Minggu, 28 Agustus 2011

Sinopsis My Princess Episode 10

Hae Young datang, dengan tatapan yang tak pernah lepas dari mata Lee Seol, walaupun Yoon Ju berlari memeluknya. Begitu pula dengan tatapan Yoon Ju, yang lurus ke belakang Hae Young, walaupun Hae Young berada di depannya.


"Apakah kau sudah lama menunggu?"



"Tak masalah. Aku tahu kau pasti akan datang."


“Udara sangat dingin, kenapa kau tak menunggu di dalam?”


"Aku ingin secepatnya bertemu denganmu."

Hae Young tahu permainan apa yang sedang dimainkan Yoon Ju. Dengan suara yang lebih pelan, Hae Young bertanya, apakah Yoon Ju ingin tahu -diantara mereka berdua- siapa yang sebenarnya ingin datang menjemputnya? Karena itu bukan dia.

Yoon Ju juga tidak bodoh. Ia tahu kalau ini adalah pertunjukkan Hae Young untuk Lee Seol, agar Lee Seol tahu kalau Hae Young masih mempedulikan/menyayangi Yoon Ju (terlepas dari kenyataan bahwa Yoon Ju telah menolaknya). Dan Hae Young berhutang padanya karena ia mau mengikuti permainan ini.

Yoon Ju, bukannya ini adalah permainanmu?

Dengan seromantis mungkin, Hae Young meraih tangan Yoon Ju (bukan pergelangan tangannya) dan beranjak pergi. Lee Seol yang tak menerima ‘kenyataan’, mencoba menahan Hae Young dan mengaku,


"P, jangan pergi. Aku memintamu jangan pergi, P."
Hae Young sedikit ragu, tapi kemudian membulatkan tekad dan pergi meninggalkan Lee Seol yang patah hati. Begitu juga Jung Woo.
Yang meninggalkan, pergi dengan hati yang berat. Karena walaupun Yoon Ju yang dibawa pergi, ia melihat betapa Hae Young sangat menyukai Lee Seol.

Dan yang ditinggalkan, merasa patah hati. Jung Woo mengajak Lee Seol makan makanan yang manis karena menurut pengalamannya, itulah cara yang paling tepat untuk mengatasi patah hati. Lee Seol, kembali ke Lee Seol yang asli, setuju asalkan Jung Woo yang mentraktir.


Senang mengetahui kalau Lee Seol dan Jung Woo secara tak langsung mengakui siapa sebenarnya orang yang berada di dalam hati mereka.
Walaupun Hae Young tadi mementaskan drama tragedi ‘Aku tak akan berpaling padamu karena aku mencintai sahabat lamaku’, ia tak bisa berpura-pura tenang saat tahu Lee Seol belum pulang. Telepon Lee Seol tak aktif, begitu pula Jung Woo. Karena khawatir, ia meminta dayang-dayang untuk menghubungi Jung Woo, namun hasilnya tetap sama.


Ia malah menemukan Lee Seol di ruang makan, sedang memasak mie. Saat melihat Hae Young datang, Lee Seol yang masih marah langsung beranjak pergi. Namun Hae Young tak kalah gesit dengan menyuruhnya tinggal untuk mematikan kompor, membuang telur dan memakan mienya, karena bukankah ia tipe orang yang tak suka membuang-buang makanan?


Ia juga menguliahi Lee Seol tentang betapa menggebu-gebunya kemarin saat konferensi pers, Lee Seol mengatakan akan menjadi Putri yang baik. Namun mengapa sekarang ia malah pergi minum-minum dan tidak mengaktifkan handphone (setelah ditinggalkan olehnya)?


"Untuk membuat hatimu panas."

Hae Young menyadari samarannya akan terbongkar, jika Lee Seol tahu ia masih peduli padanya. Maka ia menutupinya dengan berkata,

“Hati pria tak akan terbakar pada wanita yang telah ia tolak.”
Menyebalkan. Tak terbakar?

