahkan bukan cermin sama sekali. Dumbledore tersenyum dengan prihatin dalam cover buku
yang bekilau itu. Harry tidak segera menyadari tulisan hijau melingkar yang tertulis di samping topinya —
Kehidupan dan Kebohongan Albus Dumbledor
e — dibagian  lain lebih kecil tertulis di bawah
dadanya: “oleh Rita Skeeter, pengarang terkenal dari
Armando Dippet: Jenius atau Orang Bodoh
Harry membuka buku bertahap dan melihat halaman penuh foto dua anak lelaki remaja, keduanya
tersenyum luar biasa dengan tangan saling tersandar di bahu yang lain. Dumbledore, dengan rambut
panjang sesiku, telah tumbuh sedikit jenggot tipis yang mebuat salah satu ingatan Harry ke dagu Krum
yang sangat membuat Ron kesal. Anak kecil  yang menjerit  kegirangan dalam diam disamping
Dumbledore kelihatan senang, dia kelihatan liar. Rambut ikal emasnya jatuh ke bahunya. Harry
membayangkan apakah itu Doge muda, tapi sebelum dia dapat memastikan tulisan di bawah gambar itu,
pintu kantor terbuka.
Jika Thicknesse tidak melihat ke balik bahunya saat dia masuk, Harry tidak akan sempat memakai
Jubah Gaib-nya. Setelah itu, ia mengira Thicknesse mungkin menangkap sekilas gerakan, karena untuk
beberapa saat dia tetap diam memandangi dengan ingin tahu ketempat dimana Harry baru saja hilang.
Mungkin memutuskan bahwa dia baru saja melihat  hidung Dumbledore bergerak di depan buku. Pada
Harry yang tergesa-gesa menempatkan itu di depan dirinya, Thicknesse akhirnya berjalan kearah meja
dan menunjuk tongkatnya pada pena yang berdiri tegak di wadah tinta. Itu terbuka dan mulai menulis
dengan tergesa-gesa menulis catatan untuk Umbridge. Sangat pelan, dengan napas tertahan. Harry
kembali keluar kantor melewati area terbuka.
Pembuat pamflet masih berkelompok mengelilingi perangkap peledak, yang dilanjutkan dengan teriakan
lemah kearah asap. Harry segera mematikan di koridor saat penyihir perempuan berkata,
”Aku bertaruh pencuri itu disini dari eksperimental, mereka sangat tidak peduli, ingat saat bebek
beracun?”
Cepat-cepat kembali kearah lift, Harry memeriksa pilihan. Kalung itu sepertinya tidak pernah ada di
Kementrian dan tidak ada harapan yang menyenangkan dimana Umbridge berada walaupun dia sedang
duduk dalam ruang sidang yang padat. Prioritas mereka sekarang adalah meninggalkan Kementrian
sebelum mereka ketahuan, dan mencoba lagi di lain hari. Pikiran utama yang harus di lakukan adalah
menemui Ron lalu mereka dapat bekerja sama mengeluarkan Hermione dari ruang sidang.
Lift sedang kosong saat dia tiba. Harry melompat kedalam dan menarik Jubah Gaib-nya setelah itu dia
mulai turun. Keberuntungan menyelamatkannya, saat itu berderak berhenti pada tingkat dua, basah
kuyup dan mata terbelalak. Ron masuk.
“P-pagi,” dia berbicara gagap kepada Harry saat lift bergerak kembali.
“Ron, ini aku, Harry!”
“Harry! Untunglah, aku lupa seperti apa kau terlihat — kenapa  Hermione tidak bersamamu?”
“Dia pergi kebawah ke ruang sidang dengan Umbridge, dia tidak dapat menolak, dan—“
Tapi sebelum Harry selesai, lift berhenti kembali: Pintu terbuka lagi dan Mr. Weasley berjalan kedalam,
berbicara kepada penyihir perempuan tua berambut pirang kaku dan sangat tinggi sehingga menyerupai
 sarang semut.
“...aku benar-benar mengerti apa yang kau katakan, Wakanda, tapi aku takut tidak dapat bergabung
ke—“
Mr. Weasley memutuskan diam; dia telah menyadari Harry. Itu sangat aneh, menyadari Mr. Weasley
memandangnya dengan sangat tidak suka. Pintu lift tertutup dan keempatnya terdorong ke bawah sekali
lagi.
