Rabu, 24 Agustus 2011

Aya Kitou's Diary (One Liter of Tears) - Part 6

Ujian Masuk Sekolah Umum

Aku sarapan “daikon” sup miso pagi ini seperti yang kuminta. Sama seperti pagi dimana aku mengikuti ujian masuk untuk sekolah swasta. Nah, aku tidak meminta sup miso waktu itu, tapi aku lulus ujian waktu makan sup miso. Jadi sebagai keberuntungan aku memintanya kali ini.
Apakah aku terlalu khawatir?
Aku pergi ke kamar mandi dua kali, dan mama mengantarku ke SMU dimana ujian diselenggarakan.
Semua orang kelihatan pintar di mataku, membuatku jadi bimbang dan tidak sabar.
Para guru mengantarkan kami ke ruang kelas tempat ujian dilangsungkan.
Ketika aku menaiki tangga, aku jatuh dan kakiku keseleo. Aku berakhir dengan mengerjakan ujian sendirian di kantor perawat. Ini sangat buruk, amat sangat buruk.
Aku menekan jam yang kupinjam dari mama ke telinga dan mencoba untuk tenang.



Keberangkatan

Yay, aku lulus! Mukaku dan mama basah oleh air mata.
Mulai hari ini aku akan mengerahkan semua upayaku dan mencoba sebaik mungkin untuk berteman dengan banyak orang, dan berhati-hati supaya tidak jatuh!!
Makan malam, seperti yang kuminta, hamburger.
Aku sangat gembira seakan-akan aku adalah pahlawan.
Aku lupa semuanya tentang kesakitan karena memaksakan badan yang tak dapat kukendalikan, karene belajar seperti orang gila. Oh, ini adalah perasaan yang menakjubkan.
Tapi ada perasaan kesepian. Aku harus memulai dengan keterbatasanku. Ketidakmampuanku mengendalikan diri menjadi semakin jelas. Bahkan jalanku tidak stabil. Ketika aku akan menabrak seseorang, aku tidak dapat segera menghindar.
Aku akan mulai berjalan di tepi lorong. Aku mungkin akan menjadi pusat perhatian teman-teman baruku. Ini bukanlah hal yang dapat kusembunyikan, jadi kurasa sebaiknya aku mulai menjadi diri sendiri saja dari awal. –Atau itulah yang kupikirkan di kepalaku, tapi aku cemas. Aku tidak tahu apakah aku mampu bertahan. Aku cemas apa yang akan terjadi pada olahraga.


Satu Kata dari Mama

“Kehidupan SMU-mu tidak akan mudah. Mungkin akan ada beberapa kesulitan, dikucilkan dari hal-hal kecil dan dilihat berbeda oleh orang lain. Tapi setiap orang hidup dengan sedikitnya satu atau dua kesukaran dalam hidupnya. Jangan pikir bahwa kamu tidak beruntung. Kamu dapat melewatinya jika kamu memikirkan orang-orang yang lebih tidak beruntung darimu.”
Aku bicara pada diriku sendiri, hmmm aku mengerti. Mama mungkin lebih menderita dariku. Mama bekerja dengan memikirikan orang yang membutuhkan bantuan dan menderita. Ketika aku memikirkannya, aku dapat menerima masalahku tanpa mengeluh. Untuk kedua orangtuaku, aku, dan masyarakat, aku memutuskan untuk terus melakukan yang terbaik dengan harapan dapat hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Search my Blog