Lalu apa yang dilakukan Hae Young pertama kali setelah ia bangun? Mengecek me2day (twitter ala Korea) milik Lee Seol dan tersenyum-senyum sendiri melihat foto Lee Seol. Dari update itu, ia tahu Lee Seol baik-baik saja.

Dan ia terlonjak, karena saat memandangi me2day Lee Seol, pemilik akun meneleponnya. Ternyata Lee Seol ingin meminta saran padanya -pria yang ‘hatinya tak terbakar olehnya’- dan memberinya pengakuan,

“Sejak pertama kali aku bertemu denganmu, aku merasakan seperti ada listrik 600 watt yang menyengatku. Aku merasa hidup di dunia ini karenamu.”

Ternyata itu adalah e-mail dari penggemarnya, dan ia sedang menjawab email sejak pagi tadi dan sekarang sudah hampir yang ke-500.Hae Young langsung menutup akses internet untuknya dan mengatakan mulai sekarang Lee Seol tak boleh menjawab pertanyaan tentang apapun juga. Karena semua jawaban pasti akan berdampak politis baginya. Seperti, bis atau taksi, merah atau biru, makanan asing atau lokal.


Dan seperti gaji atau minta naik gaji; I Pad atau teleprompter; monarki atau penetapan langsung.

Lee Seol akhirnya memahami maksud Hae Young. Tapi apakah ia boleh menjawab pertanyaan ‘Apakah P orang baik atau orang jahat?’. Apakah pertanyaan ini juga berdampak politis juga?



Hae Young yang merasa dipojokkan, mengalihkan pandangannya dari Lee Seol dan menyuruhnya untuk tidak menjawab karena pertanyaan itu adalah pertanyaan yang paling bisa dipolitisasi. Jadi Lee Seol tak boleh menjawabnya.


Dan Hae Young juga menyuruhnya untuk tak pergi atas persetujuannya. Fiuh.. untuk seorang yang hatinya ‘tak akan panas pada wanita yang telah ditolaknya’, Hae Young sungguh-sungguh posesif.

Presiden ingin menarik Putri dalam sayap (partainya), maka ia memanggil Hae Young untuk meluangkan waktu Putri dengannya untuk tampil di publik. Hae Young yang sudah tahu taktik Presiden mengatakan bahwa Putri belum siap tampil di publik. Walaupun sedikit ragu, Presiden akan menuruti saran Hae Young saat ini.


Ayah Yoon Ju menemui Yoon Ju, dan menasihatinya agar ia meletakkan ambisinya (menikah dengan Hae Young dan menginginkan asset Dae Han agar tetap di tangan Hae Young). Ia menduga kalau ayah Hae Young memiliki andil dalam meninggalnya ayah Lee Seol. Dulu, Hae Young mengikuti nasehat Kakeknya untuk melayani Negara dan ia menjadi Diplomat. Namun sekarang karena Hae Young sudah mengetahui kenyataan bahwa ayahnya mungkin membunuh ayah Lee Seol), ia mungkin sudah berubah. Jadi Yoon Ju juga harus menyerah.



Lee Seol duduk di tempat persembunyiannya, mencoba menghubungi Lee Dan yang terus menerus menuai kegagalan. Ia malah mendapat telepon dari sahabatnya yang menuduhnya sombong dan tak mau bertemu dengannya setelah menjadi Putri.

Lee Seol mengatakan kalau Putri itu pasti sudah gila, dan ia berjanji akan menemuinya hari ini.


Sayang Hae Young mendengar dan bertanya hendak kemana ia pergi. Lee Seol tergagap dan menjawab,

“Aku harus menemani temanku. Ayah .. dari ayahnya.. ayah temanku meninggal dunia”

Hae Young memahami perasaan Lee Seol, karena ayahnya ayahnya ayahnya temannya meninggal. MEMANG DIA BISA DIKIBULI? Hae Young melarangnya pergi dan memberikan daftar buku yang harus dia baca.