“Oh hello, Reg,” kata Mr. Weasley, melihat sekeliling saat suara tetesan air terus menerus menetes dari
jubah Ron. ”Benarkah istrimu di introgasi hari ini? Er — apa yang  terjadi padamu? Kenapa kau basah
kuyup?”
“Hujan di kantor Yaxley.” Kata Ron. Dia berbicara  ke bahu Mr. Weasley, dan Harry yakin dia takut
ayahnya akan mengenalinya jika mereka saling berkontak mata. ”Aku tidak dapat menghentikannya, jadi
mereka mengirimku untuk menemui Bernie — Pillswort, aku pikir mereka berkata—“
“Ya, banyak kantor yang sering hujan akhir-akhir ini,” kata Mr.Weasley. “Apakah kau mencoba
Meteolojink Recanto? Itu ampuh pada Bletchley.”
“Meteolojink Recanto?” gumam Ron. ”Tidak. Terimakasih, D — maksudku terimakasih, Arthur.”
Pintu lift terbuka: Penyihir perempuan tua yang rambutnya mirip sarang semut keluar dan Ron
dibelakangnya dan menghilang dari pandangan. Harry bermaksud untuk mengikutinya, tapi jalannya
tertahan oleh Percy Weasley yang  berdiri di dalam lift, hidungnya tertutup dalam koran yang sedang
dibacanya.
Tidak sampai pintu lift tertutup, Percy telah menyadari dia berada dalam satu lift yang sama dengan
ayahnya. Dia mengangkat wajahnya, melihat Mr. Weasley, berubah semerah lobak, dan meninggalkan
lift  beberapa saat setelah  pintu terbuka lagi. Untuk beberapa saat, Harry mencoba keluar, tapi kali ini ia
menyadari dirinya  tertahan oleh lengan Mr. Weasley.
“Sebentar, Runcorn.” Pintu lift tertutup kembali dan saat mereka turun kembali, Mr.Weasley berkata,
”Kudengar kau memberikan informasi tentang Dirk Cresswell.”
Harry mempunyai kesan bahwa kemarahan Mr. Weasley tidak dikarenakan pertemuannya dengan
Percy. Dia memutuskan kesempatan terbaiknya yaitu berpura pura bodoh.
“Maksudmu.” katanya.
“Jangan mengelak, Runcorn.” kata Mr. Weasley dengan sengit. ”Kau  mengawasi para penyihir yang
mempunyai silsilah  keluarga palsu, benar?”
“Aku — jadi memangnya kenapa jika aku melakukannya?”
“Dirk Cresswell sepuluh kali benar-benar penyihir dibandingkan kau.” kata Mr. Weasley
sungguh-sungguh, saat lift sampai di tingkat terakhir. “Dan jika dia ditahan di Azkaban, kau harus
bertanggung jawab kepadanya, termasuk anak, istrinya, dan teman-temannya“
“Arthur,” Harry memotong, “apakah kau tahu bahwa kau diawasi?”
“Apa itu ancaman, Runcorn?” kata Mr.Weasley dengan keras.
 “Tidak,” kata Harry, “itu kenyataan! Mereka memata-mataimu setiap gerakan—“
Pintu lift terbuka kembali.dan mereka tiba di Atrium. Mr. Weasley memberi Harry pandangan tajam.
Harry berdiri disana, terguncang. Ia harap ia dapat menjadi orang lain selain Runcorn, pintu lift kembali
tertutup.
Harry menarik kembali Jubah Gaib-nya dan memakainya kembali. Ia akan mencoba membebaskan
Hermione sementara Ron menangani hujan di dalam kantor. Saat pintu terbuka, ia melangkah keluar ke
arah jalan dengan obor batu  yang benar-benar berbeda dari panel kayu dan koridor berkarpet
sebelumnya. Saat lift berjalan lagi, Harry bergidik sedikit, melihat di kejauhan pintu hitam dengan tanda
ke arah Departemen Misteri.
Ia mulai berjalan, tujuannya tidak pada pintu hitam tapi ke arah pintu satunya yang ia ingat berada
di sisi kiri, yang terbuka ke bawah ke kamar pengadilan. Pikirannya bergulat  dengan  segala
kemungkinan saat ia turun kebawah: Ia masih punya sepasang jebakan peledak, tapi mungkin lebih
mudah dengan ketukan pelan  memasuki ruang sidang, sebagai Runcorn dan berbicara dengan cepat
kepada Mafalda? Tentu saja, ia tidak tahu apakah Runcorn cukup penting untuk  kabur dengan ini, dan
bahkan jika dia mengatur itu ketidak munculan Hermione mungkin akan segera dicari sebelum mereka
selesai di Kementrian.
Seakan-akan menghilang, ia tidak segera sadar perasaan dingin yang tidak biasa yang merayap maju
kearahnya. Jika saja ia tidak turun ke bawah ke arah kabut.itu menjadi dingin dan semakin dingin setiap
ia melangkah: Perasaan dingin sampai pada tenggorokannya dan mengoyak paru-parunya lalu ia
merasakan kehilangan semua kegembiraan, tanpa harapan, mengisinya, semakin besar di dalam dirinya.
Dementor
, pikir Harry. Ia berlari ke tangga dan berbelok ke kanan, ia baru saja melihat kilasan yang
menyeraman. Benda  hitam di luar ruang sidang, tinggi, sosok  hitam berkerudung, muka mereka
benar-benar tersembunyi, mereka bernafas kasar pada tempatnya.Para   kelahiran Muggle  yang amat
ketakutan dibawa masuk untuk diinterogasi duduk berkerumun dan gemetar dalam bangku kayu mereka
yang keras. Kebanyakan dari mereka menyembunyikan wajah mereka dalam tangan mereka, mungkin
insting untuk mencoba melindungi diri mereka dari mulut rakus dementor. Beberapa duduk berkumpul
dengan keluarga mereka, yang lain duduk sendirian.Para dementor melayang naik dan turun di depan
mereka, dan udara dingin, dan tanpa harapan dan kehilangan kegembiraan terasa disekeliling Harry
seperti kutukan.
Lawan itu,
dia berbicara pada dirinya sendiri, tapi dia tahu dia tidak dapat membuat Patronus disini
tanpa mendadak  menunjukan dirinya. Jadi dia bergerak maju, sediam yang dia bisa, dan setiap dia
melangkah dia merasa mati rasa seakan ada sesuatu yang dicuri dari otaknya, tapi kekuatan dirinya untuk
memikirkan Hermione dan Ron, yang memerlukannya.Bergerak seakan-akan naik, sosok hitam
menakutkan: Wajah tanpa mata tersembunyi dibawah kerudung saat dia melewatinya, dan dia merasakan
mereka, merasakan, mungkin, kehadiran seseorang yang masih mempunyai harapan, seseorang yang
tabah. Dan lalu, dengan tiba-tiba dan mengagetkan ditengah-tengah keheningan membeku, salah satu
pintu ruang bawah tanah terbuka dan jeritan bergaung disekelilingnya.
“Tidak, tidak, aku darah campuran, aku darah ampuran, aku beritahu kau! Ayahku seorang penyihir,
dia
benar-benar
, cari dia, Arkie Alderton, dia pembuat sapu terbang yang sangat hebat, cari dia, aku
beri tahu kau — lepaskan tanganmu padaku, jauhkan tangan mu dari—“
“Ini peringatan terakhirmu.” kata Umbridge dengan suara lembut, yang dibesarkan dengan sihir sehingga
itu terdengar jelas diantara jeritan putus asa. ”Jika kau melawan, kau akan di jadikan subjek kecupan
dementor.”
 Teriakan lelaki itu mereda, tapi isak tertahan tetap bergaung melewati koridor.
“Bawa dia pergi,” kata Umbridge.
Dua dementor muncul di pintu keluar ruang sidang, mereka busuk, tangan berkeropeng menggenggam
tinggi lengan si penyihir pria yang akan telah pingsan. Mereka melayang turun melewati koridor
dengannya dan kegelapan mengikuti di belakang mereka menelan mereka dari pandangan.
“Selanjutnya — Mary Cattermole.” panggil Umbridge.
Wanita kecil berdiri; dia gemetar dari kepala hingga kaki. Rambut gelapnya yang licin tergelung dengan
rapi dan dia mengenakan jubah sederhana. Wajahnya benar benar pucat. Saat dia melewati dementor,
Harry melihatnya terguncang.
Saat pintu terayun menutup, dia menyelinap kedalam ruang sidang dibelakang wanita itu.
Itu ruangan yang berbeda saat dia diinterogasi karena ia tidak dibenarkan menggunakan sihir. 


To be continue....................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Search my Blog