Lee Dan menemukan pesan kalau bunga yang dikirim ibunya telah sampai, dan ia marah-marah. Ia menuduh ibunya lebih menyayangi Lee Seol daripada dia, padahal ia telah sekuat tenaga menjadi mahasiswa yang berprestasi bahkan mendapat beasiswa. Ibu menangis meminta maaf pada Lee Dan, karena itu semua salahnya.


Ternyata yang menginginkan Putri menjadi sayap partai bukan hanya presiden saja, tapi juga anggota senat Go yang meminta Yoon Ju untuk mengajak Putri mengikuti salah satu event yang diadakan olehnya.


Semua karakter di sini adalah fiksi, kecuali politikus. Dan di negara manapun, politikus tetap politikus.


Lee Seol bosan akan bacaan yang diberikan oleh Hae Young. Dia malah mengeluarkan memo pesan Hae Young padanya. Tersenyum mengingat semua kebaikan Hae Young, sampai ia membalik kertas itu dan membaca kalau itu adalah e-tiket.


Lee Seol langsung mendatangi Hae Young dan menuduhnya akan mengirimnya pergi lagi. Hae Young yang semula membantah, (memo itu berasal darinya) mengatakan kalau itu adalah tiketnya. Lee Seol tak mengerti apa yang direncanakan Hae Young, dan Hae Young pun tak mau mengatakannya dan mengajaknya untuk mulai pelajaran.


Pelajaran kali ini adalah cara menghadapi pers dan menjawab pertanyaan. Hae Young mengajarkan kalau Lee Seol boleh memilih untuk tidak menjawab pertanyaan yang diberikan. Tapi jangan menjawab sembarangan. Hae Young mulai membombardir pertanyaan seperti warna favorit: biru langit (jangan menjawab sembarangan), Penyanyi favorit: John Park (jangan memberi satu nama), buku favorit : Hasrat Terpendam Presiden Wanita (Huh?)


“Maksudku, karya Tolstoy ‘What Do People Live For’ (Untuk Apa Manusia Hidup?)”


“Mereka hidup untuk erotis, sepertinya. Kau ini bukan Lee-Seol (pengucapan dalam bahasa Korea adalah Yi-Sor) tapi Ero-Seol (Yiro-Sor)”


Hehehe… pantas saja Lee Seol bosan dengan bacaan yang diberikan oleh Hae Young.
Kunci dalam melakukan wawancara adalah ia harus jujur, tapi jangan detail. Jika ia terlalu condong ke satu pihak, pihak lain akan menyerang. Jika ia menghadapi pertanyaan yang susah dijawab, ia dapat menjawabnya dengan diselingi guyonan.
Lee Seol menganggapnya mudah karena ia sangat humoris. Dan Hae Young menantang Lee Seol :

“Putri, mana yang lebih kau sukai : Park Hae Young atau Nam Jung Woo?”

Mata Lee Seol berkedip, dan menjawab:

"Aku menyukai semua pria."

"Kau mau mati?”

Lee Seol malah membentak Hae Young dengan gaya Mishilnya, mengatakan ia tak sopan. Ia akan membiarkan Hae Young hidup jika pelajaran berakhir sekarang.


Hae Young menyindir dan bertanya, apa yang diharapkan rakyat pada keluarga kerajaan, kalau ia mau menghentikan pelajaran yang baru berlangsung 10 menit? Lee Seol malah melupakan semua pelajarannya dan menjawab sekenanya:
Cuaca hari ini sangat bagus.

Bagaimana pendapat Anda tentang kebijakan pemerintah tentang pengangguran? :

Apakah kau ingin berjalan-jalan keluar?
Bagaimana dengan kebijakan tentang utilisasi usia kerja generasi muda? : Aku lapar
Sejak kapan kau menyukai P? : Aku juga haus.


Lee Seol tersentak menyadari pertanyaan terakhir Hae Young yang bermuatan politis. Dan Lee Seol membalasnya dengan menanyai pertanyaan politis lanjutan :”Apakah kau masih menjadi musuhku?
Hae Young menghela nafas, mencondongkan badannya ke arah Lee Seol dan menjawab perlahan,

"Pelajaran hari ini berakhir. Aku pergi dulu.”

Tapi Lee Seol tak mau melepaskan Hae Young begitu saja. Ia ingin Hae Young memberi contoh padanya bagaimana menjawab pertanyaan : Jika Putri masih menjadi musuhnya, apa alasan Hae Young membantunya? Kapan Putri terlihat paling cantik? Apakah kau masih berharap ia tak menjadi Putri?


Hae Young menjawab pelajaran sudah usai. Dan ia pergi meninggalkan Lee Seol.
Jika Lee Seol masih harus belajar lebih banyak lagi tentang cara menjawab pertanyaan, maka sebaliknya dengan Lee Dan.


Saat Jung Woo menelponnya dan meminta untuk bertemu, Lee Dan menghindari pertanyaan Jung Woo dengan balik bertanya. Bahkan jawaban diplomatis pun diberikan Lee Dan saat Jung Woo bertanya apakah Lee Dan memiliki kantong itu, atau dia yang mengambilnya.

Rupanya Lee Dan juga sudah mengambil kelas Hae Young dalam menjawab pertanyaan sulit. Karena saat terpojok, Lee Dan mengatakan kalau ia harus segera pergi untuk mempersiapkan ujian dan harus belajar.


Jung Woo melaporkan hasil pertemuannya pada Lee Seol. Ia menemukan fakta kalau Lee Dan sudah dihubungi oleh seseorang, yang tak menyukai dirinya menjadi Putri. Tapi ia tak tahu apakah Lee Dan memiliki kantong tersebut atau tidak. Jika ya, masalah besar akan muncul, karena jika kantong itu asli, maka tak ada cara yang membuktikan kalau ia adalah Putri yang asli.


Lee Seol diberitahu Yoon Ju kalau akan ada acara di Panti Asuhan tempat ia tinggal dulu, bersama Presiden. Dengan naifnya ia menyetujui akan hadir di sana, dan mulai mempersiapkan makanan yang akan dibawanya ke Panti Asuhan bersama Gun. Gun dengan senang hati membantunya, bahkan mencicipi makanan yang dibuat Lee Seol dengan cinta, jika saja Tuan ‘pencemburu yang hatinya tak terbakar’ datang.


Gun yang tak mau mendapat masalah, mengedipkan mata pada Lee Seol dan buru-buru kabur. Hae Young memarahi Lee Seol yang memutuskan datang ke panti asuhan tanpa berunding dulu dengannya. Ia menilai Lee Seol belum siap untuk pergi keluar hanya berbekal sup (bukannya ketrampilan berbicara dan membawa diri seperti yang diajarkannya tadi). Ia tak akan mengijinkan Lee Seol untuk pergi kemanapun juga.


Lee Seol berbalik membentak bahwa dia bukan milik Hae Young, tak ada cinta di antara mereka, jadi ia tak berhak melarangnya. Hae Young nampak stress menghadapi gadis naïf yang keras kepala di depannya. Dipandanginya Lee Seol, sampai Lee Seol salah tingkah.

Untuk menutupi rasa canggungnya, dengan gaya sageuk Lee Seol mengatakan karena saat ini ia memegang pisau, maka ia adalah Jang Geum. Namun ada perbedaannya, karena Hae Young bukan pasangan hidupnya, dan Ji Jin Hee (actor yang memerankan pasangan Jang Geum) tak ada di sampingnya untuk melindunginya. LOL, dan ‘Jang Geum’ pun mendendangkan Onnara onnara…


Hae Young tak dapat menutupi kekesalannya. Bagaimana mungkin gadis ini memahami politik yang keji jika referensinya adalah Mishil dan Jang Geum?


Ia menyuruhnya segera membereskan semua, dan Lee Seol tetap tak boleh ke Panti Asuhan. Ia tak mau mendengar argumentasi Lee Seol lebih lanjut dan segera pergi.

Lee Seol mendatangi Yoon Ju dan bertanya bagaimana mungkin Hae Young melarangnya pergi, bukannya mereka adalah satu paket (pasangan yang tak menyetujui dirinya menjadi Putri)? Yoon Ju mengatakan bahwa ia akan membujuk Hae Young agar menyetujuinya. Lee Seol yang curiga kemudian malah membatalkan acara tersebut dengan alasan ia mendapat firasat buruk jika Yoon Ju mengijinkannya. Dan ia segera merubah rencananya.


Dan rencana tersebut adalah mengundang anak-anak itu ke dalam istana. Yoon Ju yang mengetahui perubahan itu membiarkannya namun memperingatkan dayang-dayang kroninya agar Hae Young tak boleh mengetahui hal ini.


Tapi Yoon Ju tak perlu khawatir karena Hae Young sedang pergi menemui Kakek Park untuk memastikan apakah ayahnya yang membunuh ayah Lee Seol, atau ini hanyalah kesalahpahaman semata. Kakek juga ingin hal ini sebagai kesalahpahaman, tapi sepertinya tidak.


Lee Dan yang datang menemui Yoon Ju, bertanya apakah Yoon Ju (yang dulu pernah bekerja sebagai kurator) dapat membantunya akan kantong kerajaan? Yoon Ju tak suka pada Lee Dan yang bersikap sok di hadapannya (Ia lebih suka IA yang sok di depan yang lain). Ia mengatakan kalau memang Lee Dan mempunyai kantong itu, lebih baik keluarkan sekarang dan ia akan membayar mahal untuk kantong tersebut.


Lee Dan sadar kalau tujuan mereka kelihatannya saja sama tapi ternyata berbeda. Tujuan mereka sama-sama ingin menjadi pusat perhatian. Jika kantong itu dipegang Lee Dan, maka ia mungkin bisa menjadi Putri dan menyingkirkan Lee Seol, sementara jika kantong itu dipegang Yoon Ju, sebagai kurator ia akan mendapat pengakuan yang tinggi dan juga menyingkirkan Lee Seol. Maka Lee Dan pun memilih meninggalkan Yoon Ju dan menuju ke orang lain yang lebih dia percayai.


Yaitu Profesor Nam Jung Woo. Walaupun ia adalah dosen Lee Seol, tapi kecintaannya terhadap barang-barang arkeologis lebih menjadikan Prof. Nam sebagai orang yang lebih kredibel dan obyektif (dia membenci Yoon Ju karena Yoon Ju tak punya etika dalam memburu surat kerajaan yang sama-sama mereka cari di masa lalu-Ep.1).

Dan penilaian Lee Dan benar. Karena Jung Woo begitu terkesima dengan kantong yang diberikan olehnya, dan berjanji akan memeriksa barang tersebut.

Hae Young kaget melihat Lee Seol mengundang anak-anak panti asuhan. Tapi ia tak bisa marah karena secara teknis Lee Seol tidak melanggar larangannya. Hae Young tak mempermasalahkan hal ini, sampai pengawal memberitahukan kalau Presiden sudah hadir. Tentu saja hal ini sudah direncanakan oleh Yoon Ju, yang beradaptasi dengan perubahan yang dilakukan oleh Lee Seol.
Dan sesuai perkiraan Hae Young, Lee Seol tak siap dengan Presiden dan wartawan yang datang. Berbagai pertanyaan dilontarkan, dimana jawabannya bukan pertanyaan benar dan salah. Lee Seol panik dan menoleh pada Hae Young, meminta bantuannya.

Hae Young mendesah, berpikir sejenak, kemudian menuju ke tengah ruangan dan berkata,


“Saya Park Hae Young, berterima kasih pada semua wartawan yang hadir untuk meliput kegiatan Putri. Saya ingin menekankan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh Putri ini, tak memiliki hubungan politis terhadap partai tertentu. Sejak saat ini, keluarga kerajaan akan mempertahankan sikap tak berpihak pada partai politik tertentu. Dan saya tak akan mengijinkan orang lain menghancurkan sikap apolitis kerajaan tersebut. Maafkan kami, tapi Putri memiliki agenda kegiatan lain setelah ini.”

Hae Young kemudian menarik Lee Seol pergi, tak mempedulikan pertanyaan wartawan yang mempertanyakan wewenang apa yang diimiliki Hae Young sehingga ia berani memberi pernyataan seperti itu.


Lee Seol pun mempertanyakan hal itu. Kenapa Hae Young begitu sensitif terhadap kegiatan amal yang dia lakukan. Hae Young bertanya balik, sebenarnya ia baik hati atau bodoh, sih? Dan Hae Young menjawab sendiri kalau Lee Seol adalah bodoh karena tak merasa kalau ia sedang diperalat oleh Presiden.


Sekarang timbul opini publik tentang kesejahteraan rakyat yang rendah yang menjatuhkan Presiden. Dengan adanya Putri (dimana kerajaan harus disokong oleh dana yang seharusnya bisa dipakai untuk rakyat), maka ia terlepas dari kesalahan tersebut. Dan Putri menjadi alat untuk meningkatkan opini publik tentang dirinya (dan sebaliknya menjatuhkan opini publik Putri).

Apalagi jika mereka tahu kalau panti asuhan ini adalah panti asuhan tempat ia tinggal semasa kecil dulu, maka tudingan itu tak hanya mengarah pada Lee Seol, tapi juga panti asuhan.Lee Seol tak tahu mengenai hal rumit ini.


Hae Young yang baru saja menemui kakeknya, mengungkapkan rasa frustasi pada ayahnya pada Lee Seol, “Jangan seperti ayahmu, selamanya dijadikan alat oleh orang lain dan hanya menjadi boneka. Menyedihkan, tahu tidak sih?”
Lee Seol merasa kata-kata Hae Young keterlaluan. Tapi Hae Young tak peduli. Karena yang baru saja ia lakukan juga sudah keterlaluan, diluar akal sehatnya sendiri.


“Aku adalah seorang abdi Negara. Tapi untukmu, kau tahu apa yang baru saja aku lakukan? Siapa yang telah aku hina? Apakah kau benar-benar tak tahu?”
Lee Seol tercengang menyadari implikasi tindakan yang baru saja ia lakukan, namun tak bisa berkata apa-apa.


Bahkan ia tak berani mengetuk pintu kamar Hae Young. Karena dia, Hae Young kehilangan warisannya. Karena dia pula, besar kemungkinan jabatan diplomatpun akan melayang. Lee Seol kembali ke kamarnya, termangu dan menangis menyesali semua kejadian ini.




Profesor Nam Jung Woo mendapat kabar bahwa kantong itu adalah kantong asli. Dia hanya tersenyum nanar saat menerima ucapan selamat dari rekan kerjanya.


Di dalam kamar, Hae Young tampak menimbang semua kemungkinan yang ada. Kemudian ia berjalan menuju kamar Lee Seol, tak mempedulikan Yoon Ju yang datang menanyainya.
Sesampainya di depan kamar, ia mengetuk pintu Lee Seol. Ditunggunya sampai Lee Seol membuka pintu, dan ia berkata,


“Aku ingin bertanya padamu, bisakah kalau kau tidak menjadi Putri? Apakah kau harus menjadi Putri? Dapatkah kalau kau tak menjadi putri, dan sebagai gantinya… hidup sebagai wanitaku (milikku)?”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Search my Blog